Chereads / TRANSMIGRASI ZEPHYRA / Chapter 15 - 15. Pembunuh

Chapter 15 - 15. Pembunuh

Ze dengan cepat berdiri,rasa kagetnya masih sangat kentara ia sedikit takut karena hanya ada mereka berdua di TKP

Kini Ze tahu siapa pelakunya.

Ah apakah aku lupa memberitahu bahwa Caviar adalah ketua dari kelompok mafia? Ya. Sepertinya aku melupakan fakta itu

Caviar dengan seulas smirk menatap Kaysa dengan tatapan tajam. Menusuk dan mengintimidasi

Ze sudah expect bahwa ini akan terjadi, 2 hari hanya menerima spam tanpa bertemu,Ze sudah berpikir pasti Caviar sedang merencanakan sesuatu. And see its true

"Pembunuh"

Dengan langkah besarnya,Caviar menghampiri Kay dan membawanya untuk masuk ke dalam mobil

"sekarang apalagi? Lo juga mau bunuh gue?" Tanya Ze dengan nada tegas

"Siapa yang bolehin kamu pergi berdua bersama laki-laki?" Desis Caviar

"Gak ada, gue yang mau" Ketus Ze

"Your cheating!" Tuduh Caviar

"What the fuck" Umpat Ze

"Dan siapa yang mengajarimu memaki, itu sangat kotor Kaysa. Kamu tidak boleh seperti itu"Tegas Caviar

"bukannya lo yah yang selingkuh,bisa-bisanya nuduh gue selingkuh" Ujar Ze dengan kesal

"Itu tidak seperti yang kamu lihat Kaysa, saya bisa jelaskan" lagi-lagi Caviar membahas tentang ia yang harus menjelaskan

"Ya apa? Apa gue harus tetep denger penjelasan lo ketika mata gue masih sangat jelas ngeliat lo bersetubuh sama perempuan lain. Please i'm not stupid" Geram Ze

"Bukankah kamu harus tetap mendengar penjelasan saya" Ucap Caviar

"I gues no, so i want to back home now"Ucap Ze dengan maas

"Sayang, Pleasee"

"Ah dan soal Niko, lo bunuh dia Viar. Gue benci sama lo" Tegas Ze sambil manatap datar Caviar

"NO, jangan pernah benci sama aku"

"Anterin gue pulang,atau gue turun" Ancam Ze

"Fine kita pulang sekarang" Final Caviar

"Kita harus tetap bicarakan semuanya Kay" Tekan Caviar dan mereka mengambil posisi duduk di ruang tengah rumah Kay

Ze mendengus kasar sambil memutar bola mata malas "Ok"

"Ayo kita selesaikan semuanya sekarang" Lanjut Ze dengan tegas

"What?"

"Gue males tiap hari denger omong kosong dari lo. Jadi sekarang maunya gimana. Kita bisa selesaikan semuanya sekarang Viar, apa gue perlu kembaliin semua barang yang lo kasih,atau pergi sejauh-jauhnya dari lo? Kita selesain sekarang juga. I gues lebih baik kita putus aja" Tutur Ze

Caviar terlihat menegang di tempat,kata-kata dari kekasihnya sungguh sangat menyayat hatinya,sudah lama sekali mereka berhubungan tapi ini kali pertama Kaysa mengucapkan  kalimat itu di hadapannya. Kalimat yang paling di benci oleh Caviar

"Jangan pernah berkata seperti itu Kaysa" Desis Caviar

"Apa lagi Sih Viar, Semuanya udah selesai dan yang buat semuanya selesai adalah Lo sendiri."

Terlihat orangtua Kaysa dan Kenan yang menghampiri. Mungkin mereka melihat perdebatan antara Kay dan Caviar

"Kay,tenanglah. Bicarakan secara baik-baik, turunkan egomu. Jangan selalu bersikap Childish,kasian Caviar" Ucap Momy Kaysa

Kaysa tersenyum meremehkan "What? Childish?" Ucap Ze di akhiri kekehan di akhir

Ze berdiri dari duduknya kemudian menunjuk Caviar "Dia, Dia berselingkuh. Apakah semuanya masih harus di bicarakan dengan baik-baik. Dan bagaimana aku bisa menurunkan ego ketika dia saja sudah tidak bisa menghargaiku" Tekan Ze di setiap kalimatnya

