Chapter 41 - SANTAI

"Kau memiliki senjata?" tanyanya langsung, bahkan tanpa sapaan terlebih dahulu. Itu adalah kata pertama yang Jayden ucapkan begitu komunikasi di antara mereka berdua kembali bekerja.

"Satu pistol." Apple ingat akan pistol yang dia miliki, tapi kini senjata tersebut berada di dalam ruang dimana anak- anak tersebut disekap, karena itu berada di dalam jaket yang dia tinggalkan di dalam sana, dan dia harus kembali ke ruangan itu untuk mengambilnya.

"Naik ke atas dek kapal, aku akan tiba di sana dalam dua menit." Itu adalah sebuah perintah yang tergesa- gesa dan Apple tidak memiliki banyak waktu untuk mempertanyakannya.

"Apa?" Apple mengerutkan dahinya, tapi kemudian dia mengikuti apa yang dia perintahkan dan segera bergegas untuk keluar dari dalam ruangan tersebut, tapi sebelum itu, Apple menyempatkan diri untuk menendang kaki pria yang dia tawan. "Aku akan ada di atas dalam lima menit."

Butuh waktu sekitar tiga menit bagi Apple untuk kembali ke dalam ruangan dimana anak- anak tersebut disekap dan mengambil jaketnya, dimana dia menemukan pistol serta pisau di dalamnya.

Anak- anak dan remaja tersebut terkejut melihat itu, tapi Apple tidak memiliki banyak waktu untuk menjelaskan.

"Aku akan kembali segera." Dia berlari ke arah pintu dan kali ini dia tidak menguncinya, membiarkannya terbuka begitu saja. "Keluarlah dalam lima belas menit, okay?"

Semua yang berada di sana mengangguk dan menatap Apple dengan mata yang penuh takjub, dan sekarang mereka merasa kalau gadis ini tidak berbohong ketika mengatakan akan menyelamatkan mereka.

Butuh waktu enam menit bagi Apple untuk berada di geladak kapal dan mendapati bahwa Jayden berada di dalam sebuah helicopter yang tengah terbang rendah, mencoba untuk mendarat di atas kapal ini, sementara orang- orang tersebut berusaha untuk menembaknya.

Well, itu adalah ide yang luar biasa untuk datang dengan menggunakan helicopter karena Jayden memiliki trauma dengan laut dan kapal, tapi bukanlah pilihan yang bijak untuk melawan mereka dari atas sana…

Helicopter tidak stabil untuk battle semacam ini.

Dan sekarang, Apple tahu kenapa dia harus segera keluar dari dalam lambung kapal dan membantu Jayden untuk melumpuhkan orang- orang ini.

Begitu Apple berada di geladak kapal, dia tidak segan- segan untuk maju dan menembak pria pertama yang dia lihat dan dilanjutkan dengan pria kedua.

Hal tersebut cukup mudah untuk dilakukan karena mereka tidak menyadari keberadaannya saat ini.

Tapi, ketika mereka tahu bahwa ada orang lain yang berada di atas kapal dan berusaha untuk menyerang mereka, empat orang yang tersisa langsung mengincar Apple.

"Harus kuakui idemu keren, tapi bisa tidak kau mengirimkan seseorang untuk membantuku? Mereka hendak membunuhku di sini," gerutu Apple pada Jayden melalui alat komunikasi mereka.

Apple lalu mendongakkan kepalanya dan mendapati Jayden yang tengah duduk di kursi belakang helicopter dan memerintahkan dua orang untuk turun menggunakan tali agar dapat membantu Apple.

"Buat mereka sibuk, aku akan mengirimkan dua orang untuk membantumu."

"Bua mereka sibuk bagaimana? Dengan cara mengalihkan perhatian mereka untuk menembakku?" Apple protes, tapi kemudian dia melakukan apa yang bisa dia lakukan sekarang; menembakkan pelurunya dengan liar agar perhatian mereka teralih padanya.

"Well, hanya butuh sepuluh detik bagi mereka untuk turun, jadi bertahanlah selama kau bisa," jawab Jayden.

Apple menggerutu sesuatu yang tidak jelas, sambil menghindari tembakan- tembakan yang dia terima.

"Kalau kau akan datang dengan menggunkana helicopter, kau seharusnya tidak membiarkanku naik ke kapal ini."

"Aku memiliki rencana ini baru beberapa saat lalu terpikirkan olehku."

"Kau bukan perencana yang hebat."

"Tidak, tapi aku adalah eksekutor yang hebat," Jayden mengkoreksi kata- kata Apple. "Okay, mereka sudah turun, sekarang kau bisa relax."

Relax? Apa yang Jayden maksud dengan relax? Duduk santai sambil menikmati lautan?

"No, thanks, aku akan santai ketika aku sampai di kamarku." Apple melompat dari satu tempat ke tempat lain untuk berlindung dari empat orang yang ingin membunuhnya, sementara Jayden menatapnya dari atas helicopter. "Kenapa kau tidak turun dan mencoba untuk relax di sini?"

"Oh, tidak, terimakasih, kau tahu kan kalau aku memiliki trauma dengan laut dan kapal? Aku merasa jauh lebih nyaman di dalam helicopterku yang mahal." Jayden bahkan melambaikan tangannya pada Apple sambil tersenyum, membuat gadis itu tergoda untuk menembakkan senjatanya ke arah helicopter di atasnya.

"Pergi dari sini sekarang sebelum aku menembak helicopter mahalmu itu!" gerutu Apple.

"Lihat sisi kirimu," ucap Jayden, memberitahukan kalau salah satu dari empat pria itu akan menyerangnya dari sisi kiri.

Beruntungnya, berkat peringatan Jayden Apple dapat menembakkan pelurunya tepat pada pria tersebut tepat waktu.

"Nice teamwork!" Jayden berkata.

"Aku yang bekerja di sini, bukan kau," dengus Apple, tapi dia berterimakasih karena Jayden telah memberitahunya, walaupun rasa terimakasih itu tidak dia sampaikan secara verbal.

"Oh, sepupuku yang manis telah datang bersama speed boat- nya, kau akan aman sekarang."

Dan benar saja, dikejauhan Apple dapat melihat beberapa speed boat bergerak mendekat, suaranya bahkan dapat terdengar sebelum speed boat tersebut tampak.

"Sampai jumpa di darat," ucap Jayden, dia lalu melambaikan tanganya dari atas helicopter, sebelum memerintahkan pilotnya untuk membawanya pergi dari sana.

Melihat pemandangan di bawahnya saja sudah membuat Jayden merasa mual. Kepalanya terasa berat, tapi dia bersikeras untuk datang sendiri ke tempat ini.

==================

Pada akhirnya, misi hari ini selesai dan bisa dikatakan kalau ini selesai dengan cukup baik, walaupun ada beberapa hal yang diluar rencana.

"Kemarilah, biar kubantu," ucap Jayden ketika dia menghampiri Apple yang baru turun dari salah satu speed boat bersama Misha.

Dia datang dengan membawa kotak yang berisi obat- obatan dan perban.

"Apa?" Apple baru ingin marah padanya karena dia mengubah rencana seenaknya saja, tapi protesnya tertunda ketika Jayden menyuruhnya duduk dan membantu dirinya untuk membersihkan luka di tangannya. "Oh, aku tidak menyadarinya kalau ini terluka," gumam Apple.

Dia menatap tangannya yang berdarah. Pasti ini terjadi ketika dia menghajar pria di dalam lambung kapal itu karena dia akan bertingkah seperti binatang.