Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Price of Feathers

M41_story
--
chs / week
--
NOT RATINGS
53.5k
Views
Synopsis
Sebagai Demon King, hari-hari Abaddon penuh dengan kebosanan. Suatu hari, ada seorang anak manusia yang masuk ke dalam hutan miliknya tanpa izinnya. Sejak saat itu, sedikit demi sedikit hari-hari membosankan milik Abaddon mulai berkurang, meskipun Abaddon tidak memperlihatkannya. Tapi, dengan memiliki contact dekat dengan manusia, membuat kekuatan gelapnya melemah. Apa dia akan dapat melindungi manusia itu dengan baik? Ataukah pilihannya salah untuk membiarkan kekuatannya melemah?
VIEW MORE

Chapter 1 - Chapter 001

"Your Majesty, aku mohon!" pekik goblin berwarna hijau berhidung pendek dan aneh itu. Dia memegang dan mengusap kepalanya beberapa kali. Darahnya yang berwarna ungu mengalir pelan.

Laki-laki berjubah gelap itu tak menjawabnya. Dia tetap melempari goblin itu dengan batu.

"…Your Majesty…" goblin itu menangis.

Laki-laki itu mendengus. "Pergi."

"Terimakasih Your Majesty!" suaranya terdengar parau. Secepatnya goblin itu berlari dengan kaki pendeknya keluar dari gua gelap tempat seorang laki-laki yang kini duduk sendirian. Tempat duduknya dikelilingi makanan tapi tak terlihat tersentuh sama sekali.

Laki-laki berambut hitam panjang itu tampak bosan.

"Apa tidak ada yang menarik lagi? Apa gunanya menjadi Demon King-" dia berhenti meneruskan gumamannya. "Aku mencium bau manusia." Dia berdiri. Berjalan keluar gua. Lalu melesat pergi.

Sekejab dia berada di tengah hutan. Ranting dan dedaunan membukakan jalan untuknya seakan takut padanya.

Terdengar suara tawa seorang anak kecil dari kejauhan. Dan dia mendekat ke arah suara itu.

"AH! YOUR MAJESTY!" Suara kaget demon kecil yang berada di samping manusia yang sedang asyik tertawa sehingga tak menyadari Demon King datang itu memulai keadaan berubah menjadi mencekam.

Anak gadis kecil manusia itu menoleh menatap Demon King. Mereka saling berpandangan sampai anak itu membuka suara.

"Apa kamu ingin ikut bermain?" ucapnya begitu polos.

Demon King menatapnya dingin tanpa menjawab apa pun.

"Ayo main bersama…" anak itu berjalan mendekat dan berusaha meraih tangan Demon King.

Demon King menepis tangannya bahkan sebelum tangannya menyentuh tangan anak kecil itu.

"Bermain?" dia mendengus. Dan menarik kaki salah satu Demon kecil yang masih bersujud di depannya dengan sihirnya. Seperti ada tangan yang tak terlihat menarik kakinya ke atas, demon kecil itu tertarik melayang dengan tubuh terbalik.

Demon kecil lainnya masih bersujud-menyembunyikan kepalanya ketakutan. Mereka menangis. Ketakutan.

"Kalian berani membawa manusia ke dalam hutanku?" ucap Demon King pelan namun suaranya begitu tajam dan menakutkan.

"STOP!" Anak kecil itu melempar batu ke arah Demon King. Demon King bahkan tidak perlu menangkisnya. Batu itu jatuh jauh dari tempatnya berada. Kekuatan anak gadis itu tidak terlalu kuat. "Kamu tidak boleh jahat pada mereka!" teriaknya lagi.

Seperti menyapa sesuatu, tangan Demon King mengeluarkan sihir, membuatnya menarik satu kaki Demon kecil lainnya yang berada di sana. Semua tergantung terbalik seperti teman sebelumnya.

Namun Demon King menatap gadis itu. Bingung karena gadis itu tidak terpengaruh oleh sihirnya.

Demon King menggerakkan tangannya lagi. Namun tidak terjadi apa pun.

Dia akhirnya berjalan ke arah gadis itu dan mencoba mencekiknya. Namun tangannya berhenti tepat di depan leher gadis itu.

"…Apa kamu mau membunuhku?" Mata bulat-besar anak gadis itu memandang Demon King. Alisnya mengerut.

Demon King masih berusaha mencekik leher kecil itu. Namun dia tidak bisa melakukannya. Dan akhirnya dia berhenti. Menatap bingung sesosok makhluk di depannya.

"…Kamu tidak dapat menyentuhku?" anak gadis itu mengulang pertanyaannya dengan polos seakan menebak apa yang sedang terjadi.

Pertanyaan itu seakan memicu kemarahannya. Mata Demon King semakin tajam. "Meskipun aku tidak dapat menyentuhmu. Aku dapat membunuhmu."

Suara keras menggelegar. Demon King meledakkan tempat itu. Suara teriakan beberapa demon kecil tadi berhenti saat suara ledakan juga berhenti.

Sunyi sedetik.

Namun suara batuk anak gadis itu membuat Demon King mengernyitkan keningnya.

"Kamu- uhuk- kenapa- uhuk uhuk-" suaranya batuk itu berhenti. Gadis itu terjatuh di tengah-tengah ledakan. Namun seakan ada sesuatu yang melindunginya di sana. Hanya tempatnya yang lepas dari ledakan.

Demon King menatap gadis yang tidak sadarkan diri di antara sisa potongan tubuh Demon kecil. Dia dikelilingi oleh darah goblin yang berwarna hijau dan benda lainnya yang hangus.