"Miskin aja belagu lo"
"Seumur hidup lo kerja,juga gak bakal bisa ganti sepatu gue. Ahkk anjing, mana limited edition ini"
Orang itu mengambil 2 kotak susu setelah itu melempar dan mengguyurkan susu
"Maaf"
"Gue gak butuh maaf lo Bodoh"
"Nanti saya gan—"
"Gak bakal mampu lo ganti sepatu gue. Jangan ngada-ngada deh, lo ahkk anjing punya mata tuh di pake bangsaatt"
Orang itu menendang dan menginjak orang fi hadapannya
Prangg~
Seseorang ikut melempar piring tepat ke arah si pembully
"Lo, Hidup gak guna banget anjing. Bisanya cuman bully orang" Cibir Ze dengan wajah datarnya
"Air masih banyak, laundry sepatu juga dimana mana lo tinggal bawa aja gak usah perlakuin orang kaya gitu sialan" Ucap Ze dingin
"Terserah gue dong" Sewot orang itu
"Iya terserah lo, tapi makin lama lo makin ngelunjak. Otak lo makin gak ada" Cibir Ze
"Jaga omongan lo Sialan" Gertak orang itu
"Lah kenapa,salah? Orang yang masih punya otak gak bakal perlakuin orang lain kayak gitu" Ucap Ze santai sambil menikmati permen karet di mulutnya
"Cih, So bijak lo" Decih orang itu
Plakk~
Plakk~
Ze menampar kedua pipi milik Rena, orang yang sedang membully
"Sakit? Iyalah, kalo gak sakit gue tambahin lagi. Sumpah gue muak banget liat muka lo kayak ondel ondel gitu,mana pipi lo tambah merah lagi. Lo daripada bully orang ngelenong aja sana,dapet saweran dari om-om kan lumayan" Ucap Ze dengan nada mengejek
"Anjing lo—"
"Apa? Gue manusia bodoh, mata tuh di pake dong Sialan" Sentak Ze yang justru membuat yang melihat juga ikut tersentak
"Lo jangan ikut campur urusan orang deh" Ucap Rena
"Lah,kenapa enggak. Gue harus biarin sesuatu yang salah, gila. Otak gue udah hilang kalo kayak gitu, kayak lo misalnya" Ujar Ze dengan seulas smirk
"Lo gak tahu siapa gue?" Tanya Rena menantang
"Manusia, ah iya lupa bentar....di sini ada yang tahu gak hewan yang gak punya otak?" Tanya Ze kepada siswa yang sedari tadi melihat mereka,sialan emang bukannya membantu malah menonton
"bulu babi" Ujar salah satu siswa
Ze menjentikkan jarinya"That's right, lo lebih kayak bulu babi soalnya gak punya otak"
"Berani lo gitu sama gue, siap siap aja di keluarin daru sekolah" Ucap Rena dengan nada marah
Ze menaikkan sebelah halisnya"Lah,gak bakal kebalik"
"Emangnya lo siapa, jangan sok jagoan lahh anjing bokap gue salah satu donatur di sini." Ucap Rena dengan angkuh
Ze berdecih kemudian membuang permen karetnya ke dalam tong sampah"Lo kira bapak lo doang yang jadi donatur disini, banyak lebih dari 50 orang, lo tanya deh sama kepala sekolah kenal gak sama bapak lo"
"Sialan" Umpat Rena
"Woii...ada yang punya kaca gak?" Tanya Ze lagi kepada siswa lain
Salah satu siswa menyodorkan kaca kecil,Ze membawanya,kemudian Ze memegang kaca tepat di depan Rena "Liat? Mirip ondel-ondel kan, halis lo apalagi mirip serulit tetangga gue. Bibir lo udah kayak baru makan makan bayi,,gak ada bagus-bagusnya. Baju lo juga udahlah cocok lo ngelenong. Lain kali banyakin ngaca lah anjing, sadar diri. Hidup masih jadi beban orangtua aja bangga sampe nginjek nginjek orang, lo kira lo siapa? Masih untung lo bisa hidup, orangtua lo bakal malu liat lo kayak gitu"
Ze mengembalikan kaca setelah itu membantu siswi yang sebelumnya di bully "Lo gak papa"
"Gak papa,luka kecil doang kak"
"Yaudah, kita ke UKS dulu"
"Sekali lagi gue liat lo bully orang, patah kaki lo"
⏳
Bel tanda istirahat sudah berbunyi 5 menit yang lalu, Ze sedang menikmati bakso di kantin sendirian karena Karen tidak masuk sekolah,ia bilang ada keperluan mendadak,yang entah apa itu dan Ze pun tidak perduli
"Wihh, jagoan pembasmi bullying lagi makan bakso nih, enak gak?" Ucap seseorang sambil mengacak rambut Ze
Ze mendengus kesal"Berisik"
"Baru juga ngomong Ai" Ucap Gio sambil mengambil posisi duduk di samping Ze
"Ya berisik, gue lagi makan" Ketus Ze
"Lah yang lain ngobrol gak di marahin kok aku di marahin" Protes Gio
"Nio, pengen gue colok mata lo?" Kesal Ze sambil menatap datar Gio
