Chereads / Teman atau Cinta / Chapter 16 - Usaha Kuat

Chapter 16 - Usaha Kuat

Pesantren Al Mubtadi'in Probolinggo...

Rumah besar yang dihuni hanya tiga orang yakni Ning Syila dan kedua orang tuanya. Memang tidak terlalu sulit membersihkan, hanya terdapat dua kamar dan beberapa ruang besar lain yang menjadi komponen penting rumah. Seperti ruang tamu dengan perpaduan warna apik antara krem, putih, dan juga coklat yang memiliki luas 49 Meter Persegi.

Umi Salamah bertekat akan membujuk suaminya untuk mengizinkan putrinya berkuliah meski pasti akan sulit dan butuh waktu.

"Aku harus bisa membantu putriku. Tapi, jika hanya denagn membujuk itu sia-si. Suamiku itu kerasdengan pendiriannya harus denagn cara lain" suara hati Umi Salamah memikirkan cara

Umi Salamah terus berusaha mulai dari membujuk, merayu denaan makanan dan mendiskusikan argumen berkali-kali denaan Abah Yusuf meski masih belum membuahkan hasil.

******************************

Abah Yusuf dan Umi Salamah selalu memiliki pandangan berbeda tapi selalu bisa menyatukan pada akhirnya. Syla jatuh sakit lagi, ini menghebohkan seisi rumah juga menyebabkan kecemasan Abah Yusuf.

"Astagfirullah Syla" uap Umi Salamah yang pertama melihat Syla keluar kamar sendiri meski asih lemas

Kemudian menghampiri dan memapah Syla gaar tidak jatuh

"Syla"ucap Abah Yusuf khawatir tapi haaya mampu memandang dari jauh

Syla dipindahkan ke kamar, satu jam Umi Salamah menunggui di kamar Syla hingga sadar. Langsung memberi minum lalu menyuapi putrinya dan membiarkan waktu istirahat dengan tenang. Umi Salamah tahu putrinya terbebani keinginannya untuk kuliah.

"Syla Umi tinggal ya, istirahat dulu. Janagan bayak berpikir"

"Nggeh Umi"

Umi Salamah meninggalkan kamar Syla, sedang diluar Abah Yusuf sudah menunggu dengan wajah cemas di sofa samping pintu kamar Syla.

"Umi, gimana Syla?" tanya Abah Yusuf dengan wajah penuh tanya

"Tidak apa-apa Abah. Cuma dia itu baayak pikiran, sudah Umi suapi makan malam. Biar Syla istirahat dulu"

"Tapi Syla kok sampai selemah jni, bukannya dia tidak pernah begini. Apa tidak berbahaya Umi?"

"Sudahla Abah, ini semua karena Abah, sekarang Syla tertekan dan merusak kesehatanya" tatap sedih Umi Salamah kepada Abah Syla

"Iya Umi Abah sepertinya slaah dan sudah keterlauan" berjalan lebih dulu di depan Umi Salamah menuju ke kamar

Semua usaha Umi Salamah bertujuan agar Abah Yusuf mau mengubah keputusan. Meski belum membuahkan hasil dan ini membuat Umi Salamah juga khawatir, putrinya akan makin tersiksa.

//////////////////////////////////////////////////////

Syla dikamar ditemani Mbak Sofi terus terdiam. Mbak Sofi melaksanakan tugas Ibu Nyai Salamah menemani Syla, duduk di samping Syila di kasur.

Sedang dikamar orang tua Syla Abah Syila akhirnya luluh dan membicaran untuk memberi izin Syla kuliah.

"Umi, Syla pasti sangat tertekan. Abah pikir akan lebih baik kalau turuti maunya. Abah juga sangat menyayyanginya meski berat tapi baiklah Syla boleh berkliah" ucap Abah Yusuf dengan wajah sedih

"Benar ini Abah? Syla pasti senag dengar kabar ini"

"Tapi Syla harus diawasi dan tetap pada aturan Umi"

"Tentu Abah, ini pasti akan membuat Syla sembuh dan sehat lagi" tatap semringah Umi Salamah kepada Abah Yusuf

"Iya Umi Abah juga senang jika ini membuatnya bahagia" terseyum

Semua berjalan baik karena Syla boleh berkuliah dia kembali sehat, mesk mendapat banyak peraturan dan harus di ikuti oleh santriwati untuk mengawasi Syla, tetap saja keinginan merasakan kukiah bisa didapatkan

3 Minggu setelahnya...

Pertemuan keluarga untuk pertunanagan dan membahas pernikahan Gus Vir dan Syla terjadi, untuk pertama kalinya Syla akan bertatap muka dengan Gus Vir

Suasana rumah ramai denaan bayak kerabat yang berkunjung untuk melihat calon suami Syla meski ini hanya silaturahmi dan pertunangan tapi antusianya sangat kuat. Hiasan bunga mawar dan berbagai kain indah menghiasi ruang keluarga.

