Chereads / TRANSMIGRASI ZEPHYRA / Chapter 20 - 20. Ketemu Bunda

Chapter 20 - 20. Ketemu Bunda

Gio memarkirkan motornya tepat di rumah 2 lantai yang terlihat mewah,dengan cat putih di padu beberapa bagian dengan cat abu

Ze mengekor di belakang Gio, "Lo kira lo siapa?"

Ze menatap Gio sambil menaikkan sebelah halisnya "Hah?"

"Masa calon pacar jalannya di belakang sih, sini samping gue" Ucap Gio

Ze mendengus kemudian kembali melangkah mensejajarkan langkahnya dengan Gio

"Assalamualikum Bund. Gio pulangg"

"Waalaikumsalam, Bunda di dapur Gio"

Gio menoleh kearah Ze kemudian mengajaknya untuk ke dapur

Ze masih setia dengan diam dan menyimak apa yang di lakukan Gio. Laki-laki itu mulai melangkah kemudian menghampiri wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu, Gio mencium tangannya "Udah agak mendingan Bund? Gak pusing lagi kan?"

Wanita yang di panggil bunda terlihat tersenyum tulus "Udah sembuh kok Bunda, Kalo masih pusing bunda gak bakal masa—"

"ehh,bawa temen. Kenapa gak bilang" tanya Bunda

"Lah bunda matanya ada,kenapa  gak bilang" Ucap Gio yang mendapat tatapan maut dari sang bunda

Wanita itu menjitak kepala anaknya, tidak mengerti dengan pola pikir anak itu

Bunda terlihat mencuci tangannya kemudian mendekat ke arah Ze "Siapa namanya Cantik?"

"Zephyra tante" Ucap Ze sopan

"Oh, ini toh Gi?" tanya Bunda sambil menatap Gio

"Iya Bunda, pembasmi pembullyan itu loh" Ucap Gio sambil menaik turunkan halisnya

Ze terlihat menatap Gio dengan tatapan tidak mengerti

"Gak salah pilih anak Bunda, sini-sini Nak. Duduk, biar bunda ambilkan air" Ucap Bunda dengan senang

Ze mengambil posisi duduk kemudian tersenyum canggung "Ah,gak papa tante. Gak usah"

"Tamu itu harus di jamu sayang" Ucap Bunda

"Di sini gak ada jamu Bund, apa harus Gio beliin dulu?" Tanya Gio dengan nada serius

"Astaga Ze, calon suamimu loh, bodohnya natural" Ucap Bunda di akhiri kekehan

"Hah?eh?" Ze mengerutkan dahinya dalam

"Dia sering ceritain kamu sama Bunda, dia bilang,Bund Gio udah punya calon istri sekarang. Superhero lagi suka basmi bully membully. Bunda tanya dong. Mirip wonder woman yah? Terus dia jawab enggak bund ini lebih cantik, eh ternyata iya. Kamu cantik sekali" Cerita Bunda

Ze sungguh di buat salah tingkah dengan ucapan bundanya Gio, apanih. Niatnya kesini kan bukan buat bahas omong kosong itu, dia hanya ingin menjenguk

"Emm, Tante udah agak mendingan? Kata Nio Tante sakit" Tanya Ze mengalihkan pembicaraan yang semakin membuatnya tidak nyaman

"Ya, bunda langsung sembuh ketemu kamu" Ucap Bunda sambil tersenyum

Gio menggebrak meja,membuat Ze terlonjak "TUHKAN AI, bunda tuh bakal sembuh kalo ketemu calon mantunya"

Ze menatap Gio kesal seolah bertanya 'gue harus apalagi ini?'

"Bund ,katanya Aileen bingung harus ngapain" Ucap Gio yang mendapatkan tatapan tajam sekaligus heran,sepertinya laki-laki itu bisa membaca pikiran

Untuk kesekian kali Ze menatap Gio kesal

"Sini masak bareng bunda, bunda kasih tahu resep resep enak" Ajak Bunda

"Boleh tante?" Tanya Ze

"Boleh dong, ah iya satu lagi. Manggilnya bunda aja jangan tante" Ujar Bunda

"Kalo gitu Gio ke atas dulu yah,mau mandi" Celetuk Gio

Ze refleks menarik tangan Gio seolah bilang ' Kemana lo? Jangan ngada-ngada yah. Masa gue di tinggal sendiri'

Gio hanya mengulas smirk tipis "Gak lama ko Ai, gue kalo mandi cuman 2 jam"

Ze melebarkan matanya

Gio terkekeh kemudian mengacak rambut Ze pelan,setelah itu melangkah setengah berlari ke lantai atas

"Bunda tau anak bunda ganteng, tapi jangan terlalu agresif Ze, Gio kurang suka" Celetuk Bunda

Ze menganga sambil kembali membesarkan matanya,apanih.

