"Lo salah sasaran bitch" suara berat itu kembali membuat kantin hening
"Lexi? Kamu kenal dia?"Tanya Laura setengah kaget
"Ternyata bukan cuman hati sama otak yang gak punya,lo juga gak gunain mata lo. Dia udah 2 tahun lebih sekolah di sini, she's my little sister. So! Selamat di keluarkan dari sekolah" Sarkas Lexi dingin
Kaget? Tentu saja. Laura terlihat sangat kaget bagaimana tidak,Lexi adalah incarannya. Ia tahu betul Lexi adalah anak dari pemilik sekolah,bahkan jika di bandingkanpun harta yang keluarganya punya jauh berbeda dari pada milik keluarga Lexi, dan apa ini? adik. Oh shit sepertinya Laura melupakan fakta itu. Pasalnya adik Lexi memang jarang terekspos
"Aku,Aku minta maaf. Aku gak tahu kalo—kalo dia adik kamu?" Ujar Laura panik
"berani nyentuh adik gue?berarti lo juga berurusan sama keluarga gue. Remember, seribu kalipun lo minta maaf semuanya gak bakal mudah kalo udah ngusik keluarga gue" Tegas Lexi
Ze menatap malas kerah Laura,tanpa ingin mengatakan apapun. Ia melangkah pergi meninggalkan kantin,Sungguh bahkan hanya dengan tatapan mata saja semua orang di kantin merasakan hawa dingin dari seorang Ze,sorry ralat. Lexa di mata mereka
Come on,seorang Lexa yang sudah 2 tahun bersekolah di sekolah ini memang jarang terekspos,ruang lingkupnya hanya Meira dan teman sekelas. Ia juga jarang bersama dengan Lexi sang kakak, jadi tidak aneh jika banyak siswa yang terkejut dengan apa yang Lexa lakukan sekarang
"Are you okay" Tanya Lexi
"Sure, don't worry" Jawab Ze dengan senyum tipis
"Ayo ikut kakak" Ajak Lexi dan menggenggam tangan adiknya
"Hmm,kalo gitu gue kekelas duluan yah" Ujar Meira
"Kenapa,lo ikut aja. Bolehkan" Tanya Ze yang kemudian di angguki kakaknya
"Enggak deh, gue ke kelas aja. Bye" Pamit Mei yang hanya bisa di angguki Ze sebagai jawaban
Rooftop
Klise memang,tapi rooftop memang tempat yang sangat nyaman untuk melakukan apapun
"Tadi gimana awalnya,kok bisa gitu. Coba ceritain semuanya sama kakak" Tanya Lexi to the point
"Aku haus" bukannya menjawab Ze justru meminta air
Lexi terkekeh sambil mengacak rambut Lexa,setelah itu memberikan botol minum kepada Lexa
Setelah minum,Ze mulai menceritakan semuanya,yang di dengar baik oleh abangnya dan dua teman abangnya. Yang Ze tidak tahu siapa nama mereka,dan Ze juga tidak perduli
"Mau di ganti seragamnya hmm?" Tanya Lexi sambil memperhatikan seragam adiknya yang kotor
Ze menggeleng "Its ok"
"serius? Wait" Ucap Lexi setelah itu mengambil handphonenya untuk menelpon seseorang
"Bawa seragam buat adik gue,Gak pake lama" tegas Lexi setelag itu mematikan telponnya secara sepihak
"Aisshh...kan aku udah bilang gak perlu,tinggal pake jaket juga udah kelar" Ujar Ze
"Tidak ada bantahan sayang"Tegas Lexi
Seketika Ze merinding mendengar panggilan itu,shit itu sangat menggelikan
"Udah makan"Tanya Lexi
"Udah" jawab Ze berbohong,pasalnya tadi ia tidak menyelesaikannya karena orang menyebalkan tadi
"Kalo kamu bohong,tahu akibatnya"Tegas Lexi sambil menatap Lexa
Ze mengangguk"Gak bohong kok"
"Lain kali,kalo ada yang gangguin kamu. Langsung bilang sama kakak Ok" Ucap Lexi
"Ok"
Ze merasa handphonenya dari tadi bergetar,ia tidak sempat membukanya karena masih kesal dengan insiden lagi di tambah Lexi yang mengajaknya mengobrol jadi ia melupakan handphonenya.
