Hari sudah sangat gelap jam menunjukan pukul 21.45
Dan entah apa yang di lakukan seorang Zephyra malam ini, dengan 2 mie instan cup juga beberapa bungkus kopi terlihat di meja belajarnya,ia juga sesekali melihat ke arah jendela
Yap.Kalian benar, Zephyra sedang menunggu Gio sekarang, entah setan apa yang merasuki Ze sehingga ia terdorong untuk menyiapkan itu semua, padahal tadi pagi sudah jelas sekali bahwa ia menolaknya mentah mentah
"Sialan, ngapain gue kayak gini. Gak guna banget" Umpat Ze kepada dirinya sendiri
"Sumpah,ini udah gak bener masa gue nungguin dia sih"
Ze menggeleng cepat "Gila, gue udah gila. Gak bener ini, gue harus cepet-cepet tidur. Udah gak beres"
Akhirnya Ze menutup rapat jendelanya, mencharger handphonenya kemudian berjalan ke arah ranjang dan mematikan lampu
⏳
Akhirnya sampai hari menjelang Pagi Gio tidak datang, Ze bangun dari tidurnya kemudian mulai meregangkan otot-ototnya
Ze menghela napas panjang saat melihat apa yang kemarin ia siapkan, "Harusnya gue gak bertindak bodoh kayak gitu kemarin"
"Ck! Sialan emang"
Ze berhanjak dari ranjang kemudian masuk ke kamar mandi
•••
Ze berjalan sendiri menyusuri koridor, sesekali menoleh kiri kanan. Entah apa yang dia cari
Hari ini karen juga belum bisa masuk,karena urusannya belum selesai.
Ze lagi-lagi hanya menghela napas panjang, bahkan sampai bel masuk bahkan bel istirahatpun laki-laki itu belum menampakan batang hidungnya
Tidak lama setelah bel tanda istirahat Ze pergi ke kantin sendirian, membeli 2 kaleng minuman soda dan beberapa snack, setelag itu ia kembali melangkah untuk pergi ke rooftop, pasti suasana rooftop enak sekarang
Ze menikmati sodanya dalam diam sambil melihat kota dari atas sana. Sungguh nikmat mana lagi yang kau dustakan
Ze menengok saat di kejutkan dengan seseorang yang merangkulnya,setelah beberapa hari melihatnya wanginya pun menjadi sangat Familiar di hidung Ze. Ia terlihat tersenyum tipis dan bernapas lega
"kangen gak? Kangen gak? Kangen lah masa enggak" Sorak Gio sambil menaik turunkan halisnya
Ze menatap datar Gio"gak, tenang gue gak liat lo"
Gio mendengus "Jujur itu lebih baik Aileen"
"nyenyenye" Ejek Ze
"Ai maaf ya" Ucap Gio melepaskan rangkulannya kemudian menyenderkan punggungnya di bangku
"Minta maaf tuh sama tuhan jangan sama gue" Celetuk Ze santai
Gio mendengus"Serius Ai"
"Hmm"
"Gue minta maaf kemarin gak jadi ke rumah lo, bunda sakit. Ayah lagu dinas keluar kota, jadi harus jagain bunda" tutur Gio
Ze menoleh dan menatap dalam ke arah Ze "It's ok, gue juga gak nungguin kok"
"Bagus deh,takutnya nungguin sampai siapin mie instan" Ucap Gio sambil tersenyum
Ze mengulas smirk tipis "Enggak,jangan ngarep"
Gio terkekeh mendengar jawaban dari Ze
"Sekarang keadaan bunda lo udah membaikkan?" Tanya Ze setelah itu meneguk minumnya
Gio terlihat mengangguk "Ya, lumayan gak separah kemarin"
"syukur kalo gitu"
"Ai"
"Hmm"
"Nanti pulang mau ikut gak, liat bunda. Sekalian gue kenalin" Ucap Gio tiba-tiba
Ze tersedak minumnya sendiri,yang refleks mendapat elusan di punggungnya dari tangan Gio
"Kalo minum hati-hati Aileen" Ucap Gio
"Lah, lo ngomong juga gak hati-hati" gerutu Ze
"Apanya yang gak hati-hati, gue ngomong baik-baik gak sambil ngumpat" jawab Gio santai
"Kenapa lo tiba-tiba mau kenalin gue sama nyokap lo?" Tanya Ze
"Ya kan lo calon pacar gue" Jawab Gi masih sesantai sebelumnya
"Tapi calon pacar gue bukan lo" Ejek Ze kepada Gio di akhiri kekehan
Gio menggeram pelan"Gak! Gak ada gak ada calon pacar lo cuman gue"
"Dih maksa" Ketus Ze
"Iya,kenapa? Gue emang maksa" Desak Gio yang di hadiahi kekehan oleh Ze
"Mau gak?" Tanya Gio lagi
Ze mengangguk tipis"Boleh deh"
Gio tersenyum senang "Asikk...nanti bunda bakal langsung sehat tuh kalo liat lo"
"Lo kira gue apa,bisa ngobatin orang" ketus Ze
"Bisa Ai, Bunda kalo ketemu calon menantunya bakal langsung sembuh" Ucap Gio sambil tersenyum senang
Ze refleks menyentuh kantung nata milik Gio, yang terlihat sangat kentara "Lo gak tidur Nio?"