Rombongan keluarga Gus Vir memasuki ruangan dengan paaian senada berwarna biru muda yag cerah.

Sejua orang saling menyambut dan bersalaman riuh dan meriha. Sedaag di kamar Syla sedang dirias oleh santriwati untuk bersiap-siap untuk pertunanagn ini.

"MasyaAllah Ning Syla cantik sekali" Ucap Mbk Sofi senagn

"Sudah Mbak? Aku tidak mau risanya terlalu tebal" menepis tangan Mbak Sofidan beranjak dari kursi rias

"Ning kenapa lagi?"

"Mbak aku belu siap, aku takut dan ragu"

"Semua kana baik-baik saja, saya yakin Ning Syla bisa menerima calon Ning"

"Aku tidak tahu Mbak, hatiku berat"

"Bismillah Ning, pilihan orang tua itu pasti baik untuk Ning"

"Semoga benar semua itu Mbak" muka Syla murung dan tertekan

Tibalah saat Syla keluar kamar dan menuju ruang keluarga untuk melakukan pertunagan. Acara berjalan dengan lancar tibalah saat Gus Vir menuju ke ruang tamu. Sesaat setelah duduk dengan pakaian rapi jas hitam lengkap dengan sarung dan songkok duduk dengan tenaag dihadapan Syla. Mata mereka bertemu dan saling memandang untuk pertma kali. Pakaian Syila pinkĀ  salem nana anggun memancarkan kuiat putihnya makin bercahaya. Sedang Gus Vir tampak gagah dan tampan dengan setelan jas. Mata Syla tidak berkedip untuk beberapa saat syaraf otaknya memproses keindahan didepannya. Benar ucapan mbk Sofi laki-laki yang akan jadi calonnya sangat tampan nan dan hampir sempurna. Tapi tetap rasa cinta belum tumbuh di hati Syla, baginya laki-laki dihadapannya orang asing yang tak dikenal. Hanya tampang tidak membuat peruhbahan apapun. Sebaliknya Gus Vir melihat sosok Syla sebagai wanita anggun nan cantik sejenak terpesona meski hatinya belum siap melepaskan Fai, tetapi perempuan dihadapannya cukup membuat tercengan dengan kecantikanya.

"Baik Vir mana cincinnya, biar ibu berikan ke Syla" ucap Ibu Gus Vir membuyakan aksi bertatatapn Vir dan Syla

"Eh, Nggeh bu" mengeluarkan kotak perhiasan kecil berwarna merah dari dalam saku jas dan memberikan pada Ibu Nyi Adawiyah

"Kamu teroesona dengan Syla ya? Cantik kan? Beri slaam dulu Vir"

"Nggeh bu, Asslamualaikum Syila"

"Wa'alaikumusslam" jawab Syila ragu-rahu

Penukaran cincin selesai, cincin emas dengan permata kecil nan elegan telah melekat di jari masin Syla dan sebaliknya juga di jari Gus Vir. Semua prosesi selesai dengan lancar, seketika hati Gus Vir hancur. Kini dia harus benar-benar mengusi Fai dari hatinya karena tidak ada tempat untuk Fai lagi, tempat itu sudah harus dihuni perempuan dihadapannya.

Semua berjalan lancar dan kini resmi Gus Vir dan Ning Syila bertunanagan meski pernikahan akan dilaksanakan 5 tahun lagi.

Semua rombongan Gus Vir pulang, Syila masuk ke kamar. Hatinya galau dan resah, kejadian ini akan membuat semuanya terasa berbeda dari sebelumnya. Hari ini dia telah resmi menerima perjodohan keluarga.

"Ning Syla, ganteng banget calon suaminya. Bikin iri banget deh, pengen punya juga yang bgitu" ucap Mbak Ratna yabg berdiri di samping Mbak Sofi

"Iya Ning, benarkan kata Mbak. Jodoh Ning pasti sangat baik dan hampir sempurna" ucap Mbak Sofi membenarkan ucapan Mbak Ratna

"Sudha Mbak, aku lelah mau istirahat. Bisa tinggalkan aku sendiri" ucap Syla pelan

"Nggeh Ning"

Hatinya berat dan tidak memahami, meski semua dalam diri Vir hampir sempurna tapi hatinya tidak bisa tenang dan menerima dengan baik. Bahakan semua orang memuji tapi tetap hatinya tidak dapat merasakan kegembiraan dan penerimaan.