Terdengar bunda tertawa "Enggak enggak, bunda cuman bercanda astaga Ze kamu lucu banget. Sini sini katanya nau bantuin bunda masak"

"Tadi sama bunda ngobrolin apa aja?" Tanya Gio

Mereka sedang di perjalanan pulang sekarang, hari juga sudah mulai gelap,Ze terlalu asik sampai lupa waktu

"Semuaa kejelekan lo" Jawab Ze dengan nada sedikit keras agar terdengar

Gio mengangguk ngangguk mengerti "Udah gue duga"

"Bunda juga tahu tentang mimpi lo Nio?" Tanya Ze

"Tau, Bunda sadar dari gue umur 7 tahun" Jawab Gio

"Lo capek gak?" Tanya Ze lagi

"Capek lah,tapi kalo emang udah takdir gimana lagi?" Jawab Gio

"Kalo seandainya gue bukan jodoh lo gimana Nio?" Tanya Ze tiba tiba

"jangan banyak berandai andai Aileen, kita lihat kenyataan aja waktu itu eksperimen kita juga berhasil kan" Ujar Gio

"Gimana kalo kebetulan aja?" Tanya Ze

"Di dunia itu gak ada yang kebetulan Aileen" tutur Gio

"Maaf Nio" Ucap Ze sedikit pelan,tapi sepertinya Gio bisa mendengar

"kenapa?hmm?" Tanya Gio sambil sedikit memelankan laju motornya

Ze menggeleng "Mau minta maaf aja"

"Lo tahu Ai,apa yang paling gue khawatirin dari lo" Tanya Gio

"Apa?"

"Gue takut lo, nyaman dengan dunia itu." Tutur Gio

"Lo pernah ngalamin?" Tanya Ze

Gio mengangguk "Ya, beberapa tahun lalu. Sebelum ketemu sama lo"

"kayaknya gue enggak deh, justru gue paling males kalo udah ke dunia itu lagi, kayak anjirr masalah hidup orang kok jadi gue yang harus selesain" Ucap Ze

Gio tersenyum tipis "Ya,i hope so"

Ze terbangun karena suara yang begitu berisik dari luar,ia mengernyit kemudian menghela napas panjang ia kembali memasuki jiwa seseorang.

Ze bangun dari tidurnya kemudian melangkah menatap cermin.

Ia mengikat rambutnya asal, terbiasa dengan rambut pendek membuatnya sedikit tidak nyaman jika ia memasuki seseorang dengan rambut panjang

Kulit putih mendekati pucat,tinggi sekitar 167,halis tipis dan bulu mata lentik. Ah jangan lupakan juga bibir tipis berwarna pink juga turut menghiasi wajah dari seseorang yang ia masuki sekarang

Novel berjudul "MY DAY" yang ia baca sebelum tidur adalah cerita tentang keseharian seorang  perempuan KARANAYA yang tinggal dengan 1 kakak laki-laki dan seorang ayah pecandu alkohol. Ia bukan seorang dari keluarga kaya, ia justru bekerja banting tulang untuk keluarganya.

Hanya itu yang Ze ingat,itupun dari sinopsis di belakang buku, Ze hanya membaca beberapa lembar itupun dengan keadaan sedikit mengantuk belum tahu betul apa konflik yang sebenarnya

Ze berjalan kemudian membuka pintu yang langsung memperlihatkan ruang tengah yang bisa merangkap menjadi ruang tamu,ruang makan bahkan ruangan itu juga sering di pakai ayahnya tidur saat sudah tidak sadar karena pengaruh alkohol

Ada beberapa orang yang sedang asik mengobrol dengan 2 botol yang Ze tahu itu adalah alkohol

Semua mata mengalihkan atensinya kepada ze sedangkan ia sendiri hanya menghela napas

"Dek, abang kira belum pulang sekolah. Udah makan?" Ucap seorang laki laki dari beberapa orang yang sedang asik mengobrol itu

Ze yang bingung harus menjawab hanya bisa mengangguk

Laki-laki yang menyebutnya 'Dek' itu mendekat kemudian membisikan sesuatu

"Ke dalam lagi, ganti sama celana panjang"

Ze sontak menunduk dan melihat celana yang ia pakai dan benar saja. Ia memakai celana pendek sedikit di atas lutut, mungkin ini bukan suatu masalah yang besar. Tapi Ze merasa bahwa kakak naya memang perduli

"Ok,sorry"

Laki-laki di depannya hanya tersenyum tipis kemudian mengelus rambut Ze lembut " kalo udah keluar lagi,tadi abang bawa ayam. Di  makan yah"

Lagi lagi Ze hanya bisa mengangguk

Ajina Lean, kakak dari seorang Karanaya Lean. Sama seperti ayahnya,ia seorang peminum tapi ia masih tahu batasan,yang bukan lain itu juga ia tahu dari ayahnya yang seorang pecandu alkohol. Terlepas dari itu ia sangat menyayangi Naya karena hanya Naya yang ia punya. Lebih tepatnya hanya Naya manusia waras yang ia punya, selebihnya kacau.