Matahari mulai merambat naik,warna langit berangsur cerah seiring naiknya matahari
Ze mengernyitkan dahinya,mengerjap sebelum akhirnya tersenyum tipis.
Ini adalah kamar tidur miliknya,tidak kaget. Karena memang seharusnya ia ada di sana.
Ze mengecek handphonenya. Kali ini ia sedikit terkejut karena ternyata dia hanya menghabiskan satu malam,padahal di dunia sana Ze sudah hidup selama 3 bulan lebih
Apakah ini mimpi?
"Ck! Nyata banget rasanya"
⏳
Ze menyusuri koridor sendirian,rasanya sudah lama sekali Ze tidak melihat koridor ini,perbedaannya sangat kentara dengan sekolah saat Ze memasuki jiwa Lexa
Entah dari interiornya maupun orang-orangnya
"Bagaimana keadaan Lexa sekarang"
"Apa dia udah lebih bahagia?"
"Apa dia udah punya pendonor ginjalnya?"
"Atau apa dia--" Ok stop it Zephyra, itu bukan urusan lo
Ze mengangguk tipis,ya itu sama sekali bukan urusannya, yang terpenting adalah dia sudah kembali
"Morninggggg Zephyra" suara menggelegar itu membuat Ze memutar bola mata malas
"Berisik anj"cibir Ze datar
"Pagi pagi udah ngegas, dosa lo udah numpuk tuh pasti" Cibir Karen balik
"Nye nye nye" ejek Ze
"Ze" panggil Karen
"Hmm"
"Ze"
"Apasih ahkk"sungut Ze emosi
"Pinjem novel dong"ujar Karen sambil menaik turunkan halis
"Yang mana"tanya Ze
"Yang kemaren beli,tapi yang udah lo baca"ucap Karen
"Kenapa harus yang udah gue baca"tanya Ze
"Itukan punya lo dodol,masa yang beli belum baca tapi udah di baca orang lain"Cibir Karen
Ze berdecak pelan "so banget lo. Kayak sama siapa aja,santai aja kali"
Dia menyengir "Attitude is number one dude"
Ze tersenyum tipis "Ok,nanti bawa aja kerumah"
"Hihi...makasih bestaii" Sorak Karen sambil
"Jijik" ketus Ze datar
"Kar"
"Hmm"
"Gak jadi deh"ucap Ze santai dan duduk di bangkunya
"Anj anak anj" umpat Karen kesal
"Apa?bilang apa?" Ketus Ze sambil menatap datar ke arah Karen
Karen menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal "Hhe enggak jadi"
"Ngomong kasar lagi,gue dorong lo dari lantai tiga" ucap Ze datar
"Dih,gak sadar diri lo hampir tiap hari ngumpat syalan" cibir Karen
"Yaudah, jangan ikut-ikutan. Gue aja"ucap Ze
"Iya iya,tadi mau ngomong apaan, jangan bikin orang penasaran" ujar karen
"Cerita fantasy itu menurut lo apa?"
⏳
Ze berjalan mondar mandir di kamarnya berniat membaca novel tapi ia takut kembali terseret ke dalam dunia yang tidak masuk akal itu.
Jujur saja sampai detik ini Ze tidak percaya akan kejadian kemarin yang hanya menghabiskan waktu 1 malam di dunia nyata. Tapi bagaimanapun Ze mengalaminya sendiri
Percaya atau tidak sepertinya dua kalimat itu tidak berarti karena sekalipun itu nyata semua orang tidak akan percaya begitupun sebaliknya
"Shit Ze, kenapa lo harus mikirin hal gak penting kayak gitu,baca tinggal baca. Lagian kalo emang ke seret lagi yaudah tinggal jalanin" maki Ze kepada dirinya sendiri
Akhirnya Ze mengambil salah satu novel miliknya dan mulai membacanya
⏳
"Suruh siapa pakai baju kayak gitu?"
"Gak ada sih"
"Terus kenapa di pakai"
"Ya pengen,emangnya kenapa?"
"Ganti"
"Ih kan aku u--"
"Ganti atau gak jadi pergi"
"Sumpah gue benci banget sama lo"
"Apa? Apa ulang sekali lagi"
"Gak,gak ada"
"Ok kita gak jadi pergi"
"Ihh...Ta, gak mau aku mau pergi"
"Yaudah ganti"
"Iya-iya"
••
"Ta pengen itu dong"
"Gak"
"Itu aja deh"
"Gak"
"Terus kesini mau ngapain kalo mau ini itu gak boleh Diktaaa"
"Yang lain aja yahh"
"Ya apa"
"Ice cream deh boleh"
"Yaudah deh"
"Mau nonton gak?"
