Setelah membersihkan badan Ze turun ke bawah tapi tidak menemukan siapapun,Ze menghembuskan napas malas
"Ck! Kapan gue bisa balik,kangen juga sama karen" gerutu Ze
Ze mengambil minum,dan berjalan tanpa arah.sampai langkahnya memelan saat melihat Gavin sedang duduk santai dengan tab di tangannya
Ze hanya melihatnya sekilas setelah itu berjalan cuek seperti biasa seolah tidak perduli
"Kak ger" Panggil Ze kepada Kakak ketiganya yang sedang berolahraga di halaman belakang
"Morning dear, come here" Instruksi Gerry sambil melambai tangan
Sebenarnya Ze merasakan bahwa kakak pertamanya sedang menatapnya tajam,tapi Ze tidak perduli. Ayolah,sudah tahu bukan bahwa Ze bukan orang yang mudah memaafkan. Ze masih kesal karena kejadian kemarin
"Udah mendingan hmm?" Tanya Gerry sambil mengelus rambut Lexa
Ze mengangguk "Sure,i'm just tired. Don't worry"
"No, kamu masuk rumah sakit kemarin. Gimana kita gak khawatir" Ujar Gerald yang juga ada di sana dengan Lexi
"Mau jalan-jalan gak dek?" Tanya Lexi bersemangat
"Boleh?"tanya Ze
"Ya,why not" ucap Gerald
"Tapi adek baru sembuh kak,jangan di ajak jalan-jalan dulu nanti kecapek'an lagi"Ucap Gerry
Ze menggeleng pelan "Enggak ko,aku sehat seratus persen sehat. Jadi dong jalan-jalan nya yah, ya ya ya"
Gerald dan lainnya terkekeh melihat ekspresi Lexa"Sure. Kita gak bisa nolak kalo udah kayak gini"
"Tapi ijin dulu sana Mommy sama Dady juga ok...and kak Gavin juga"Ucap Gerald
"Hmmm,Ok. Tapi kok aku gak liat Mommy sama Dady?" Jawab Ze
"mereka lagi jogging, bentar lagi juga pulang" Ucap Lexi
"Kalo gitu,ijin sama Kak Gavin aja dulu. Mumpung orangnya ada,soalnya dia bisa tiba-tiba sibuk" Ucap Gerry
Ze mengangguk menyetujui. Setelah itu melangkah untuk meminta ijin kepada anak pertama yang terlihat angkuh itu,Ze berharap tidak ada kata-kata kasar yang keluar dari mulutnya. Bukan apa-apa sekarang ia menjadi Lexa bukan Zephyra
"Hmm...hai" see,Ze akan sekaku itu...jika first imppression nya kurang baik
Gavin hanya menatap Lexa sekilas kemudian kembali sibuk dengan Tab yang sedari tadi ada di tangannya
"Just a few minutes, so can you hear me?" Ze kembali membuka pembicaraan
"Hmm"
"Aku ijin mau pergi jalan" ucap Ze to the point
"No" jawab Gavin singkat dan tegas
Ze jelas membulatkan matanya "Why?"
"kalo enggak ya enggak,jangan banyak tanya" Tegas Gavin
"aku baru tanya sekali" Kesal Ze
"Udahkan? Kamu bisa kembali ke kamar kamu" Ucap Gavin dingin
"Ok"
⏳
Ze sudah siap dengan bajunya yang rapi, tidak lupa senyum tipis terulas di wajahnya, ya. Ia tetap pergi meskipun kakak pertamanya tidak mengijinkan, Ini Ze. Dia tidak akan lemah hanya dengan kalimat No, dia akan membantah selama itu memang baik untuknya. Ia tidak suka bertele tele, selama ia sudah meminta ijin. Dan masalah di ijinkan atau tidaknya Ze sama sekali tidak perduli
"Mau kemana" Tanya Gavin yang tiba-tiba datang
"Jalan" jawab Ze seadanya
"You not hear me" Geram Gavin
"I'm hear you" jawab Ze cuek
"So?"
