Chereads / TRANSMIGRASI ZEPHYRA / Chapter 6 - 6.kadang orang hanya butuh di akui

Chapter 6 - 6.kadang orang hanya butuh di akui

Tiga bulan. Sudah tiga bulan Ze meninggalkan keluarga lexa. Rasanya sangat aneh karena Ze tidak pernah melakukan ini sebelumnya tapi apa boleh buat. Ze tidak bisa terus di rumah itu , Ze tidak bisa di perlakukan tidak baik oleh orang yang berstatus kakaknya di dunia ini.

Ze berada di ujung kota,ia tinggal di kontrakan sepetak dengan satu kamar mandi dan hanya bisa di isi oleh satu ranjang,satu lemari dan satu kompor

Entah keluarga di sana sedang sibuk mencarinya atau tidak,Ze tidak terlalu perduli. Ze sedang mencari cara agar ia bisa kembali kedunianya. Kesal Ze benar benar sangat kesal kenapa ia sampai harus terseret ke dalam dunia aneh ini, apakah karma karena ia benci.ah tidak, Ze hanya tidak suka bukan benci dengan segala hal yang berbau fantasy

Like,ayolah. Bahkan di kehidupannya sendiripun Ze tidak pernah merasakan hal-hal seperti ini, tinggal di rumah sepetak, di perlakukan tidak baik oleh keluarga. Ze tidak pernah merasakan seperti itu ia justru salah satu anggota keluarga yang di treat like queen. Shit bagaimana Ze tidak mengumpat jika hidupnya akan seperti ini

"Morning Xa" Sapa seseorang

"Hmm"

"Jaganya sampai sore aja yah,udah itu langsung tutup"Ucap Aira

"Loh kenapa kak?" tanya Ze

"Ada acara di rumah, gak ada yang bisa jaga toko, btw lo juga di undang dateng yah" Ucap Aira

"Acara apaan?" Tanya Ze

"Lamaran" Jawab Aira dengan semburat merah di pipinya

"What,wait. Kak Ai mau di lamar, loh kok... Aisshh kenapa gak bilang dari tadi kan gue bisa nyiapin kado" Gerutu Ze

"Ck! Gak usah lah. Santai aja, lamarannya juga sederhana, lo dateng aja udah seneng gue" Ucap Aira

Ze tersenyum "Ok, nanti di usahain dateng"

"So sibuk lo, awas aja kalo gak dateng" Ujar Aira yang hanya di balas kekehan oleh Ze

Ze bekerja di salah satu toko barang antik Di dekat tempat tinggalnya,hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk sampai jika berjalan kaki.Ya, Ze bekerja seperti ini demi menyongsong kehidupanya paling tidak untuk biaya makan dan tempat tinggal, percaya atau tidak ia menjual handphonenya agar bisa tinggal di tempat yang ia tinggali sekarang, selebihnya ia membeli keperluan lain

Seorang Aira di atas adalah nama perempuan dari anak pemilik toko tempat dimana Ze bekerja

"Gue bisa masuk sini karena baca novel,dan ngebayangin kalo gue jadi tokoh utama, kalo gue ngebayangin gue bisa kembali ke dunia gue mungkin gue bisa balik"

"atau,ada pintu penghubung antara dunia ini sama dunia gue, No. Gue gak percaya hal-hal kayak gitu"

"Atau,, Ahkk Shit" Umpat Ze sambil mengacak rambutnya frustrasi

Entah keberapa kali Ze menghela napas dan mengumpat ketika memikirkan bagaimana ia kembali, setelah memutuskan pergi Ze tidak ada kegiatan lain selain bekerja dan memikirkan bagaimana ia kembali, tapi nihil ia tidak menemukan jawaban apapun. Semuanya seolah buntu

Ze mengernyit saat mendengar ketukan pintu, jujur saja ia tidak pernah menerima tamu selama ia tinggal di sini. Of course karena ia tidak mengenal banyak orang yang ia kenal hanya teman satu pekerjaannya saja itupun hanya satu dua orang

Ze membuka pintu, setelah itu menatap datar orang di depannya tanpa ingin mengeluarkan suara,Ze berniat kembali menutup pintu

"Wait, we're need talk"

"i gues no"

"Ok, but i need"

"Kalo mau maki di sini aja juga bisa kok, silahkan"

"No, i'm serious this is important"

Ze menghela napas kemudian melangkah untuk keluar rumah

•••

Semilir angin menemani keduanya,belum ada pembicaraan. Keduanya masih sibuk dengan satu kaleng soda di tangan masing masing

"You hate me?" Ze membuka pembicaraan

"No"

"Degan perbuatan kamu sama aku? Itu ngebuktiin banget kalo Kamu emang benci sama aku" Ucap Ze sambil menatap lurus ke depan

"I'm sorry about that, abang juga gak tahu kenapa abang sampai bisa se brengsek itu, but seriously itu semua karena abang sayang sama kamu"

Ze terkekeh yang di buat-buat "Sayang? Omong kosong macam apa itu"

"You hate me?" Gavin kembali membalikkan pertanyaan

"Of course"Jawab Ze dengan cepat

"I'm sorry" Ucap Gavin menyesal

"To the point aja, tujuan kamu kesini buat apa?" Tanya Ze

"Separah itu yang dek,sampai kamu gak mau lagi ketemu sama abang" tanya Gavin

"Kayaknya iya"

"Kamu seperti bukan Lexa yang Abang kenal"

"Ya emang, gue itu Zephyra bukan adik lo"ingin sekali Ze berteriak seperti itu

"Ya, seseorang bisa berubah kalo baiknya tidak pernah di hargai" ucap Ze datar

"Kamu udah makan?"Tanya Gavin

Ze menghela napas kasar "Kalo gak ada yang penting, aku pamit"

"Wait pleasee..." Gavin menahan tangan Lexa

"Kenapa kamu gak bilang?"

