Demon King membersihkan bekas darah yang berada di tubuhnya dengan sihir setelah itu dia melemparkan tubuhnya ke arah tempat dia beristirahat di gua besar itu.
"Aku masih dapat membunuh manusia." Ucapnya kini dengan pasti, mengingat dia baru saja membunuh beberapa manusia yang melewati jalan di dekat hutan miliknya. "Tapi kenapa bocah itu… ah aku tak tahu lagi. Lagi pula bocah itu pasti sudah mati…" dengusnya berbalik mulai memejamkan mata.
"Hei, apa kamu tertidur?"
Suara pelan itu membuat Demon King membuka matanya dengan cepat dan duduk terbangun-kaget.
Demon King tidak dapat menemukan apa pun untuk dikatakan.
Gadis itu menatap Demon King. Dia duduk manis di samping tempat Demon King berbaring.
"Kamu! Bagaimana kamu dapat berada disini?" Teriak Demon King tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Akhirnya dia membuka suara.
"…Jalan?" jawab anak itu dengan manisnya.
Demon King kembali mencoba mencekik leher gadis itu. Tapi dia tidak dapat melakukannya. Tangannya berhenti tepat sebelum dia menyentuh leher kecil pucat itu.
Demon King dan gadis itu bertatapan beberapa detik. Namun Demon King langsung berbalik mencoba berbaring tak ingin lagi pusing mencari jawaban kenapa dia tidak dapat membunuh anak itu.
Anak itu masih duduk menatap punggung Demon. "Hei, aku lapar…" gadis itu terlihat sangat sedih. Matanya menatap memelas.
"…Bukan urusanku."
"Bolehkah aku makan itu?" gadis itu melirik tumpukan makanan yang selalu disediakan untuk Demon King.
Demon King melirik sekilas makanan yang ditunjuk oleh gadis itu.
"Kalau kamu lapar. Pulang! Bukankah orang tuamu akan membuatkanmu makanan?" Demon King juga bingung kenapa dia mengatakan hal itu. Karena dia tidak yakin kalau gadis itu dapat keluar dari hutan terkutuk ini sendirian.
Gadis itu hanya diam.
Demon King mendengus. "…Makanlah."
Gadis itu langsung dengan cepat mengambil makanan itu dan melahapnya.