Suara kaca pecah berdenting dengan keras di telinga Ze membuat Ze dengan cepat bangun karena merasa kaget
Dan yang lebih membuat Ze kaget adalah ia berada di kamarnya sendiri. Maksudnya ia sama sekali belum menyelesaikan masalahnya di dunia sana bagaimana bisa?
Ze mengambil posisi duduk dan untuk ketiga kalinya ia di kagetkan di tengah malam seperti ini.
Sosok pria jangkung dengan kulit sawo matang sedang menatapnya canggung sambil menggaruk kepala belakangnya pelan bergantian dengan pecahan kaca dari lampu belajar milik Ze yang sepertinya pecah di sebabkan laki-laki itu
Ze dengan sigap membawa tongkat baseball dan bersiap memukul laki-laki itu
"Eh...ehh jangan pukul, dengerin dulu penjelasan gue" laki-laki itu mundur sambil menyimpan tangannya di depan sebagi jaga-jaga jika saja Ze benar-benar memukulnya
"Lo? Siapa berani-beraninya nyelinap ke kamar gue huh?" Berang Ze dengan marah
"Gue dewa mimpi" jawab laki-laki itu
Ze berdecih "Jangan ngaco syalan"
"Ehh...jangan...jangan main pukul-pukul dong,dengerin dulu penjelasan gue" laki-laki itu tetap berusaha menenangkan Ze
"Gue gak mau tahu,kalo dalam hitungan ke 3 lo belum pergi tulang punggung lo patah malam ini juga" Berang Ze
"Dengerin gue dulu"Ujar laki-laki itu
"1"
"Ze"
"2"
"Zephyra Aileen Eugenia, dengerin gue dulu bisakan!" Ujar laki-laki itu dengan suara berat dan tegas
Untuk pertama kalinya seorang Zephyra di buat terpaku sejenak hanya karena seseorang memanggil namanya dengan lengkap
"Ok,calm down. Simpan dulu tongkatnya duduk tenang di kasur dan gue jelasin semuanya" laki-laki itu kembali berujar dengan nada yang lebih rendah
"Kalo sampai lo berani mace--"
"Gak akan,gue janji." Potong laki-laki itu
Ze menghela napas sebelum akhirnya duduk di tepi ranjang dengan tenang
"Gue, gue seseorang yang bisa ngendaliin mimpi lo. No i mean gue adalah orang yang udah nyeret lo ke dalam dunia gak masuk akal itu" ujar laki-laki itu dengan nada serius
"What?" Ze mengernyitkan dahinya dalam
"Ya. Alasan jelasnya gue jelasin kapan kapan aja yah. Berhubung ini udah jam 1 malem gue pamit undur diri" Ucap Laki-laki itu setelah itu lompat dan berjalan meninggalkan rumah Ze
"Ehh...syalan mau kemana lo" Umpat Ze di balik jendela yang terbuka
"Woii....kalo besok-besok lo sampai berani nyelinap lagi ke kamar gue, siap-siap nyawa lo ilang" Teriak Ze kesal
Ze berdecak kesal saat laki-laki itu hanya mengangkat tangan sambil berjalan memunggunginya. Siapa laki-laki itu? Berani beraninya bersikap seenaknya kepada Ze
"Shit! Bahkan gue gak tahu namanya."
"Ze kenapa kok teriak-teriak. Udah malem belum tidur?" Suara Mommy membuat Ze meringis sesaat
"Enggak,Mom gak papa. Ze mimpi buruk, Ze tidur lagi kok. Good night Mom" Jawab Ze dan ia kembali merebahkan tubuhnya di kasur
⏳
Setelah siap dengan seragam sekolahnya Ze berjalan menuruni tangga untuk sarapan, Ze mengernyit kecil saat mendengar suara piring dan sendok yang berdenting. Bukan apa-apa di rumah ini ia selalu makan sendiri,ya...maksudku sebagai Clayy
Entah bagaimana ceritanya tapi saat Ze kembali terlelap ia juga kembali kedalam dunia milik Clayy, mengingat itu lagi-lagi membuat Ze ingat laki-laki menyebalkan yang menyelinap ke kamarnya
Dia yang udah nyeret gue ke dunia ini?
Hahahah....omong kosong macam apa itu? Emangnya dia siapa? Peri mimpi?
Ck! guea gak bisa di bodohi.
Pria dan wanita paruh baya sedang duduk tenang di kursi meja makan dengan tab di masing-masing tangan keduanya.
