Semester 3...
Afi dan Fai akrab lagi dan tidak ada rasa canggung lagi. Sejak kejadian Afi membantu Fai, sepertinya Fai mengakui kalau Afi itu orang baik yang jadi temanya. Sekarang status keduanya jelas yakni teman.
Tetapi ada yang aneh dari perilaku Fai saat menghadiri acara kegiatan Idaroh kelas (kegiatan kelas yang bertujuan menjalin silaturahmi mahasiswa dalam suatu kelas). Kegiatan bergiliran bagi setiap anggota kelas untuk mengundang anggota kelas dan menjamu, kemudian setiap mahasiswa akan di minta membayar uang kas untuk kemudian diberikan kepada tuan rumah (satu orang mahasiswa dikelas yang mendapat giliran menjadi tuan rumah).
Di depan rumah Bayu Fai terlihat duduk di teras sibuk bermain ponsel dan tersenyum sendiri. Kemudian Afi baru saja tiba dan memarkirkan motor Suzuki GSX-R 150 berwarna hitam miliknya
"Fai kamu sedang apa?" Tanya Bayu pada Fai yang duduk di teras rumah Bayu sejak 10 menit lalu
"Fai..." Tanya Bayu lagi ketika tidak ada jawaban dari Fai
Afi mendekati Bayu yang kebingungan dengan Fai, isengnya Bayu mencul. Dia melangkah maju mendekati Fai tapi ditahan oleh Afi
"Kamu mau ngapain?" Tanya Afi serius dan tangan memegang lengan Bayu menghentikan langkahnya
"Itu Gus. Fai dari tadi aku panggil tidak menjawab, senyum-senyum sendiri lagi. Kasihan anak orang, takutnya kesambet penunggu diramahku he...he..." Jawab Bayu dengan sedikit bercanda
Niat Bayu menunjukkan kelakuan Fai pada Afi, tapi justru sekarang Afi yang terdiam dan memandang Fai tanpa berkedip. Afi terus menikmati senyum lucu Fai yang asyik menatap ponselnya, senyuman dengan dua gigi depan lebih besar dari jajaran gigi lain. Senyum lebar yang tampak cerah dan mampu meluluhkan hati orang yang melihat.
"Hei... Gus... yah malah nular kesambetnya" Ucap Bayu kebingungan dengan dua tangan menggaruk kepalanya yang ditumbuhi rambut sedikit keriting
"Gus..." Teriak Bayu di dekat telinga Afi
Mendengar teriakan Bayu, Fai langsung menoleh karena kaget.
"Aduh... apaan sih, budek kupingku Bay" Teriak Afi membalas karena kaget
"Ada apa Bayu. Kok teriak" Tanya Fai yang penasaran
"Maaf ya Gus, gara-gara kamu nih Fai. Ngapain duduk di luar lihat ponsel terus senyum-senyum lagi. Aku pikir kamu kesambet" Jawab Bayu kepada Fai dan tangan mengelus punggung Afi
"Astagfirullohhaladzim, gara-gara aku? Maaf Bayu. Aku terlalu sibuk main ponsel" Jawab Fai dengan wajah bersalah
"Ya sudah, ayo masuk sudah ada Farah di dalam. Kamu sudah ada temannya." Jawab Bayu menginfokan teman sekelas yang sudah hadir, karena tadi Fai sengaja di luar sebab yang sudah hadir laki-laki semua.
Afi sedikit bingung kenapa Fai bisa bertingkah begitu, padahal biasanya tidak pernah Fai sibuk bermain ponsel hingga tidak fokus apalagi tersenyum sendiri. Siapa orang yang berbalas pesan degan Fai hingga dia lupa dengan sekitarnya.
"Memasuki acara selanjutnya yakni sambutan dari tuan rumah, dan istirahat bersma. Silahkan bagi sedulur semua untuk menikmati sajian yang sudah disediakan" Ucap Davit yang dapat giliran bertugas menjadi pembawa acara hari itu
Semua rangkaian kegiatan Idaroh sangat bermakna diawali acara Khatmil Qur'an yang pelaksanaannya di bagi per juz malam sebelum acara dan akan dibaca juz 30 di majelis yang dipimpin oleh salah satu teman yang bertugas. Ini juga merupakan bentuk pelatihan untuk meningkatkan potensi mahasiswa agar ketika terjun di masyarakat bisa menjadi pribadi yang bisa diandalkan. Kemudian acara tahlil dan sambutan beserta istirahat, setelah selesai makan biasanya Shalat berjamaah baru menjelang jam 2 siang bubar setelah semua anggota bertukar pemikiran dan keluhan untuk kemajuan kelas.
