"Gak! Gak boleh!" Tegas Dikta
"So? Apa gue perlu ijin dari lo?"ucap Ze datar
"Ayy pleasee"
"Gue cuman mau main doang Dikta" kesal Ze
"Aku bilang enggak ya enggak" Mutlak Dikta
"Sumpah,lo ribet banget. Gue cuman main Dikta bukan pindah negara. Gue cuman mau refreshing doang" Gerutu Ze
"Yaudah ayo sama Aku" ujar Dikta
"Gak mau" Keukeuh Ze
"Yaudah gak usah pergi" Tegas Dikta
"Ih ta, sumpah pengen banget gue bunuh lo. Udah ada Kelvin di depan, dia nungguin. Gue gak enak Ta" Gerutu Ze
Dengan cepat Dikta langsung bergegas ke luar rumah, kemudian menghampiri mobil BMW berwarna hitam yang terparkir di depan rumah Clayy
"Clayy gak jadi pergi, lo boleh pergi dari sini sekarang"
"Apa?"
"Pergi gue bilang"
Setelah mengucapkan itu dengan suara lantang dan tegas,Dikta kembali ke dalam rumah dan melihat Clayy yang juga melihatnya dengan tatapan tidak percaya
"Lo apa apaan sih Ta" Kesal Ze tidak terima
"Aku bilang gak boleh" Tegas Dikta
"YA KENAPA GAK BOLEH DIKTA" Teriak Ze frustrasi
"KARENA GUE GAK SUKA." Ucap Dikta dengan nada tinggi
"GUE GAK SUKA LO JALAN SAMA COWOK LAIN SELAIN GUE!" Bentak Dikta sama dengan nada sebelumnya
Ze menghela napas lemas kemudian memutar bola mata malas "Lo siapa? Kita cuman temenan Ta, maybe i gues just neighbor lo gak bisa terlalu berlebihan kayak gini"
"Aku bisa" tegas Dikta
"Enggak Ta,lo gak bisa kayak gini" Ucap Ze juga ikut tegas
"Kenapa enggak? Kita udah kenal lama Ayy, kita berdua udah saling kebergantungan. Apa? Apa alasan yang buat Aku gak bisa ikut campur sama urusan kamu" Geram Dikta
"Cause we're just friend. You're not my family,you're not my brother and you're not...my boyfriend." geram Ze dengan nada dalam
Entah kenapa tapi rasanya sangat sakit saat mendengar ucapan itu dari Clayy,padahal Clayy yang dulu Dikta kenal tidak seperti ini
Dikta terlihat mengangguk-ngangguk kemudian mengulas smirk tipis "Oh, gitu yah Ayy. Ok, ternyata gue, nyokap bokap gue yang udah anggap lo sebagai keluarga gak pernah lo anggap balik. Haha, lucu banget rasanya memberikan kasih sayang yang justru gak pernah di anggap. Kenapa harus sekarang Ayy? Harusnya lo nunjukin ini dari beberapa tahun lalu atau mungkin dari pertama kita kenal, nunjukin sifat lo yang gak pernah bisa hargain orang lain, ternyata gue salah Ayy gue salah karena udah nge treat lo terlalu berlebihan,pepatah emang bener. Manusia kalo di beri hati suka minta jantung. Gak tahu diri!"
"So! Semoga hidup lo bisa tenang tanpa gue" Ucap Dikta sebelum akhirnya melangkah menuju pintu
Ze tiba-tiba tersadar saat mendengar pintu yang tertutup
"Apa gue ngomongnya terlalu berlebihan ya?" Tanya Ze kepada dirinya sendiri
"Lah emang bener kok,dia bukan keluarga gue,dia juga bukan pacar gue. Kita kam cuman tetanggaan and friend i gues" gerutu Ze tidak perduli
"Tapi kok marahnya sampai segitunya yah?"
Ze hanya mengendikkan bahu tidak perduli "Ketimbang mau main doang,ribet banget dia"
"Ck! Cowok emang ribet kayak gitu yah?"