Clay mengangguk "Boleh,tapi jangan nonton horror"
Pada akhirnya akan selalu seperti itu Clay tidak pernah mendapatkan apa yang ia mau, tapi clay tidak bisa melakukan apapun karena hanya Dikta yang ia punya
Tuk~
Ze menutup buku yang ia baca sedikit keras. Kemudian ia mendengus
"Dikta kan bukan pacarnya anjirr. Tinggal lawan kan bisa" gerutu Ze sendiri
"Ini gue yang salah milih novel apa gimana sih? Kenapa pemeran ceweknya lemah semua"
⏳
Seseorang menepuk nepuk pipinya,membuat Ze mengernyit siapa sang empu yang berani membangunkannya dengan cara seperti ini. Bukan apa-apa Mommynya hanya akan berteriak nyaring jika ingin membangunkannya paling parah ya..menyipratkan air, demi apapun Ze bisa jamin Mommynya tidak akan selembut ini jika membangunkannya
"Heii...wake up" bariton asing membuat Ze kaget sesaat meskipun ia masih bisa berpura-pura untuk tetap tidur
"Shit...suara siapa itu?"umpat Ze dalam hati
"Jangan bilang..."
"Ay, bangun...udah siang. Kita harus sekolah" lagi,bariton itu kembali terdengar
"Gotcha, dia kembali memasuki jiwa seseorang!" Gumam Ze dalam hati
Ze mengerjapkan matanya,ralat Clay mengerjapkan matanya. Dan melihat sosok laki-laki jangkung yang sedang menatapnya datar
"Lo bisa duluan kalo gak mau nunggu" ucap Ze tiba-tiba dengan datar
"Apa? Apa ,coba bilang sekali lagi"desis laki-laki itu dengan tatapan tajam
Ze menghela napas "Duluan aja"
"Enggak,tadi gak gitu ngomongnya"
"Apasih, pagi-pagi udah ribet" gerutu Ze kesal. Ayolah ia malas jika paginya harus di sambut seperti ini
"Kamu kenapa sih? Lagi PMS ya?"
"Gak" jawab Ze datar
"Terus kenapa?"
"Gak papa, gue gak papa" kesal Ze
"Sejak kapan manggilnya lo-gue"
"Lah gue harus manggil apa syalan" Umpat Ze dalam hati
"Ya terus" tanya Ze
"Harus aku-kamu"
"Lo siapa?"tanya Ze dingin sambil menaikkan sebelah halisnya
"Kamu sakit yah"
Ze mendengus kasar "Gue bilang,gue gak papa"
"Terus kenapa ngomongnya harus jutek kayak gitu"
"Ya gue emang kayak gini anj" maki Ze dalam hati
Ok...tarik napas...keluarkan...lo harus sabar Ze jiwa yang lo masukin ini lemah lembut, sabar Ze sabar
"Ok sorry" ucap Ze datar
"Yaudah gih mandi dulu"
"Lo duluan aja" ketus Ze
Tuh kan GAK BISAA WOII GAK BISAA Gue gak bisa pura-pura so lembutt....syalan emang
"Lagian dia siapa anjirr,ngurusin banget hidup gue..wait? Dikta?...jangan bilang dia sosok Dikta di dunia ini" gerutu Ze dalam hati
"Aku ada salah Ay?"
"Gak ada" jawab Ze
"Terus kenapa kamu jutek banget"
"Gak mood aja"jawab Ze seadanya
"Serius"
"Ya"
"Ok,aku tunggu di bawah"
"Gak duluan?"tanya Ze
"Enggak lah, nanti kamu berangkat sama siapa kalo gak sama aku"
"Sendiri lah, gue udah gede"gumam Ze
"Apa Ay?"
"Gak,gak ada" Final Ze kemudian melangkah pergi ke kamar mandi
⏳
Ze kembali menginjakan kaki di sekolah yang sangat unfamiliar di matanya,maybe ini juga akan kembali menambah pengalamannya di dalam sudut pandang dunia yang entah nyata atau tidak,and of course dengan orang-orang baru lagi
XII-MIPA 3
Dikta berhenti tepat di depan kelas itu,laki-laki itu tersenyum tipis dan berniat menyentuh rambut Clay,sebelum akhirnya Ze mundur beberapa langkah menghindari itu,dan sepertinya Dikta terlihat kaget sekaligus syok, terlihat dari ekspresinya
"Why"
"Nothing,gue masuk duluan yah" ucap Ze kemudian melangkah masuk meninggalkan Dikta dengan ekspresi terkejutnya.
Sungguh,Ze sama sekali tidak perduli!