"selingkuh? Tidak, bukankah yang di ucapkan oleh kaysa salah nak Caviar" Ucap Mommy dengan nada mendesak

Ze tertawa sumbang "Bahkan dengan anak sendiri pun tidak percaya"

Ze mengangguk tipis "Ok, apakah aku juga harus keluar dari sini. Dan biarkan Caviar menjadi anak kalian, percuma karena tidak ada yang Percaya denganku lagi sekarang"

Ze mengulas Smirk tipis "Ck, gue males jadi oranglain lagi, gue pengen ketemu Nio" Gumam Ze

•••

Ze mendengus kasar,apakah Ze harus seperti saat ia menjadi Lexa, meninggalkan rumah dan tinggal di rumah sepetak

"Arghh...hidup orang tapi kok jadi gue yang ribet, Sialan" Umpat Ze

"Lagian bisa-bisa nya orangtua Kaysa percaya banget sama Caviar. Bukankah ia seharusnya lebih percaya dengan anaknya sendiri"

Dengan rasa kesal yang masih menggebu, Kay mencari koper dan memasukan barang yang ia butuhkan. Mungkin inilah sosok Ze entah di kehidupan nyata atau di dunia novel ia akan pergi jika perasaanya terasa tersakiti,ia akan pergi jika ia merasa tersinggung. Mungkin beberapa orang berpikir bahwa ini terlalu berlebihan,tapi apakah Ze juga harus tetap bertahan? Di tempat yang justru tidak ada orang yang mempercayainya

Suara pintu terbuka sama sekali tidak Ze hiraukan, sekeras apapun Ze menutup pintu atau bahkan menguncinya Ze sudah tahu bahwa orang rumah pasti memiliki banyak kunci cadangan

"What are you doing" Tanya Caviar dengan panik,saat melihat Kay memasukan barang-barang ke dalam koper

"Kay listen to me" Tekan Caviar

"KAYSA" Panggil Caviar dengan nada yang lebih tinggi

"WHAT'S?" Geram Ze

"please, dengerin saya dulu. Saya akan menjelaskan semuanya, setelah itu terserah kamu mau bagaimana"Ucap Caviar

Ze berusaha menahan amarahnya. Lagi-lagi ia harus sadar bahwa ini bukan hidup miliknya

"Fine, gue dengerin" Final Ze yang sudah malas berdebat

"Kenapa gak dari kemarin, biar masalahnya gak semakin runyam"

"Terus lo nyalahin gue gitu?" Kelakar Ze tidak terima

Caviar terlihat menghela napas sabar "Ok Sorry, listen Carefully"

"Waktu itu saya sedang bekerja seperti biasa di kantor, beberapa dokumen menumpuk karena say meninggalkannya saat kita berlibur kemarin, saya tidak tahu bahwa kamu akan datang ke kantor hari itu. Saya pikir kamu juga sama sibuknya dengan saya karena kamu juga meninggalkan tugas-tugas kuliah kamu"

"Hari itu juga kebetulan Bram tidak masuk kerja, ia mengantar istrinya cek kandungan. Akhirnya Donita lah yang menggantikannya, sebagai atasan saya meminta tolong di buatkan kopi, karena—"

"Ok, gue ngerti. Lo minta kopi sama cewek itu terus cewek itu ngasih sesuatu di kopi lo, lo ngerasa terangsang dan lo masuk ke dalam jebakannya, pada intinya dia ngejebak lo. Bukankah begitu tuan Caviar? Ck Klise banget" Decak Ze

Caviar terlihat diam sambil menatap lurus "Ya tapi begitu adanya nyonya Caviar"

Ze memutar bola mata malas "Bukankah untuk orang ukuran lo masih bisa menahan nafsu? I mean paling tidak lo ingat kalau lo punya pacar. Dan lo menghindari hal-hal menjijikan kayak gitu"

"Saya khilaf Kay, ketika saya merasa panas dan seorang perempuan di depan saya? Bukankah itu seperti manusia yang masuk ke dalam kandang macan untuk di jadikan santapan. Semuanya gelap Kay, seorang laki-laki tidak bisa menahan nafsunya" Tutur Caviar

"Ekhemm...begini, bukankah kita udah dewasa Viar?" Tanya Ze dengan nada santai

Caviar terlihat mengangguk

"Gue agak geli ngomongin ini tapi, kalo lo masih bisa hargain gue, kalo lo masih ingat gue. Maybe lo bakalan lebih milih 'solo' daripada bersetubuh dengan cewek lain" Tutur Ze

