"Kii! Lihat!"
Abaddon membuka matanya. Terlihat Hotaru memegang bunga berwarna ungu. Setelah melihatnya, Abaddon menutup matanya lagi.
"Kiiiiii!" Hotaru kali ini menarik ujung pakaian Abaddon. Tangannya yang kecil dan kurus itu tak mungkin sama sekali menggerakkan Abaddon.
"Apa?" Abaddon akhirnya membuka mata dan menjawab terlihat jengkel.
Hotaru menunjukkan apa yang dia pegang dengan bersemangat. "Disana ada banyak bunga ungu ini."
"Lalu?" Nada suara Abaddon naik. "Apa hubungannya denganku?"
"Ayo kesana!" ucapnya semakin bersemangat sambil menunjuk ke arah suatu tempat di ujung telunjuknya.
"Pergi sendiri!" ucapnya jengkel.
"Ayoooooo." Suara kecil tapi nyaring Hotaru seakan tak berhenti menggema di telinga Abaddon.
Tampak kesal, Abaddon berdiri. Tubuhnya yang lebih tinggi dua kali lipat dari Hotaru mengikuti tubuh kecil itu. Namun seakan memakai sepatu yang begitu berat, dia terlihat lambat dan malas sekali melangkah. Hanya mengikuti Hotaru yang kini sudah jauh di depan.
Hotaru berhenti berlari di tengah-tengah tempat berbunga itu.
Melihat Hotaru berhenti berlari, Abaddon juga berhenti, jauh dari tempat Hotaru berada. Dia menatap Hotaru yang terlihat berdiri sendiri di tengah taman bunga pendek itu. Dia terlihat menjadi pusat dan begitu bercahaya di di tengah taman bunga itu.
Abaddon duduk bersandar di pohon besar yang berbayang gelap, seperti semua pohon yang berada di hutan ini. Hanya tempat berbunga itu yang tidak ber pohon. Seakan tempat itu memiliki tubuh sendiri, dan satu-satunya tempat bermandikan sinar matahari di hutan gelap ini.
"…Seingatku, tak pernah kulihat Your Majesty berada di tempat ini."
"Aku juga tidak pernah ingat aku pernah kesini." Abaddon menatap bayangan di kanannya. "Ada apa?"
"Aku hanya mendengar kalau Your Majesty memiliki mainan baru. Dan aku ingin melihatnya." Wajahnya kini tampak. Dan dia menatap Hotaru yang masih asyik mengumpulkan bunga ungu itu.
"…Jangan sentuh dia, Syeol." Tidak ada emosi atau penekanan di suara Abaddon.
"Baik. Your Majesty." Ucapnya sambil membungkuk perlahan kepada Abaddon. Lalu Syeol seakan mundur ke dalam kegelapan-menghilang dari pandangan.