Gio terlihat memamerkan giginya "Hhe peace"
"Lo gak makan" Tanya Ze datar
Gio tersenyum tipis dan semakin mendekatkan diri dengan Ze"Gak, pengen di suapin sama Aileen"
"Jijik lo Syalan" Umpat Ze
"Eh, ngumpat lagi. Ai lo suka yah gue cium" Goda Gio
Ze melempar sumpit bersih kepada Gio,sungguh laki-laki itu tidak tahu tempat,sialan! "Sumpah, lo pergi aja deh. Muak gue liat lo"
"Tutup mata aja Ai, jadi lo gak liat gue" Ucap Gio enteng
Ze menghela napas kasar "Jangan mulai deh, gue lagi gak mau di ganggu"
"Kenapa Ai? Kenapa gak mau di ganggu? Lagi ada masalah yah? Cerita aja sama Nio, Nio mah telinganya dua, buat denger cerita Ai siap 24 jam" ucao Gio lembut
Ze terlihat terkekeh sebentar kemudian kembali datar "Semua orang juga telinganya dua Nioo"
Gio ikut terkekeh melihat Ze yang juga terkekeh "Ya bagus dong, tapi telinga gue khusus buat dengerin cerita lo Ai"
"Oh ya?, Gak perduli gue" Ujar Ze datar
"Harus perduli Ai, lo kan calon istri gue" Ucap Gio
"Syalan, bacot banget lo" Umpat Ze
"Wahh...kayaknya beneran pengen di hukum nih" Ucap Gio
"Nyenyenye"
Gio mengacak rambut Ze gemas, sungguh entah kenapa tapi semua yang du lakukan oleh Ze terlihat begitu cantik dan benar di mata Gio, Ahk shit. Gio benar benar di butakan oleh cinta
"Ah, Ai kayaknya gue harus ke psikolog"Ucap Gio
Ze mengangguk dengan cepat, menyetujui ucapan Gio "Iya, bener,bener banget Nio gue emang udah curiga lo ODGJ, saran gue lo langsung masuk RSJ aja jangan repot-repot ke Psikolog"
Gio menatap datar mendengar ucapan Ze,setelah itu menggeleng pelan. Sungguh calon pacarnya ini sangat tega " Gue marah sama lo Ai, gak terima gue di katain ODGJ"
Ze mengangguk ngangguk "Ia, marah aja. Gue gak perduli"
"Beneran? Gak bakal kangen lo sama gue" Tanya Gio
Ze menggeleng mantap"No,thanks"
"Ok, nanti gue nginep lagi di rumah lo" Ucap Gio yang benar-benar random
"Lah"
"Iya Ai, gue kalo marah nginep di rumah orang soalnya" Ucap Gio dengan nada serius
Ze mengusap wajah Gio pelan kemudian menggeleng "Freak, syalan"
Gio mengangguk"Fix, gue nginep rumah lo Ai, nanti tolong siapin secangkir kopi yah, kalo bisa sih sekalian sama mie instan biar kita bisa menikmati malam berdua dengan khidmat"
"Pala lo khidmat, gak,gak ada nginep-nginep" Kelakar Ze
"Gue lagi marah loh Ai, gue maksa. Gak nerima penolakan" Ucap Gio tegas
"Terus gue perduli? E n g g a k. bodo amat lo nerima penolakan atau enggak, bukan urusan gue" Ketus Ze
Gio terlihat mendengus "Ai, Aileen"
"Hmm"
"Gue sayang sama lo" Lagi lagi kerandoman Gio kembali
"Udah tahu" Jawab Ze enteng
"Lo sayang juga gak sama gue" tanya Gio
"Gak"
"Yaudah nanti gue nginep" Ucap Gio santai setelah itu meneguk minumnya
"Apa hubungannya Nioo" Gerutu Ze
"kalo gue sering nginep, lo cepet sayangnya" Ucap Gio ngelantur
Ze mendengus "Check in hotel aja, jangan di rumah gue"
"Hah? Kita Check in hotel Ai, wahh...aku gak nyangka kalo kamu agresi—"
Ze dengan cepat menyumpal mulut Gio dengan sendok,sungguh ia benar benar muak dengan celotehan Gio yang semakin tidak jelas
"Enak, Ai. Beli dimana Baksonya" Celetuk Gio, yang benar benar tidak Ze mengerti bagaimana pola pikir laki-laki itu
Ze menjitak Gio gemas "Lo udah berapa lama sekolah di sini syalan, di sini tukang bakso cuman satu"
"Hahah...seru tahu Ai bikin lo emosi" Ucap Gio sambil terkekeh
"Siri tihi ai bikin li imisi, lo kira lucu huh? Tau ah, males gue. Jangan ganggu gue lagi" Gerutu Ze kesal
"Yahh, Ai masa jangan ganggu lagi sih, kalo gue kangen gimana?" Tanya Gio dengan raut sedih
"Panggil nama gue 3 kali"Celetuk Ze sekenanya
"Lo bakal dateng?" Tanya Gio penasaran
Ze menggeleng"Enggak, santet gue langsung kena sama lo, di perut lo nanti ada banyak paku"
"Ahk, gak seru lo main santet-santetan. Gue dong lagi proses"
"Proses apa?" Tanya Ze
"Melet lo"
Ze memutar bola mata malas,dan segera berhanjak pergi meninggalkan kantin dan juga Gio yang sedang terkekeh bodoh, Sungguh itu terlihat menyebalkan di mata Ze