Chereads / TRANSMIGRASI ZEPHYRA / Chapter 2 - 2.Lelucon macam apa ini!

Chapter 2 - 2.Lelucon macam apa ini!

"Mom, Aku berangkat dulu yah. Nanti aja sarapannya di sekolah"

"Siapa bilang boleh sarapan di sekolah?"

Ze diam di tempat, wait. Sungguh Ze sama sekali tidak kenal suara siapa itu

"Lexa,balik tubuh kamu dan sarapan sekarang"

"Le-xa. What? Shit what is this!" Umpat Ze dalam hati.

Bagaimana Ze tidak mengumpat,namanya Zephyra,bukan lexa. Sial lelucon macam apa ini!

Dengan gerakan pelan,Ze membalikkan tubuh dan melihat ke arah 6 orang yang sangat asing di matanya

"Mereka siapa?" tanya Ze dalam hati

"Kenapa malah diam,sini duduk" ujar pria paruh baya

"Ini udah siang,nanti aku kesiangan" ucap Ze

"Masih ada waktu,ayo sarapan dulu" ucap Gerry(anak lelaki ke 3)

Ze hanya mengangguk tipis setelah itu mengambil posisi duduk di salah satu kursi,sungguh ia masih belum mengerti dengan situasinya. Ze sangat berharap jika ini mimpi.Sial! Bagaimana bisa Ze tidak sadar bahwa ini bukan rumahnya

Zia menikmati makanannya sambil melihat satu-persatu orang yang ada di sana.

Semuanya sungguh tidak masuk akal,tapi jika memang ini nyata.tentu saja Ze harus segera menyelesaikannya dan kembali ke kehidupan yang sebenarnya

Wait?Lexa? Rasanya Ze pernah mendengar nama itu

Exactly,nama itu. Itu adalah nama tokoh utama dari novel yang tadi malam ia baca.

"Ok, keep calm Ze. Gue cuman perlu selesaikan semuanya dengan cepat"gumam Ze dalam hati

"Ingat kalo kamu berani makan mie lagi,kamu harus terima hukumannya" Tegas Andra (Ayah Lexa)

That's right, ia benar-benar masuk ke dalam sebuah novel

Ze hanya kembali mengangguk tipis,tidak mengatakan apapun

"jawab sayang" Ujar Momy sambil mengelus punggung Lexa

"Iya D-dad" jawab Ze ragu,damn. Memanggil orang lain dengan sebutan 'Dad' sangat tidak nyaman

"Gavin gak pulang lagi Mom?" tanya Andra

Wanita yang du panggil mom itu menggeleng lemas "Lembur lagi katanya"

"kenapa sih sekarang,abang sering banget gak pulang" Tanya Alexi (anak ke empat)

"Mungkin dia emang sibuk " Jawab Ayla (Momy Lexa)

Gavin? Ze kembali mengingat siapa orang yang mereka maksud.

Ah,iya Ze ingat. Keluarga ini memiliki 5 anak, 4 laki-laki dan satu perempuan. Entah anak keberapa Gavin yang mereka maksud,first maybe? Ok she doesn't care yang paling penting adalah Ze bisa kembali ke dunianya

"Dari tadi kok diem aja,kenapa ada yang lagi di pikirin?" Tanya Gerald

Ze hanya menggeleng tipis

"Kamu sakit dek?"Tanya Lexi

Ze kembali menggeleng sebagai jawaban "Lagi gak mood aja"

Ze berjalan menyusuri koridor,demi tuhan dia masih belum percaya dengan ini. Sekarangpun Ze tidak tahu dimana letak kelasnya, ayolah Ze baru membaca beberapa bagian saja. Ze belum menyelesaikan novelnya

"Oii...bengong aja masih pagi, ngopi ngapa ngopi" seseorang datang dengan tiba-tiba dan langsung merangkulnya

Ze melirik siapa orang yang baru saja mengagetkannya,Siapa lagi ini? Astaga? Sungguh Ze benci suasana ini

"Hai" sapa Ze seadanya

"Ck? Kenapa lo? Kaku banget. Biasanyakan ceria"

Ze mengangguk mengerti,ya tokoh Lexa dalam novel memang sangat seria dan ramah, aishh...shit! Sekarang apa yang harus Ze lakukan sedangkan sifatnya justru berkebalikan dengan sifat Lexa

"Eh, Lex gimana hubungan lo sama abang lo? Bang Gavin?"Tanyanya

Ze jelas mengernyit saat mendengar pertanyaan itu,dia tidak tahu apa-apa. "Hah! Hmm..gitu deh"

Terlihat perempuan yang sedang merangkulnya itu juga ikut mengernyit,tapi tidak urung tetap membalas " Lo harus terus pepet Lex,jangan kasih kendor. Terus aja deketin sampai dia bisa kayak dulu lagi"

"Lah,gue gak ngerti lo ngomong apa anjirr!" Umpat Ze dalam hati

"Pesen apa xa?"tanya Mei

"samain aja"Jawab Ze

"Ok"

Ze melihat sekeliling kantin,tidak ada yang aneh. Sama seperti kantin biasanya tidak ada drama siswa yang membully siswa la-

Prangg~

Damn,ternyata dugaannya sangat meleset. Drama itu ternyata ada,dan sepertinya selalu ada.