"Uhukk," Caviar terlihat batuk batuk dengan telinga memerah

Shit,kenapa itu terlihat menggelikan di mata Ze

"Ekhemm...Oke lupakan tentang 'Solo', tapi yang jelas lo salah Caviar" Ucap Ze

"Dunia lo mungkin gelap, pun dengan semua hal yang lo lakuin tapi jangan dengan hubungan kita Viar, bermain perempuan bukan suatu hal yang keren,its like disgusting you know. Dari pertamapun kita udah sepakat gak bakal pernah ada perselingkuhan apapun yang terjadi, dan lo langgar itu Caviar. Sekarang apa yang harus gue pertahanin?" Tutur Ze

"Tapi bukankah ini berbeda? Ini sebuah kecelakaan" Caviar masih tetap membela diri

Ze mendekat ke arah Caviar dan menatap laki-laki itu dengan serius

"Apakah ini milik lo?" tanya Ze sambil menunjuk bibirnya sendiri

Caviar terlihat mengangguk

"Apakah ini milik lo?" Tanya Ze lagi sambil menunjuk tangannya sendiri

Caviar kembali mengangguk

"Dan apakah semua tubuh gue milik lo?" tanya Ze yang lagi-lagi di angguki oleh Caviar

"But you—bibir yang seharusnya milik gue, tangan yang seharusnya milik gue dan tubuh lo yang seharusnya milik gue udah di jamah sama perempuan lain, apakah adil? Of course NO"Jelas Ze

"Ok, semuanya adalah kecelakaan tapi semua itu gak bakal bisa di kembaliin, sakit Viar. Ngeliat pacar sendiri bersetubuh sama orang lain"Tutur Ze

"but i'm not Sex with her i'm just—"

"Just what? Come on Viar. Bukankah lo juga bakal ada di situasi yang sama ketika lo liat gue kayak gitu"Tanya Ze

"Saya akan langsung membunuh laki-laki yang berani menyentuhmu" Tegas Caviar sambil menatap tajam Ze

"Exactly but di sini. Di sini rasanya akan tetap sakit Viar sangat sakit "Seloroh Ze sambil menunjuk hati Caviar

Caviar terlihat Diam

"Penyesalan hanya di akhir Viar, semuanya tidak akan kembali seperti semula, Lo tahu? berpikir panjang memang sepenting itu" Tutur Ze

"I'm so sorry, don't leave me"Ucap Caviar sambil menatap lembut ke arah Ze

"Viar, lo udah memasuki kepala 3 apa lo gak berpikir buat menikah?" Tanya Ze tiba-tiba

"Of course ya, but with you not other" jawab Caviar

Ze terlihat menggeleng tipis "Enggak Viar, lo harus nikahin cewek yang di kantor itu lo udah ngambil sesuatu yang seharusnya jadi milik suami dia. Gue masih jauh, perjalanan gue masih jauh Viar gue masih harus selesain kuliah gue masih harus gapai mimpi mimpi gue"

"NO, only you nothing else" Tegas Caviar

"Tapi Viarr"

"Heii...dengerin. Saya gak mau kehilangan kamu Sayang gak pernah mau kehilangan kamu,kamu hanya milik saya Kaysa please don't leave me. Saya tahu yang saya lakukan salah tapi saya tidak bia menikahi perempuan itu, saya hanya ingin menikah sama kamu. Lagipula perempuan itu sudah bermain dengan banyak laki-laki saya bukan yang pertama untuk perempuan itu Kaysa" Jelas Caviar

"Saya akan menunggu kamu, sampai kapanpun sekalipun seumur hidup saya, saya akan tetap menunggu kamu" Ucap Caviar dengan tegas

Ze menghela napas panjang, bukankah itu keputusan yang harus Kaysa sendiri putuskan,ini bukan lagi urusannya. Paling tidak ia tahu alasan kenapa laki-laki itu melakukan hal menjijikan di kantor, dan laki-laki itu mengerti agar bisa berpikir lebih panjang kedepannya

Ya,sepertinya Kaysa yang asli yang harus memberikan keputusan, lets see jika besok ia sudah kembali berarti Kaysa yang asli yang mengambil keputusan