"So?...aku udah ijin, dan gak di ijinin. Yaudah selesai" Jawab Ze masih sesantai sebelumnya
"Kenapa masih berangkat kalo gak di ijinin" Tanya Gavin sambil menggeram rendah
"Selama Mommy sama Dady ngijinin why not" Ujar Ze cuek
"So kamu anggap saya apa?" Geram Gavin
"Terserah, mau di anggapnya apa? Kakak bisa, keluarga bisa, sepupu juga bisa. Tapi dari semua itu apa pantas di sebut keluarga ketika gak mau meskipun sekedar bantu adiknya sendiri? Ah...ok, sibuk? Alasan yang sangat masuk akal. And of course aku enggak bisa mengganggu dan menyalahkan orang sibuk. Simpel, kita hanya perlu memberi kalo pengen dapet feedback" Ujar Ze dingin setengah sarkasme
See. Inilah Zephyra. Ucapan dingin setengah sarkasme itu seolah menjadi ciri khasnya
"LEXA ANDRA WINATA. Di ajarin siapa ngomong kayak gitu" Desis Gavin
"Gak belajar, panggilan hati aja" Jawab Ze cuek sambil mengendikkan bahu
Oh,damn. Tuhkan jika Ze sudah kesal ya seperti ini
Plak~
Ze memainkan lidah di pipi dalam yang baru saja di tampar, rasanya sangat panas
Dan semua orang mendekat, termasuk kedua orangtuanya
"Ada apa ini?" Tanya Dady
"Gak tahu diri" Cibir Gavin sambil menatap datar ke arah Ze
Ze hanya menatap datar semuanya sambil mengulas smirk
"Terus tahu diri menurut kamu kayak gimana, diem aja atau terus tunduk dan perlahan semua hak aku hilang? Jelasin! Cuman ngomong kasar, berprilaku kasar, nganggep aku orang gak berguna, gak pantes ada di sini, dan apa lagi huh. Dan kamu pikir kamu yang paling benar, kamu yang paling hebat, dengan cara ngelakuin hal-hal kasar kayak gitu?, next time the brain must also be used." Sarkas Ze
"Aku juga gak tahu, aku gak tahu harus kayak gimana. Di perlakukan kayak gini sama kakak sendiri, sakit. Bahkan kalo Aku bisa ngomong langsung sama tuhan, Aku juga gak pernah minta kok buat di lahirin. Stop, berhenti berprilaku kayak gini sana aku, aku bisa pergi dan kamu gak bakal liat aku lagi" Ujar Ze dingin sambil menatap datar ke arah Gavin
"Sayang jangan ngomong kayak gitu" Ucap Momy berusaha menenangkan
"Gavin apa yang kamu lakuin sama adik kamu" Tanya Dady mendesak
Gavin terlihat menatap lurus ke arah Lexa,terlihat sedikit raut wajah menyesal, Shit! Ze sama sekali tidak perduli
"So soan mau pergi, lemah. Dikit dikit nangis, bisa apa? Gak sampai sehari juga udah pulang lagi" Cemooh Gavin
"See, kamu juga orang yang selalu menyepelekan orang lain" Sarkas Ze
Bughh~
Pukulan mendarat tepat di pipi Gavin,semua orang kaget tapi tidak dengan Ze. Ia sangat benci drama keluarga seperi ini. Ahhh sial, masuk jiwa orang ribet banget anjirr
Ze hanya menatap semua orang disana sekilas setelah itu melangkah untuk pergi ke kamarnya
"Mau kemana? Selesai'in dulu nak" Ucap Mommy
"Dengan cara dia jelek-jelek'in aku? Gak bakal selesai-selesai Mom" Ucap Ze sambil terus berjalan
"Gerry, ikutin adik kamu. Nanti dia beneran nekat kabur" Ucap Mommy
"No Mom, its ok. Aku cuman butuh waktu sendiri"Ujar Ze masih sesantai sebelumnya
⏳
Pagi menjelang, yang pertama kali Ze lihat bukan kamar milik Lexa tapi kamar dengan dominan cat biru langit plus wallpaper awan di langit-langit kamar.Sangat pas dengan Meira yang memang ceria
"Morning Xa"Sapa Mei
Ya,Ze tidak pernah main-main dengan apa yang ia katakan. Ketika ia harus pergi maka Ze akan melakukan itu. Masalah tempat tinggal dan makan ia bisa mencari nya sendiri
Ze pergi tanpa membawa dompet atau semacamnya,ia hanga membawa beberapa baju dan handphone,mungkin ini sedikit kekanakan but lebih baik seperti ini daripada ia harus menghadapi kakak pertamanya yang sangat membuatnya emosi.
"Gue ijin gak sekolah yah" Ucap Ze
"Lah mau kemana?gue kira lo nginep biar bisa berangkat sekolah bareng" Tanya Meira
"Ada urusan, dan gue juga nginepnya semalam doang. Kalo kakak gue nanya. Jawab aja kayak barusan,thanks btw" Ucap Ze
"Sure,but. Are you okay?" Tanya Mei
"Sure,gue sangat baik. Jangan khawatir,gak lama kok gue ijinnya" Ucap Ze meyakinkan
"Serius?"Tanya Mei dengan tatapan menyelidik
"Ada ekspresi bohong gak di muka gue" tanya Ze yang di jawab dengan gelengan kepala oleh Mei
••
Sedangkan di dalam rumah yang di kepalai oleh Andra sedang kelimpungan mencari anak bungsu mereka. Bagaimana tidak kamar Lexa terlihat sangat rapi seperti telah di tinggalkan beberapa jam lalu
"Ini gara-gara kamu, Mommy gak mau tau. Cari dia sampai ketemu kalo enggak Mommy gak bakal maafin kamu"
"Keep calm, nanti sore juga udah pulang. come on we got her "Ucap Gavin santai
"tenang kata lo kak? Mikir lah" Geram Gerald yang hanya di tatap sekilas oleh Gavin
"Dari pertama, kakak emang biang masalahnya. Adik selalu berusaha deketin kakak karena kakak tiba-tiba bersikap buruk sama Adik. Berapa lama kak, berapa lama Adik berusaha biar hubungan kalian bisa lebih baik,tapi makin sini kakak bukan makin sadar justru malah makin keterlaluan, apasih salah Adik? Soal kecelakaan itu? Persetan kak. Bahkan bisa aja adik juga punya rasa sakit yang lebih dari kakak,ternyata jadi anak pertama gak membuktikan dewasa. Pantesan adik udah muak sama kakak" Desis Lexi geram.
Shit, Gavin benar benar sangat santai. Laki-laki itu terlihat sama sekali tidak bersalah.