"Gue suruhnya bakso, bukan bakmie. Lo punya telinga di pakai dong sialan!" Umpat siswi itu kepada siswi lain

"Tadi,kakak bilangnya bakmie kok" jawab siswi lain dengan takut

"ngejawab lagi, kalo gue bilangin dengerin aja gak usah jawab-jawab kayak gitu,eneg gue dengernya"

"Udah sana beli lagi,Tambah es jeruk satu. Kalo sampai salah lagi, muka lo gue siram pakai air panas"

"I-iya kak"

"Gue hitung sampai 5 menit,kalo lebih dari itu lo terima akibatnya"

"Tapi kak-"

"GUE BILANG JANGAN JAWAB ANJING! GAK DENGER."

"Udah sih,tinggal lakuin aja"

Ze mendengus kasar,paling malas jika sudah melihat yang seperti ini. Ingin melerai tapi ingat bahwa ia bukan Zephyra tapi Lexa. Dia tidak perlu ikut campur. Ya....jika ia tahan.

"Nih, Inget jangan pakai sambel" Mei datang dengan 2 mangkuk bakso dan 2 botol air mineral

"Kenapa?"Tanya Ze

"Nanti di marahin abang lo lah, Ck! Kayak orang amnesia lo dari tadi cuman,hah heh hah atau tanya kenapa" Ujar Mei

Meira,ya. Nama dia adalah Meira satu-satunya teman Lexa sebelum yang lainnya di eliminasi oleh abang-abangnya

"Nih ya,kadang gue ngerasa kesel tiap ngantin liat geng itu bully siswa lain. Tapi gue bisa apa, bantuin cuman buat kita berada dalam masalah. Buktinya lo juga yang sebenarnya emang berkuasa di sekolah ini males buat ikut campur" gerutu Mei

Ze hanya mengangguk ngangguk mendengar ocehan Meira sampai akhirnya kegiatannya terhenti karena merasa sebuah cipratan air mengenai bajunya, ya. Kalian pasti sudah tahu apa penyebabnya

Zia melempar sendoknya dan menggebrak meja dengan keras "Bisa diem gak sih Anjing! makan gue keganggu gara-gara lo sialan"

"Lo pikir di kantin isinya cuman lo doang,lo pikir di kantin yang makan cuman lo doang,lo pikir lo gak mempan kalo di tusuk? Seenaknya bully orang. Punya otak tapi gak di pakai, uninstall aja sekalian, gak guna!" Geram Ze

Meira menganga menatap Lexa tak percaya, begitupun suasana di kantin menjadi hening sampai tidak ada yang berani bicara

"Lo siapa? Berani gitu sama gue?" Tanya Laura tidak terima

"Manusia lah bodoh, gue napak" Cibir Ze sarkas

Laura berdecih,"Gue tahu sialan! Maksud gue lo siapa. Lo punya kekuasan apa sampai berani gitu sama gue? Gue anak donatur terbesar di sini."

"Kekuasaan? Yakin mau bahas itu sama gue?" Tanya Ze mencibir

"Belagu banget lo jadi orang" ujar Laura

"Apa? Iri?" Cemooh Ze

"Cih! Iri sama orang kayak lo? Ngapain. Gue punya semuanya, gue gak perlu iri sama orang lain termasuk lo" Ujar Laura

"Iya,lo punya semuanya tapi otak sama hati gak punya" Cibir Ze

"Anjing! Sini lo"

Bughh~

Satu pukulan tepat mendarat di rahang Laura

"shhh, Lo"Murka Laura yang wajahnya sudah memerah

"Kenapa? Sakit? Mikir, lo juga sering lakuin itu sama orang lain. Bahkan bukan cuman rahang mereka yang sakit mental mereka juga bakalan kena,mau gue tambah lagi? Sampai tangan lo patah? Atau kaki lo lumpuh? Gue bisa lakuin itu semua. Biar mental lo juga kena" Geram Ze

"Lo punya semuanya kan? Ok,kalo gitu gue patahin tangan lo juga gak bakal berarti apa-apa dong? Lo kan punya semuanya. Tinggal sewa dokter mahal,kelar" Sarkas Ze setengah mencemooh

Ze menghentikan tangannya Sebelum benar-benar memukul Laura yang sudah menutup wajahnya dengan tangan

"Takut? Cih! Payah" Cibir Ze

"Lo! Berani beraninya lo kayak gini sama gue! Siap-siap besok lo denger surat drop out dari sekolah" Geram Laura

"Lo salah sasaran bitch" Suara berat itu kembali membuat kantin hening