"Apa?jangan bertele tele dong ahk" kesal Ze

"Kenapa kamu gak bilang kalo kamu donorin salah satu ginjal kamu buat abang? Kamu tahu itu bener-bener fakta yang buat abang ngerasa benci sama diri sendiri. Bisa-bisanya abang perlakuin kamu dengan buruk padahal kamu udah nyelamatin hidup abang" Tutur Gavin

"karena aku tahu,itu bakal di tentang semua orang. Lagian juga dari pertama ini emang salah aku. Kalo bukan karena kecelaka—"ucapan Ze terpotong

"No! Its not your fault. Di sini abang yang terlalu berpikir pendek, yang abang pikirin cuman diri abang sendiri, waktu itu abang ngerasa marah karena abang harus hiatus sampai beberapa saham di kantor abang menurun,abang ngerasa marah karena yang abang tahu abang cuman punya ginjal satu. Tanpa abang pernah mikirin gimana keadaan kamu, gimana mental kamu. Maaf, maafin abang dek"

"So?"

"Maafin abang, ayo balik lagi ke rumah. Kasian Momy sama Dady udah khawatir banget nyariin kamu kakak kamu yang lain juga khawatir, ayo balik lagi ke rumah jadi Lexanya keluarga Andra"

"yang lain udah tahu kalo aku donorin ginjal buat abang?"tanya Ze

Gavin mengangguk "Rencananya mereka juga mau nyari donor lain buat kamu. Dear kamu gak boleh kalo cuman sama 1 ginjal"

"Why? See. Aku baik-baik aja aku bisa hidup layaknya orang lain" ujar Ze

"Tidak ada bantahan sayang"

"Sayang sayang palak lu pitak, kemarin aja maki sekarang sayang sayang. Pengen di bunuh kali ya ni orang" Maki Ze dalam hati

"Kadang orang hanya butuh di akui,kadang orang hanya butuh di perhatikan dan kadang orang hanya butuh kasih sayang layaknya seorang manusia dan manusia gak lebih dari itupun gak papa. Dan aku, aku adalah bagian dari orang yang hanya butuh kasih sayang, di sapa dengan senyuman tiap pagi atau sekedar di tanya bagaimana dengan hari ini?, hanya itu yang aku butuhkan. Selebihnya terserah karena aku tahu orang-orang yang mau menyempatkan waktu seperti itu sama aku adalah orang-orang yang perduli dan sayang sama aku."Tutur Ze

"Satu kali, dua kali, di kecewakan. Semua orang mungkin akan terlihat baik-baik aja tapi lebih dari itu? Gak akan ada yang baik-baik aja, semua orang punya hati meskipun selalu bilang baik-baik aja kita gak pernah tahu apa yang ada di dalam hati seseorang" sambung Ze

"jadi Bang Gavin yang dulu Lexa kecil kenal yah. Jadi Bang Gavin yang dulu Lexa kecil bangga banggain Ok"

Gavin tersenyum setelah itu memeluk Lexa,Ze juga ikut tersenyum di balik pelukannya, fyuhhh....semoga ia kembali karena masalahnya di sini sudah selesai

"Lexa makan dulu sayang"

"Lexa berangkat bareng abang yah"

"Loh gak bisa gitu dong, kan yang satu sekolah sama Lexa aku"

"Lexa sayang pengen beli apa bilang aja sama Dady nanti langsung Dady beliin"

"Lexa, ada yang ganggu kamu gak di sekolah"

"Lexa..."

"Lexa..."

"Lexa..."

Dan masih banyak lagi hal yang Ze dengar setiap harinya setelah ia kembali ke rumah, tidak ada lagi sikap dingin dari anak pertama tidak ada lagi kalimat memaki, semuanya berjalan seperti biasa. Dan yang pasti Ze di perlakukan secara overprotective mengingat ia yang hanya memiliki satu ginjal dan masih belum menemukan pendonor

Ada rasa senang karena Ze yang tidak memiliki seorang kakak dan keluarga yang seperti ini. Meskipun begitu ia tetap merindukan keluarga aslinya dan dunia aslinya di sana.

Seperti kebanyakan orang bilang 'Semua pasti akan ada hikmahnya' dan sepertinya Ze mulai membernarkan kalimat itu karena akhirnya ia bisa merasakan kebahagian yang Ze juga harapkan bisa di rasakah oleh Lexa yang sebenarnya