⏳
Keesokan harinya Ze menjalankan aktivitas seperti biasanya. Dan kebetulan hari ini kedua orangtua Clayy pulang
Sepertinya Ze harus segera menyelesaikan semuanya,bukankah ini masalah yang harus Ze selesaikan agar ia bisa kembali ke dunianya
Ze mengambil posisi duduk di salah satu kursi setelah sebelumnya mengucapkan selamat pagi
Seperti biasa kedua orang tua Clayy sibuk dengan gadget masing-masing
Ze meminum susunya satu teguk sebelum akhirnya menghela napas
"Apa sih yang di kejar?"
Suara mutlak dan dingin dari Ze tiba-tiba mengalihkan atensi dari kedua orang tua Clayy
"Harta? Tahta? Rumah beratus-ratus hektar? Atau perusahaan yang cabangnya ada di mana mana?"
"Gak capek? Terus mengejar sesuatu yang gak bakalan pernah ada habisnya"
"Kalo emang kayak gitu, kenapa harus lahirin aku. Ah No, aku gak mau denger jawaban bahwa aku hanya sebuah kecelakaan. Apakah aku pernah minta untuk di lahirkan? OF COURSE NO, Aku tidak ingin menjadi apapun untuk di lahirkan ke bumi. Bukankah seharusnya aku beruntung? Karena bisa tinggal di rumah semegah ini dengan fasilitas yang wah dan gak perlu mengkhawatirkan tentang uang. Ya harusnya aku bersyukur,tapi apakah aku bisa? Ketika aku tidak mendapatkan kasih sayang dari orangtua,ketika aku tumbuh sendirian ketika aku hanya bisa bercerita kepada diri sendiri tanpa pernah di temani sebuah ucapan 'Ayo cerita sama mamah' atau 'Ayo main bareng papa' , semuanya hanya ilusi semuanya hanya hal yang gak pernah aku alami. Aku gak pernah minta banyak hal cukup jadi orangtua yang mempunyai waktu untuk anaknya. Ah ya,aku lupa kalian pasti sibuk dengan anak-anak lain. Like, perusahan? Cabang perusahaan? Investasi? Aset? Bukankan itu anak-anak kalian semua?"
Ze mengulas smirknya" Ah iya,aku sampai lupa. Mereka semua bisa menghasilkan uang yang banyak, sedangkan aku hanya beban. Ah bisa-bisanya aku melupakan fakta itu, Sorry"
"Clayy--"
"Demi Aku? Kalian kerja keras demi Aku? Bukankah itu yang ingin kalian bicarakan? YA! I KNOW. But Aku bukan hanya butuh sebuah uang atau sebuah fasilitas tapi aku juga membutuhkan kasih sayang. Just that,no more. Kalian tahu,tumbuh di keluarga yang seperti ini sangat sulit. Sampai aku berpikir apakah aku harus keluar dari sini dan mencari tempat yang bisa memberiku kasih sayang? Yang bisa memberiku sesuatu yang aku inginkan sejak kecil, tidak perduli dengan harta,atau hal lainnya. Aku hanya butuh kasih sayang,hanya itu"
"Maaf"
"Setelah itu di ulangi lagi,kalian sibuk lagi"
"Kamu benar,kami terlalu mengejar sesuatu yang gak akan ada habisnya,kami pikir dengan keluarga kita yang banyak uang kamu akan lebih senang,karena apapun yang kamu mau akan kamu dapatkan tapi ternyata kami gak ngerti kalo yang kamu butuh itu kami bukan uang,kamu juga bukan sebuah kecelakaan,kamu adalah anak yang di dianugerahi tuhan buat kami kami minta maaf,kami akan lebih mengerti sekarang"
"See, bahkan kalian terlihat sangat canggung saat berbicara, karena apa? Karena kita sudah terlalu lama asing. Dan tentang uang? Semuanya gak bakal berarti apa-apa tanpa sebuah kasih sayang yang tulus"
⏳