Chapter 2 - Bab 2

Sesampainya di rumah hari sudah malam anak - anak mereka sudah tidak terlihat mungkin mereka di dalam kamar.

Pak Dirga dan istrinya selesai makan malam mereka duduk di ruang tengah ingin mendiskusikan pembicaraan mereka yang mungkin akan sedikit menguras tenaga.

Pak Dirga mangatakan jika pak Bayu ingin menikahkan anak mereka besok lusa. Tentu saja istrinya menolak bagaimana pun anaknya masih sekolah dan masa depan nya masih panjang.

Lagian dia tidak mungkin membuat anaknya menikah muda dan Valencia pasti menolak.

"Bu coba pertimbangkan lagi pak bayu sudah banyak membantu kita, ayolah bu kita memenuhi keinginan terakhirnya." bujuk pak Dirga kepada istrinya

"Tapi pak Valencia masih sekolah dan usianya masih sangat muda untuk berumah tangga." jawab bu Sinta sedih

"Pokoknya Valencia harus menikah dengan anak pak bayu Titik." jawab pak Dirga tegas lalu pergi

Sedangkan Sinta masuk kemar anak gadisnya yang terlelap dalam tidurnya dia sedih tapi keputusan suaminya sudah bulat dia tidak bisa apa - apa karna selama ini suaminya itu tidak suka di bantah.

Siapa yang tidak sedih melihat anaknya yang masih mudah tapi harus menikah. Tidak masalah jika andai kata sudah lulus dari kuliah tapi ini masih SMA meski sebentar lagi lulus tapi dia juga pasti ingin seperti teman - temannya yang ingin menikamati masa mudahnya. Apa ini suaminya sudah tidak waras meski keluarga mereka dekat dengan pak bayu tapi dia tidak mungkin tega melihat anaknya menikah muda.

Setelah Pak Dirga berbicara dengan istirnya ia sudah mengambil keputusan jika anaknya akan menikah besok lusa. Dia lalu menelpon pak Bayu yang masih di rumah sakit.

"Halo pak Bayu, Istri dan anak saya sudah setuju dengan rencana kita. " kata pak Dirga

"Terimakasih pak Dirga saya sangat senang mendengarnya." kata pak Bayu

" Say juga senang, kita tinggal tunggu pak penghulu saja. Besok lusa akan saya pastikan untuk membawa anak saya kerumah sakit." jawab pak Dirga

"Akhirnya kita bisa menjadi keluarga pak." jawab pak Bayu yang selama ini yang sudah dekat dengan keluarga pak Dirga.

"saya juga bahagia bisa menjadi bagian dari keluarga kalian. Jangan terlalu banyak pikiran dan semoga cepat pulih kembali" jawab pak Dirga.

Setelah menyelesaikan percakapan mereka dan menutup sambungan telponnya. Pak Dirga lalu menelpon pihak sekolah dia mangatakan bahwa intan izin sekolah selama empat hari untuk tidak masuk sekolah, dia mengatakan ada acara keluarga yang tak bisa di tunda. Pihak sekolah pun tidak bisa menolak dan mengizinkannya tanpa bertanya lagi.

++++

Di lain tempat di perusahaan seharusnya Gabriel sudah pulang karna ini sudah larut malam sedangkan jam kantor hanya sampai sore.

Gabriel tak bisa berkonsentrasi bekerja ia terus memikirkan permintaan ayahnya yang terlihat konyol, dia tidak tau harus seperti apa sedangkan dia sudah punya kekasih ia tidak mungkin menyakiti wanita itu bagaimana pun mereka sudah menjalin hubungan cukup lama.

"Apa yang harus aku lakukan? Aku bahkan belum perna melihat anak pak Dirga dan dia seperti apa ? Guman Gabriel di dalam ruangannya dia merasa pusing memikirkan permintaan ayahnya.

Tidak berapa lama kemudia, gadis cantik masuk tanpa mengetuk pintu masuk kedalam ruangan Gabriel siapa lagi kalau bukan kekasihnya Naila. Gabriel membiarkan gadisnya itu masuk sesuka hati kekantornya. Naila melihat kekasihnya itu seperti ada masalah.