Gio menikmati sentuhan Ze,kemudian menggeleng "Gak bisa tidur gue"
"Ck! Kasian" ucap Ze meskipun ada nada mengejek disana
"Pinjamin pundak lah, biar gue bisa tidur" Ucap Gio
"Dih,modus" ketus Ze
"Serius gue ngantuk ini" Ucap Gio
Tanpa mengatakan apapun,Ze bergeser dan mendekat ke arah Gio kemudian menepuk pundaknya sendiri "5 menit lima ratus ribu yah, gue buka jasa peminjaman pundak sekarang"
Gio terkekeh pelan dengan senang hati ia menyenderkan kepalanya di pundak Ze "Iya, nanti gue bayar. Asal minjamin pundaknya seumur hidup sama gue doang,jangan sama orang lain"
Ze tersenyum mendengar jawaban dari Gio, setelah itu kembali meneguk soda nya yang tinggal setengah lagi
18 tahun Ze hidup tanpa pengalaman tentang apapun perihal percintaan,merasa sedikit tenang karena yang ia kenal adalah seorang Gionio, laki-laki dengan sejuta surprise dari setiap tingkahnya, laki-laki yang dengan sabar menunggu keputusannya dan membuat hidupnya lebih berwarna, meskipun Ze belum memiliki perasaan apapun terhadap Gio, dan setiap perhatiannya pun hanya Ze anggap sebatas teman saja,tidak lebih.
Ze sudah pernah bilang bukan, Ze sangat sulit perihal cinta, Ze membutuhkan waktu lama untuk itu.
⏳
Gio terbangun tapi tanpa Ze di sampingnya, Gio mendengus kecewa
"Jasa peminjaman pundaknya gak bener banget, masa gue di tinggal sendiri" Gerutu Gio
Gio meregangkan ototnya sebentar kemudian melihat beberapa snack dan minuman isotonik di sana,tidak lupa ada stiker notes juga disana
"Gue ke kelas duluan,ada ulangan hari ini. Yang di atas itu nomor gue, kali aja lo butuh. Minuman sama Snacknya juga makan, lo kurus banget kayak kucing kampung kurang gizi yang ada di komplek gue"
Gio terkekeh mengantongi stiker notes itu "Dasar cerewet"
Setelah itu Gio, membuka dan meminum minuman yang sepertinya sengaja Ze Simpan untuknya tadi
Gio menghela napas panjang sambil menatap lurus pemandangan didepannya "Gila Ai, gue bisa bener-bener gila kalo lo kayak gini. Sialan! Gue makin cinta sama lo"
•••
Ze mendengus dan menoleh kiri dan kanannya mencari Gio,di parkiran dengan banyaknya siswa lain yang juga sedang berdesak desakkan di parkiran
"Ck! Kok siswanya banyak banget sih anjir,pusing gue" Gerutu Ze kesal
"Aii" Panggil Gio sambil melambai tangn membuat Ze menoleh ke arah sumber suara
"Lo kayak bocah yang hilang di mall tau gak Ai, celingak celinguk" Ejek Gio dengan kekehan
Ze mendengus kasar mendengarnya, kemudian menatap Gio datar. Yang di tatap hanya terkekeh sambil memasangkan helm kepada Ze
Setelah itu Ze naik ke atas motor
"Gue gak nerima pegangan di pundak ya Ai, kalo mau pegangan di pinggang aja, sekalian peluk juga gak papa, senang luar dalam guemah" Ucap Gio dengan nada serius
Ze berdecih setelah itu menggeplak helm Gio "Banyak ngomong lo, cepetan maju,liat di belakang juga ada yang mau jalan" Ujar Ze kesal yang hanya di tanggapi kekehan oleh Gio
"Nio, mampir dulu yah beli buah buat bunda lo, masa gue gak bawa apa-apa" Ucap Ze dengan sedikit kencang takut tidak terdengar
"Hah? Beli blewah? Bunda gak suka blewah Ai, bunda sukanya sama Ayah" Tuhkan pasti gak kedengeran
"Budeg" Cibir Ze
"Bunda juga gak suka gudeg Aii...ih, lo kenapa ribet amat, bawa diri aja udah alhamdulillah" Ucap Gio gemas,tidak mengerti dengan Ze
Ze mendengus kesal kemudian mencubit perut Gio membuat sang empu mengaduh
"Peluk mah,peluk aja Ai, jangan cubit-cubit sakit" Ucap Gio
"Entar pulang dari rumah lo ke THT ya" Ucap Ze tepat di telinga Gio,yang entah kedengeran atau tidak karena tertutup helm
"Kenapa emangnya? Lo punya sakit telinga Ai? Atau hidung? Atau tumit" Tanya Gio dengan khawatir
"BODOH! THT tuh telinga hidung tenggorokan. Bukan telinga hidung tumit Syalan" Umpat Ze,benar-benar tidak mengerti dengan otak seorang Gionio
Gio tertawa dengan keras membuat beberapa orang menatap mereka "Hahah....maaf Ai maaf,yang pentingkan sama awalnya dari T"
"Nyenyenye"