"Fai pulang sama aku kan?" Tanya Zia kepada Fai yang berdiri di depan teras rumah Bayu
"Fai..." Tegur Zia kembali karena Fai sibuk melihat ponsel
"Iya Zia sebentar. Aku sedang mengecek pesan" Dengan tangan kanan menyimbolkan stop
"Sudah?" Tanya Zia lagi setelah satu menit
"Iya sudah" Senyum Fai dan berjalan mengikuti Zia di belakangnya
Afi melihat tingkah aneh Fai selama 3 hari ini menjadi gelisah dan memandang dari jauh. Kemudian di tegur Davit dari belakang.
"Kamu sedang apa Gus?" Tanya Davit dan menepuk punggungnya
"Tidak ada Vit. Eh, kamu kalau lihat cewek senyum sendiri dan main ponsel itu tandanya apa?" Tanya Afi serius dan berbalik menghadap Davit
"Kurang tahu sih. Tapi kemungkinan besar chatingan sama pacar paling Gus, kenapa?" Tanya Davit bingung
"Oh begitu ya. Tidak apa-apa kok" Jawa Afi sadar tingkahnya akan membuat Davit curiga
"Ada cewek baru ya Gus? Gagal dapetin pasti, gelagat main ponsel biasanya sih memang udah ada yang lagi dekat Gus" Jawab Davit bermuka polos
Afi semakin penasaran dihatinya, kemudian bertanya ke Fai didepan banyak orang. Afi menuju ke motornya dan muaki bicara.
"Mbak Fai sibuk banget main ponsel dari pagi sampek disangka kesambet. Main apa Mbak? Seru gak gamnya?" Tanya Afi mengelabui dengan bertanya permainan yang mungkin dimainkan Fai
"Apaan sih Gus. Bukan main gam, cuma sedang banyak pesan masuk" Jawab Fai dengan wajah sedikit malu
Bayu yang mendengar nimbrung dan menambahi
"Iya Afi. Main ponsel serius banget, pasti main Mobile Legensd tuh, heheh..." Celetuk Bayu yang berdiri di depan teras mengantar kepulangan teman-temannya ke rumah masing-masing
"Sudah kalian ini ganggu orang saja. Kasihan Fai, ayo Fai kita pulang. Ayo naik" Ucap Zia melerai dan menaiki motornya
"Bukan kok" Jawab Fai dengan wajah memerah karena malu kemudian naik motor di belang Zia
Sikap aneh Fai, biasanya dia akan membuat argumen panjang untuk menjelaskan. Tapi alasan yang diucapkan seperti dibuat-buat agar semua orang percaya. Wajahnya juga terlihat malu, padahal seharusnya dia biasa saja jika tidak benar. Afi makin penasaran dengan perubahan Fai.
Dijalan...
"Fai kamu masih berbalas pesan DM dengn Gus Vir ya?" Tanya Zia dengan tangan membuka kaca helmnya dan masih sibuk mengendalikan laju motornya
"Iya Zia. Kami banyak bercerita tentang kegiatan kampus , jadi bertukar pengalaman. Aku juga bayak dapat wawasan dan pelajaran dari mempelajari gaya perkuliahn Gus Vir" Jawab Fai panjang lebar
"Oh begitu. Kamu jarang bisa akrab dengan cowok, ternyata alasnya begitu" Jawab Zia muai paham kalau sahabatnya ini tertarik dengan tipe cowok model Gus Vir
Hal yang di pelajari Fai dari Gus Vir ialah, perbedaan Kegiatan perkuliahan dan gaya belajarnya. Di perkuliahan Gus Vir mahasiswa diwajibkan memakai kendaraan sepeda, ini bukan tanpa alasan karena bertujuan menjaga kesehatan juga lingkungan. Karena dengan bersepeda tubuh jadi sehat dan jalanan akan berkurang polusinya, Fai jadi membayangkan jika dia bisa naik sepeda ke kampus karena Fai memang tidak bisa mengendarai sepeda motor, tapi bisa bersepeda.