"Ada apa sayang ? Tanya Naila yang melihat Gabriel tidak seperti biasanya yang akan selalu tersenyum jika melihat nya datang.

Gabriel yang di tanya seperti itu tidak mungkin jika dia mengatakan kalau di jodohkan dengan anak ayahnya.

"Tidak apa - apa hanya saja penyakit ayahku makin parah. " jawab Gabriel tenang

"Maaf yah sayang aku belum bisa menjenguk ayahmu karna akhir - akhir ini job saya makin banyak. " jawab Naila yang sok perihatin itu.

Bukan kah itu semakin bagus jadi jika ia cepat mati Biar tidak ada lagi yang menghalangi rencana dia untuk menikah. Batin Naila berbicara

Naila pun senang mendengarnya dan tersenyum licik mendengar jawaban Gabriel tadi. Ia memang memang membenci ayah Gabriel karna belum merestui hubungan mereka.

Sedangkan Pak bayu memang belum memberi restu karna dia tau Naila bukan lah wanita baik - baik dia menjadi model majalah itu juga dia tau kalau hasil dari tubuhnya yang di berikan kepada laki - laki agar dia bisa tenar. Hanya saja pak Bayu tidak mengatakan itu pada anaknya biarlah anaknya nanti mengetahui sendiri perbuatan kekasihnya itu ternyata tidak lebih dari seorang jalang.

Itu lah mengapa dia ingin menikahkan anaknya dengan seorang sahabatnya karna dia tahu anak sahabatnya itu seperti apa dan dia juga ingin menjauhkan anaknya itu dari wanita ular.

" Tidak apa - apa sayang. Ada apa kamu kesini? " jawab Gabriel yang sudah duduk di sofa dalam kantor di ikuti rosa yang duduk di pangkuannya.

" Aku hanya merindukan mu, sudah seminggu kita tidak bertemu apa kamu tidak merindukanku ?" tanya Naila yang Manja

"Siapa bilang tidak merindukan mu, sudah malam yuk kita pulang, dan makan di luar sudah lama kita ga makan berdua." jawab Gabriel mengandeng tangan Naila untuk keluar dari kantornya.

++++

Di meja makan saat sarapan pagi di rumah pak Dirga bersama keluarga nya.

Pak Dirga tiba - tiba berbicara kepada Valencia yang membuat dia terkejut bukan main.

"Valencia besok lusa kamu akan menikah dengan anak sahabat bapak" ucap pak Dirga.

Yang membuat Valencia terkejut tidak percaya apa yang di katakan bapaknya itu.

"Bapak Valencia masih sekolah, Bapak bercanda yha? " Jawab Valencia tak percaya

"Bapak serius lusa kamu ikut bapak kerumah sakit. Kamu tahu kan bapak tidak suka di bantah" jawab Pak Dirga Tegas

"Tapi pak gimana dengan sekolahku sebentar lagi aku akan ujian"

" kamu masih bisa sekolah dan kuliah pun kamu masih bisa sudah lah kamu habiskan makananmu dan berangkat ke sekolah" Ucap pak Dirga yang tidak ingin di bantah.

Keputusannya sudah bulat dia juga sudah janji kepada sahabatnya jika dia akan membawa anaknya lusa untuk menikah di rumah sakit.

Valencia berusaha untuk menelan makannya meski terasa sangat hambar dia masih tidak percaya bahwa ia  akan di nikahkan oleh bapaknya yang notabenya masih sekolah. Ia ingin sekalih menangis tapi itu tak mungkin apa lagi ada bapakanya.

Bapaknya tak bisa ia bantah dia tidak akan segan - segan memberikan hukuman kepadanya jika melakukan hal yang tak ia sukai oleh bapakanya bahkan pacaran pun ia di larang oleh bapak nya dengan alasan biar dia pokus sekolah tapi dia malah harus menikah dengan anak sahabat bapaknya yang tak di kenalnya. Dia hanya bisa pasrah karna itu sudah keputusan bapaknya.

Bahkan ibunya tak mengatakan apa - apa mungkin dia sudah mengetahui nya dia tidak ingin meikirkannya. Ia hanya ingin berangkat kesekolah hari ini dan curhat kepada sahabatnya.