Kak Gerald (Missedcall 50)
Kak Gerry (Missedcall 45)
Damn,apa ini. Ze tidak pernah merasakan di spam sebanyak ini
"Kenapa?"Tanya Lexi
Ze melengkungkan bibirnya kebawah dan melihatkan layar handphonenya
Terlihat Lexi tersenyum tipis,sepertinya abang-abangnya sudah tahu apa yang terjadi dengan Lexa hari ini.
"Ya, mereka akan selalu seperti ini dek."ucap Lexi sambil mengusap kepala Lexa
Akhirnya Ze memutuskan untuk menelpon kembali
"Halo"
"Sayang,kenapa gak angkat telponnya dari tadi kakak telpon gak di angkat,kamu kemana aja.bikin kakak khawatir tau gak"
"Sorry,tadi aku gak buka handphone"
"Kamu baik-baik ajakan"
"Sure"
"Kakak tahu dek, tadi kamu ada masalah di sekolah. Kakak juga udah ambil tindakan kok. Kalo ada apa-apa langsung hubungin kakak atau yang lain. Kakak gak bakalan biarin kamu di ganggu orang lain Ok"
"hmm"
"Udah makan? Makan apa tadi di sekolah? Makan yang aneh-aneh gak"
Ze menghembuskan napas lelah,Sabar Ze sabar ini dunia orang bukan lo "Udah,gak makan yang aneh-aneh"
Terdengar helaan napas lega di sebrang sana "Kalo gitu,kakak tutup telponnya yah. See you dear"
"Hmm bye"
Lexi terkekeh melihat raut wajah adiknya yang terlihat sangat menggemaskan.sungguh Lexa benar-benar anugerah terindah bagi keluarganya. Ia menjadi anak bungsu yang tidak pernah menyusahkan, meskipun tetap ada masa dimana ia membatah. Ia tidak pernah meminta hal yang aneh kepada kelurganya ia tidak pernah menuntut banyak hal, apa yang di berikan maka itu yang ia pakai. Sungguh bagaimana keluarganya tidak overprotective kepadanya jika Lexa benar-benar sebaik itu
"Nanti pulang di jemput yah, kakak ada jadwal ekskul. Gak bisa pulang bareng,gapapa?" Ucap Lexi
Ze mengangguk "Its ok,aku udah gede kak"
⏳
Ze menunggu jemputan di halte depan sekolahnya,di temani Meira yang tujuannya sama dengannya
"Lo tahu,tadi di kantin lo keren banget" Ujar Mei menggebu
Ze menghela napas malas, "Lo tahu ini udah ke 6 kalinya lo bahas itu Mei"
"Ya abisnya,gue kaget. Bisa bisanya lo yang jarang banget ngurusin urusan orang bisa keren kayak tadi" Ujar Mei
"sekali-kali emang harus di kasih tahu,sebelum tambah besar kepala" Ucap Ze yang di angguki setuju oleh Meira
"Kayaknya jemputan gue udah dateng,lo gapapa kan sendiri?atau mau sekalian bareng sama gue?" Ucap Mei
"Gak papa kok,santai aja. Lo duluan aja"jawab Ze
"Ok kalo gitu,bye"Pamit Mei yang di angguki Ze
Ze membuka handphonenya saat merasa bergetar tertera nama pak supir di layar hpnya
"Iya halo"
"Maaf non,bapak agak telat. Ini ban mobilnya kempes di tengah jalan jadi bapak mau tambal dulu,gak papa non?"
"Oh iya pak,gak papa. Biar aku tunggu aja"
"Yowess,non"
Ze kembali mematikan handphonenya tapi tiba-tiba perutnya merasa sakit,sangat sakit. Sungguh Ze bahkan tidak pernah merasakan sakit perut sampai sesakit ini
"Arghh, gue kenapa.Shhhh" Ringis Ze sambil memegang perutnya kuat kuat
Ze kembali membuka handphonenya dan menekan nomor siapa saja yang tertekan,sungguh Ze sudah tidak tahan lagi.
"Ha—halo"
"Ya"
Ze sedikit mengintip siapa yang ia telpon,ternyata tertera nama bang Gavin di hp nya" bisa jemput aku gak,supirnya bakal telat jemput aku—"
"Gak bisa,lagi sibuk. Tinggal tunggu aja kenapa sih, pulang sendiri juga bisakan, udah gede jangan selalu nyusahin orang" ucap Bang Galvin di sebrang sana dengan dingin
Deg~
"What the f—"
⏳