_"Saat berat nan sesak menanggung kesalahan, sebaiknya cepat perbaiki jikalau tidak ingin semua memburuk"_
~Afi~
Afi pulang ke rumah dengan berjalan gontai, wajahnya tidak bersemangat. Jiwanya seperti hilang, tanpa arah pikiran kosong memikirkan air mata yang mengalir di wajah cewek mungil nan cantik yang sudah hampir 2 tahun membuat dirinya selalu mengubah kebiasaan.
"Afi kamu mau ke mana Afi?" Tanya Ibu Afi karena anaknya keluar tanpa berpamitan, tidak biasanya Afi begitu acuh pada ibunya
Afi hanya terus berjalan seperti tidak mendengar apa pun
"Afi..." Ucap Ibu Afi sedikit berteriak dan memegang tangan Afi yang masih berjalan
"Iya Ibu" Ucap Afi menoleh dan terbangun dari lamunan
"Kamu kenapa? Mau ke mana? Kenapa Ibu panggil tidak jawab? "Ucap Ibu Afi khawatir dan memandang dengan seksama putranya
"Eh.. tidak Bu, iya Afi cuma mau keluar sebentar" Afi mencium tangan Ibunya dan keluar rumah
Ibunya mencegah dan menahan tangan Afi
"Kamu kenapa? Tidak biasanya seperti ini" Ucap Ibu Afi sedih
"Tidak ada Ibu. Jangan khawatir aku cuma sedang tidak fokus" Tersenyum menenangkan Ibunya
Afi hanya terus terbayang apa yang terjadi tadi pagi. Air mata Fai jelas terlihat mengalir dan menatapnya kecewa, kali ini kesalahan Afi teramat besar hingga membuat cewek lembut itu menangis. Bahkan tidak mengikuti perkuliahan karena langsung lari dan kembali pulang.
Kemarin saat Afi kembali ke kelas karena tidak berhasil mengejar Fai...
Langkah kakinya lemas dan tidak bertenaga, hingga pintu masuk kelas dia masih seperti orang sakit yang perlu dipapah. Zia yang melihat Afi memasuki kelas bertanya.
"Afi mana Fai? Kamu kenapa?" Ucapan Zia khawatir dan memegangi tangan Afi karena terlihat lemas saat berjalan
"Lepas..." Ucap Afi kasar dan menepis keras tangan Zia
"Kamu kenapa?" Ucap Zia khawatir
"Kamu tanya kenapa? Kacau, semuanya kacau. Kita akhiri saja hubungan ini, kita putus. Kamu bukan lagi pacarku" Ucap Afi ketus dan mengambil tasnya di kursi dan keluar kelas
Zia yang mendengar ucapan Afi langsung mengikuti keluar kelas dan berteriak
"Apa ini? Kenapa kamu menyalahkan aku? Kamu yang salah Afi, aku benci kamu. Kamu tahu aku dan Fai bersahabat, seharusnya kita tidak berbohong soal hubungan kita" Ucap Zia menyalahkan semua ke Afi dan berteriak
"Kamu pikir aku tidak berpikir tentang itu? Kamu tahu aku juga bingung untuk menentukan pilihan, kamu juga yang terus merengek untuk berpacaran denganku, apa kau lupa?" Ucap Afi dengan nada tidak kalah tinggi dan menoleh ke arah Zia dengan tatapan marah
"Lalu untuk apa kamu mau menerimaku jika hanya untuk berakhir menyakitiku?" Ucap Zia dengan isak tangisnya
"Kamu yang meminta sendiri berpacaran. Jika aku menolak bukannya kau juga akan tersakati? Apa itu juga salahku?" Ucap Afi dengan wajah makin bingung nan kalut
"Lalu kamu pikir dengan memberi aku harapan palsu dan menyakiti kamu baik kepadaku Afi? Kamu jahat" Ucap Zia berwajah penuh air mata dan mata sembab menangis
"Sudahlah Zia. Kita akhiri ini, kamu yang mengajak berpacaran. Aku hanya mengikuti maumu, sekarang semuanya sudah memburuk, kita akhiri ini" Ucap Afi dan pergi dari depan kelas tempat percakapan panas mereka
Semua kejadian terus terbayang di ingatan Afi. Sebuah kesalahan dan kebodohan karena mengawali suatu hubungan hanya untuk sekedar iseng. Berakhir dengan menyakiti Fai.
Pikiran kalut dan terbebani membuat Afi terus tidak fokus juga memutuskan tidak mengikuti kegiatan kampus saat kejadian itu. Kelas tidak terdapat Afi maupun Fai hari itu
"Afi kamu mau ke mana?" Tanya Bayu di parkiran karena melihat Afi sudah bersiap dengan helm dan menyalakan mesin motor
Tapi pertanyaan Bayu tidak dijawab dan langsung tancap gas meninggalkan kampus.