Alasan lain kenapa transportasi sepeda karena jarak Asrama/ Ponpes Gus Vir dan kampus dekat jadi bisa dijangkau dengan sepeda, sedang jarak rumah Fai dan kampus jauh hingga 10 Km. Ditambah tidak mungkin membawa sepeda ke kampus yang mayoritas parkirkan dipenuhi motor, pasti akan kesulitan mendapat tempat parkir yang cocok.
Dalam kegiatan perkuliahan juga ada perbedaan waktu dan kedisiplinan. Jika di kampus Fai perkuliahan bisa dengan mudah mengikuti maupun tidak, jika di tempat Gus Vir harus datang dan mengikuti karena akan ada takziran (hukuman ala Pesantren) jika tidak beralasan jelas, berbeda degan Kampus Fai yang masih bisa tidak hadir meski akan berdampak pada nilai tapi tidak akan ada hukuman untuk para mahasiswa.
Keesokan harinya di kelas...
Afi mendekati Zia dibangkunya
"Zia, Mbak Fai kenapa? Kok aneh akhir-akhir ini?:" Tanya Afi bermuka penasaran
"Eist... kenapa nih tiba-tiba tanya begini?" Goda Zia pada Afi
"Tidak ada apa-apa. Cuma penasaran saja" Jawab Afi sedikit gentar takut ketahuan ingin tahu pacar Fai
"Oh, gitu. Gak ada Cuma emang sih, Fai lagi senang berbalas pesan sama teman masa kecilnya. Bukan masalah besar nanti juga balik normal lagi" Jawab Zia santai
"Teman? Perempuan? Kok beda perilakunya jadi kurang fokus " Penasaran Afi bertambah
"Ih kamu tanya mulu. Kepo banget sih, iya teman cowok kenapa? Kamu kok penasaran banget sih?" Tanya Zia mulai curiga
"Bukan kok Zia. Cuma keras aneh aja sama perubahan Mbk Fai, Makasih udah jawab" Ucap Afi mengakhiri karena takut justru ketahuan nantinya dan pergi keempatnya lagi
Zia penasaran dengan perilaku Afi, mana biasa orang sedetail itu tahu perubahan Fai selain dia. Kenapa Afi sampai tahu kalau tidak menaruh perhatian lebih ke Fai
Zia datang ke markas PMII dan menemui temanya yang jadi anggota di sana bernama Fania
"Nia, kamu tahu tidak gosip atau kelakuan apa yang aneh dari Afi tentang sahabatku Fai? Atau bicarain Fai gitu?" Tanya Zia serius
"Afi kelas A1 temanmu satu kelas kan?" Jawab Nia mengkonfirmasi dulu tapi bersuara keras
"Iya" Jawab Zia dengan membekap mulut Fania karena suara kerasnya
"Iya Afi memang biasa dikenal suka main cewek kan? Mantannya juga banyak, tapi aku jarang dengar nama Fai sih. Cuma pernah dengar Afi bertengkar karena Kak Arbani suka sama teman sekelasmu tapi dia kan udah ada pacar, jadi Afi emosi dan berkelahi. Kamu udah tahu itu kan? Tanya Fania serius
"Emm gitu. Jadi dia juga bilang ke semua orang kalau Fai itu temannya? Kamu tidak pernah dengar Afi bicara buat jadikan Fai calon target buat dijadikan pacarnya?" Tanya Zia makin serius dan sedikit berbisik
"Gak lah. Jelas banget pas ditanya Kak Ferdi tentang perkelahiannya, Afi bilang Kak Arbani ganggu temannya" Jawab Fania yakin
Mendengar jawaban Fania, Zia jadi tersentuh dan sedikit merasa kagum. Meski Zia dan Afi banyak di ejek selama ini oleh Afi. Tapi ternyata Afi care banget sama temannya. Zia jadi berpikir kalau Afi bisa banyak disukai orang pasti karena sifatnya ini, usah ganteng baik lagi.