"Pekerjaan apa itu?" tanya Apple, dia memicingkan matanya. Setiap pekerjaan yang berasal dari Jerome patut untuk dicurigai, karena tidak akan ada satupun pekerjaan darinya yang masuk akal.
Jerome mengangkat bahunya dengan tidak peduli dan berkata dengan ringan, "Pengiriman."
Apple mengerutkan alisnya. "Pengiriman apa?" dia sedikit sensitive dengan kata- kata seperti 'pengiriman' ini, karena kejadian semalam masih sangat membekas di kepalanya. Luka di tangannya bahkan masih terasa sakit, jadi tidak mungkin dia melupakan apa yang telah terjadi.
Jerome menelengkan kepalanya, seolah dia tengah menggoda gadis di hadapannya ini. Dia selalu suka dengan betapa peduli dan penuh simpati gadis ini, tapi tentu saja di sisi lain sikap seperti itu sangatlah tidak cocok dengan kelompok yang dia pimpin.
Tapi, di sisi lain, Jerome tahu bagaimana memanfaatkan sisi lembut Apple dengan baik.
"Kau tidak perlu tahu pengiriman apa itu," jawabnya dengan nada berahasia, dia tidak berniat untuk memeritahukan hal tersebut pada Apple ataupun menjelaskan tugas Kyle sebelumnya. "Yang harus kau tahu adalah; dia tidak mampu membayar uang yang dia pinjam dan dia juga gagal dalam tugas tersebut."
Apple lalu mendorong Maureen menjauh darinya dan berjalan mendekat ke arah Jerome. "Lalu apa yang akan kau lakukan Jerome?" tanyanya dengan nada menantang.
"Aku ingin uangku."
"Kalau tidak?" tanya Apple, dia kembali melirik ke arah Kyle yang masih berbaring di lantai. Apa yang sebenarnya telah mereka lakukan hingga Kyle bisa tidak sadarkan diri seperti itu? "Apa kau ingin membunuh mereka?"
"Well, bisa dikatakan begitu, tapi aku akan sangat rugi kalau sampai mereka mati. Setidaknya aku akan memikirkan beberapa cara untuk membuat mereka sedikit lebih berguna." Jerome lalu mengambil satu langkah mendekat ke arah Apple dan mencondongkan tubuhnya, sambil berbisik dengan lirih pada gadis itu. "Kau tahu bukan kalau manusia itu memiliki nilai yang tinggi?"
Apple seketika itu juga menyadari apa yang Jerome maksudkan dan semua ini berkat Jayden yang telah meracuni dirinya dengan kasus dirinya selama beberapa hari terakhir ini.
Tentu saja apa yang Jerome maksudkan adalah perdagangan manusia.
Dan yang menjadi pertanyaan besar bagi Apple sekarang adalah; apakah dia akan membiarkan pria brengsek di hadapannya ini akan melakukan hal tersebut pada dua orang brengsek itu?
Satu bagian di diri Apple mengatakan untuk membiarkan mereka saja, itu bukan urusannya, tapi bagian dirinya yang masih waras tentu saja tidak bisa membiarkan hal tersebut terjadi.
"Untuk saat ini, aku hanya memiliki uang ini saja," ucap Apple, dia lalu menjatuhkan tas ransel yang dia bawa ke hadapan Jerome. "Beri aku waktu untuk melunasi sisanya."
Jerome lalu mengangguk ke arah salah satu anak buahnya untuk menghitung jumlah uang yang Apple bawa, tapi ternyata nominal itu tidak membuatnya puas.
"Aku tidak memiliki uang lagi untuk saat ini." Apple mengangkat tangannya. "Beri aku waktu dan aku akan melunasi uangmu, atau kau bisa membunuh mereka sekarang juga. Walaupun pilihan terakhir sangat disayangkan, tapi kau tidak bisa memaksaku untuk menghasilkan uang sebanyak itu dalam waktu singkat."
