"Argh, kenapa dosen ini tiba-tiba muncul di kelas?" Reina tampak gusar sambil menatap lampu merah. Dia tampak tidak sabar untuk menyeberang. "Bukankah kemarin dia bilang kalau hari ini kelas dibatalkan?" tanyanya meyakinkan ingatannya kepada Moira di sampingnya.
Moira mengangguk. "Sudahlah, kita tidak begitu telat." Ucapnya menenangkan Reina yang tampak begitu kesal. "Ah, ayo." Moira melihat lampu sudah menjadi hijau, dan dia berjalan di belakang Reina.
Tapi tidak lama, Moira berhenti berjalan. Dia menoleh menatap aneh seseorang yang baru saja melewatinya. Ada sebuah bulu berwarna putih yang jatuh dari arah laki-laki itu. Dan secara tidak sadar, Moira menangkapnya.
"Moira?" Reina memanggilnya setelah menyadari Moira tidak lagi mengikutinya berjalan.
"Ah, kamu duluan saja." Ucapnya sambil berbalik mengejar laki-laki yang terlihat serius dengan percakapan di ponselnya. Entah kenapa, dia merasa penting sekali untuknya mengembalikan bulu itu.
Moira menepuk bahu laki-laki itu, dan dia menoleh.
Laki-laki itu memandang Moira sejenak. "…Aku akan menghubungimu lagi nanti." Ucapnya memotong percakapan di ponselnya. "Ya?" kini dengan tersenyum dia bertanya pada Moira.
"Ah, aku menemukan sebuah bulu milikmu…" tangan Moira maju, namun dia tidak dapat menemukan bulu yang tadi, dia yakin sedang memegangnya. Tampak bingung, Moira terlihat mencari ke arah kakinya, mengira dia sedang menjatuhkannya.
"Bulu?" Laki-laki itu tertawa. Lalu tangannya menjulur menangkap sebuah bulu berwarna hitam yang jatuh dari belakang Moira. "Bukankah bulu itu jatuh dari-" tangannya terlihat sedang memegang sesuatu tapi tidak ada apa pun di tangannya. "Tadi ada-"
Moira dan laki-laki itu saling menatap.
"…Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" Laki-laki serius bertanya sambil memperhatikan wajah Moira, lalu dengan cepat dia menutup mulutnya, seakan menyadari sesuatu. "Ah, aku tidak bermaksud menggodamu atau apapun."
"Ah, tidak apa-apa. Aku juga, entah kenapa merasa tidak asing denganmu." Ucap Moira bingung.
Laki-laki itu tersenyum lalu menjulurkan tangannya. "…Namaku Seven."
"Moira." Moira membalas jabat tangan Seven perlahan.
*the end