Malam setelah kejadian putus dengan Zia, Afi mencoba menghubungi Fai. Tetapi tidak dibalas, teleponnya juga ditolak terus oleh Fai. Geram dengan usaha Afi, Fai memutuskan menonaktifkan ponselnya. Semalaman Afi tidak bisa tidur nyenyak, bayangan wajah Fai kecewa dengan air mata membuat Afi juga ikut sedih.
Keesokan harinya di Kampus...
"Afi kamu ke mana kemarin? Kenapa tidak masuk kelas padahal udah di kampus?" Tanya Bayu di tangga berjalan beriringan dengan Afi
"Aku ada urusan Bay. Maaf tidak menjawabmu kemarin" Ucap Afi seadanya menutupi kejadian sebenarnya
Tiba-tiba Fai berjalan dari arah belakang dan langsung melewati Afi dan Bayu dengan langkah cepat menaiki tangga. Sikap Fai aneh itu juga disadari Bayu, dan membicarakannya.
"Kamu tidak masuk kelas kemarin, lalu Fai juga tidak. Kalian janjian?" Ucap Bayu denagn nada senang dan curiga hubungan Fai-Afi.
"Tidak Bayu. Kamu mengada-ada saja" Meninggalkan Bayu di pertengahan tangga lantai 3 menuju ke lantai 4
"Afi tunggu, kenapa kamu pergi duluan" Ucap Bayu heran karena ditinggal
Pulang Kamus Fai keluar kelas lebih cepat, dia tidak mengobrol atau menunggu siapa pun. Afi merasa perlu memperbaiki kesalahannya, dia mengikuti Fai hingga ke gerbang dan memohon maaf.
"Mbak Fai?" Ucap Afi dengan nada pelan
"Kalau kamu cuma mau membela diri dan membenarkan perbuatanmu. Lebih baik kau tidak perlu bicara Gus" Ucap Fai dengan wajah kesal dan mulai beranjak dari tempat duduknya untuk pergi
"Tungu, aku bukan ingin membela diri. Aku ingin menjelaskan Mbak, tolong dengarkan penjelasanku" Ucap Afi bernada memohon
"Aku sudah mengerti, kamu tidak perlu jelaskan. Aku paham kamu punya prinsip hidup sendiri dan kebiasaan bermain perempuan itu. Ahhh... tapi kenapa kamu setega itu melakukannya dengan Zia? Kamu sungguh tidak aku sangka setega ini" Ucap Fai marah dan pergi
Afi kembali gagal meyakinkan Fai, berakhir mendapat kemarahannya. Kak Ferdi kebetulan lewat dan menyapa Afi.
"Kau sedang apa Afi? Ayo ke markas" Ucap Kak Ferdi tersenyum menghampiri Afi yang sedari tadi berdiri di depan kursi dekat gerbang kampus
"Kak, aku butuh Kakak" Ucap Afi memelas dan berkaca-kaca
"Haduh kamu ini" Jawab Kak Ferdi bergeleng kepala
Mereka akhirnya duduk dan saling bercerita. Afi menceritakan segalanya, dan Kak Ferdi mendengar semua keluhan Afi yang diawali karena iseng menerima Zia sebagai pacar hanya untuk tahu info lebih banyak tentang Fai. Tapi menutupi status pacaran dari Fai.
"Kamu salah Afi. Kau membuat kesalahan yang membuat dua sahabat bertengkar, kamu tidak seharusnya memanfaatkan orang lain seperti itu. Apalagi hanya berniat iseng tanpa keseriusan. Menjalin hubungan tidak bisa hanya karena ingin bermain-main. Kamu melakukan kesalahan yang menyakiti dua perempuan sekaligus" Ucap Kak Ferdi dengan nada kahwatir dan sedikit kesal
"Lalu bagaimana ini Kak? Apa yang harus aku lakukan?" Ucap Afi sedih sekali
"Satu-satunya cara mendapat maaf dari keduanya. Kamu juga harus bisa menyatukan apa yang sudah kamu rusak Afi.
"Caranya Kak?" Tanya Afi dengan wajah kebingungan
"Kamu harus pikirkan caranya. Aku tidak tahu" Ucap Kak Ferdi dan beranjak dari kursi
"Kak kok berdiri?" Afi menatap dengan mendongak karena Kak Ferdi sudah berdiri
"Ingat Afi, kamu harus perbaiki kesalahan. Buat semuanya kembali lagi, laki-laki itu harus bertanggung jawab apa pun kesalahannya. Pikirkan baik-baik dan jangan ulangi kesalahan ini di masa depan" Menepuk pundak Afi dan meninggalkannya
Afi terus memikirkan cara terbaik mendamaikan Fai dan Zia hanya untuk memperbaiki kesalahannya. Mungkin akan sulit mendapat maaf, tapi akan dipastikan semua kesalahan yang dilakukan harus diperbaiki. Semua hal harus kembali ke tempatnya yang semestinya, yakni persahabatan Fai dan Zia.