Jerome tertawa terbahak- bahak ketika mendengar jawaban Apple dan ini membuat gadis itu tidak cukup senang karena dia telah ditertawakan.
"Kau tahu bukan kalau apa yang akan kau lakukan pada mereka adalah sangat konyol? Mereka mengkhianatimu dan kau dengan sukarela memberikan uangmu untuk mereka," ledek Jerome.
Tentu saja tidak perlu pria ini katakan dengan keras kalau Apple memang telah merasakan itu. "Terserah apa yang ingin kau katakan," geramnya. "Sekarang, apa keputusanmu?"
Jerome tampak berpikir sejenak. "Aku tidak butuh uang tersebut buru- buru sebenarnya," katanya lambat- lambat.
Mendengar hal tersebut, Apple benar- benar ingin menendang kepalanya. Kalau dia tidak terlalu membutuhkan uang tersebut, bukankah dia tidak perlu membuat kekacauan atas hal itu?
Tapi, Apple berusaha untuk bersabar. Suatu saat, dia akan benar- benar menendang kepala pria ini.
"Tapi, aku ada satu pekerjaan yang aku ingin kau lakukan," ucapnya lagi, kali ini matanya fokus pada Apple. "Lakukan ini dengan sukses dan aku akan menganggap hutangmu lunas."
"Aku tidak memiliki hutang padamu Jerome," Apple mengkoreksi kata- katanya, matanya masih menatap pria di hadapannya ini dengan dingin.
"Oh, my bad," ucap Jerome. "Maksudku adalah hutang yang dimiliki oleh mantan kekasihmu dan sahabatmu yang telah mengkhianatimu."
"Katakan apa yang kau inginkan." Apple tidak sabar untuk menyudahi percakapan menyebalkan ini. "Tidak perlu membuang- buang waktuku."
"Baiklah. Aku ingin kau membunuh seseorang," ucap Jerome langsung pada pokok permasalahannya.
Mendengar itu, Apple mengangkat tangannya dan membalik tubuhnya. "Pass. Kau bisa membunuh mereka. Terserah apa yang ingin kau lakukan pada mereka, aku tidak peduli."
Setelah mengatakan itu, Apple membalik tubuhnya dan berjalan menjauh darinya.
"Tapi, bukan itu yang aku inginkan sebenarnya darimu Apple." Jerome menahan pundak Apple mencegahnya untuk pergi.
Tapi, Apple bereaksi terlalu cepat dan menganggap hal tersebut sebagai ancaman, maka dari itu, dia langsung membalik tubuhnya dan memuntir tangan Jerome ke belakang tubuhnya dan menendang belakang lututnya, membuat pria itu jatuh berlutut di hadapannya dengan tangan yang masih berada di belakang tubuhnya, yang ditahan oleh Apple dengan kuat.
Seketika itu juga, seluruh anggota kelompok bereaksi secara serentak, mereka mengangkat pistol mereka dan mengarahkannya pada Apple.
Di sisi lain, Apple telah memiliki sebuah pistol yang menempel tepat di belakang kepala Jerome. "Suruh mereka menurunkan senjata mereka atau kuledakkan kepalamu."
Apple tidak main- main dengan ancamannya tersebut, karena dia tahu betapa Jerome menghargai nyawanya.
"Wow, easy boy… turunkan senjata kalian sebelum dia meledakkan kepalaku yang berharga," ucap Jerome pada anak- anak buahnya.
Dan seketika itu juga mereka menurunkan senjata mereka, tapi tidak dengan Apple.
"Kau masih sangat cepat sekali walaupun telah lama tidak mendapatkan tugas dari kelompok ini."
"Katakan apa yang kau inginkan."
"Bisa tidak kita berbicara sambil menatap satu sama lain."
"Katakan saja sekarang."
"Baiklah," ucap Jerome dengan sedikit kesal, dia lalu menjelaskan dengan singkat. "Ada seseorang yang menginginkanku untuk membunuh Jayden Tordoff."