Ze hanya mengendikan bahunya pelan,sebelum akhirnya menyapa
"Morning" sapa Ze basa-basi
"Hmm...morning"
"Kalian kapan pulang?" Tanya Ze dan mengambil posisi duduk di salah satu kursi
"Kemarin malam" jawab wanita yang mungkin Clayy sebut mama. Dengan tetap fokus kepada tab di tangannya
Ze hanya mengangguk tipis "Oh"
"Yaudah ayo,makan kok belum di makan?" Ujar Ze basa basi
"Iyah,kamu duluan aja" lagi,kali ini papah Clay yang menjawab dengan mata fokus kepada Tab
Ze lagi-lagi tidak mempermasalahkan itu ia membawa selembar roti setelah itu ia lapisi dengan selai coklat
Tidak ada percakapan apapun, karena dua orang itu masih sibuk dengan gadget nya masing-masing dan Zia hanya menyimak sambil memakan roti
"Clay"
"Ya?"
"Besok Mamah ada kerjaan di luar kota,dua atau tiga hari mamah baru pulang. Kamu gak papa kan di sini sama papah?"
"Ah...kayaknya gak bisa mah,Papah juga ada kerjaan besok langsung terbang ke Singapura. Seminggu papah baru pulang"
"Hmm...ok,its ok. Aku kan selalu sendiri gak papa kok"
"Serius sayang, maaf ya mamah--"
"Maaf? Berapa kali sih aku udah denger maaf dari kalian? Banyak banget kayaknya. So, gak perlu minta maaf kalo mau kerja ya kerja aja, lihatkan meskipun aku sering tinggal sendiri aku baik-baik aja,lagian ada Dikta juga"
"Sayang,maksud mamah--"
"Its ok Mam, kayaknya udah siang aku harus berangkat sekolah. Aku duluan yah"
⏳
Ze semakin badmood karena baru saja membuka gerbang dirinya sudah di suguhkan seorang Dikta yang sedang tersenyum manis yang justru Ze merasa jijik saat melihatnya
"Pagi-pagi udah cemberut, senyum napa senyum"goda Dikta
"Berisik" kesal Ze
"Dih galak? Jangan galak-galak nanti gak ada yang suka" ujar Dikta
"Bodo amat"ketus Ze
"Iyasih,lebih bagus kayak gitu. Gue aja yang suka,jangan orang lain" gumam Dikta yang samar-samar terdengar oleh Ze
"Apa?" Tanya Ze sambil menatap datar ke arah Dikta
"Apa? Gak ada. Ayo berangkat sekolah" Ajak Dikta
"Gak,gue berangkat sendiri" Ketus Ze
"Aku-kamu Ayy" Dikta mengingatkan
"Jangan aneh-aneh,kita berangkat bareng,kan biasanya juga kayak gitu" sambung Dikta
"Di bilang enggak ya enggak" kesal Ze
"Kamu kenapa sih? Kalo ada masalah yaudah sini cerita sama aku" ujar Dikta
"Bacot lo" ketus Ze
"Ayyy"
"Kalo lo masih ngikutin gue,gue pastiin lo gak bisa ketemu lagi sama gue sampai kapanpun"Ucap Ze tegas
"Terus aja ngancem" keluh Dikta
"Ayy...emangnya kamu bisa berangkat sendiri? Ke minimarket aja waktu itu nyasar sekarang kesekolah sendiri? Yakin bisa?" Tanya Dikta
"Bisalah gila. Gue udah gede, kalo gak hafal ya tinggal cari di google maps. Gue gak bodoh" Jawab Ze dengan nada datar
"Ayo bareng aja sama Aku" ucap Dikta yang tidak Ze tanggapi
Ze hanya berdecak pelan sebelum akhirnya,menghentikan taksi yang memang kebetulan lewat di depannya
Ze bergeleng pelan mengingat apa yang barusan Dikta bilang,
Bagaimana bisa Clay nyasar hanya pergi ke minimarket,padahal mini market berada tidak jauh di pertigaan depan komplek
Ze pikir,tidak heran kenapa Dikta kaget dengan sosok Clay yang sekarang. Karena Clay yang Dikta kenal adalah Clay si manja,cengeng,bodoh,lemah lembut yang justru kebalikan dari seorang Ze yang dingin,dan mungkin sedikit kasar saat bicara
Dan yang menjadi masalah adalah Ze tidak bisa berpura-pura menjadi orang yang lemah lembut,manja dan menye-menye yang sialnya justru selalu ia masuki jiwanya. Karena sudah bisa di pastikan bahwa ia tidak bisa memainkan peran itu dengan sempurna