Chereads / My Fierce and Lovely Bodyguard / Chapter 45 - JEBAKAN

Chapter 45 - JEBAKAN

"Ada seseorang yang menginginkanku untuk membunuh Jayden Tordoff," Jerome berkata langsung ke inti permasalahannya sehingga Apple bisa melepaskannya. "Sekarang bisa kita bicara?"

"Membunuh Jayden Tordoff?" tanya Apple ketika dia mendengar hal tersebut dan lalu mendorong Jerome menjauh darinya sehingga mereka bisa bicara dengan lebih baik. "Siapa yang menyuruhmu?"

Jerome kemudian menjauh dan meringis ketika dia melihat pistol di tangan Apple masih terarah padanya.

Gadis ini benar- benar sangat waspada dalam setiap tindakan yang dia lakukan.

"Aku tidak bisa memberitahumu siapa yang menyuruhku," ucap Jerome. "Tapi tentu kau tahu pengiriman semacam apa yang aku maksudkan, karena hal itu terjadi semalam dan kau berada di kapal tersebut."

Ekspresi Apple pasti berubah ketika dia mendengar hal tersebut, karena Jerome tampak sangat puas karena telah membuat dirinya terkejut dengan informasi ini.

"Ya, kau berada di kapal itu bersama dengan Kyle semalam. Dia adalah salah satu dari pria di kapal tersebut." Keduanya lalu menatap tubuh Kyle yang masih meringkuk di tanah. "Beruntungnya dia menjadi satu- satunya yang selamat dari kepungan semalam."

Jerome mendecakkan lidahnya dan mengatakan betapa beruntungnya Kyle untuk dapat selamat dari kejadian semalam.

"Apa yang kau inginkan?" Apple sangat yakin kalau Jerome tentu saja tahu dengan baik kalau ayahnya bekerja untuk keluarga Tordoff, jadi tidak mungkin dia menginginkan dirinya untuk membunuh Jayden Tordoff.

"Sampai semalam, aku tidak tahu kalau kami berhadapan dengan keluarga Tordoff." Dia terlihat mengerutkan keningnya karena tahu seberapa besar nama Tordoff dan apa artinya untuk mencari masalah dengan keluarga itu. "Maka dari itu aku menerima tugas mereka, tapi setelah aku menyelidiki lebih jauh, ternyata Jayden Tordoff tengah terobsesi pada organisasi ini."

"Jangan berbelit- belit," Apple memperingatkan Jerome. "Katakan langsung apa yang kau inginkan."

"Aku ingin membuat penawaran untuk Jayden Tordoff." Dia tersenyum dengan sangat brilian, seolah ide yang ada di dalam kepalanya ini sangatlah luar biasa. "AKu dapat memberitahukan apa yang aku tahu kepadanya mengenai organisasi ini, tapi dia tentu harus membayarku dengan sangat mahal untuk informasi tersebut."

Apple tertawa ketika mendengar penawaran tersebut. "Kau mengkhianati orang yang membayarmu, jadi apa yang membuatmu berpikir kalau Jayden Tordoff akan mempercayai kata- katamu?"

"I have faith on you," Jerome berkata dengan suara yang sengaja dilebih- lebihkan agar terdengar dia sangat serius dalam mengatakannya.

Sementara Apple memutar bola matanya. Yeah, you bet…

====================

Tentu saja Apple tidak akan membiarkan Jayden datang ke tempat ini, dan sebagai gantinya dia meminta Jerome untuk datang ke sebuah kafe yang berada tidak begitu jauh dari perusahaan Tordoff.

Tapi semua itu dapat terjadi setelah melewatkan sebuah perdebatan yang panjang dan alot dengan Jayden.

"Apa kau mempercayai pria ini?"

"Tidak," Apple menjawab dengan jujur.

"Kalau begitu jauhkan dia dariku."

Apple mendengus dengan sebal karena Jayden tidak mendengarnya dengan baik. Mungkin juga karena ada suara bising di belakang dirinya yang membuat dia tidak bisa mendengar kata- katanya dengan baik.

"Apa yang kau lakukan sekarang? Bisa kau mencari tempat yang sedikit lebih tenang, sehingga kau bisa mendengar penjelasanku dengan lebih baik?" tanya Apple.

"Aku tidak ingin ada orang yang ingin membunuhku berada di dekatku."

"Berhenti bersikap seperti orang yang sedang paranoid." Apple tahu kalau Jayden hanya sedang merajuk karena dirinya tidak ingin datang menemuinya dan menjalankan overtime nya.

Di titik ini, Apple tahu kalau strateginya untuk membuat Jayden enggan memberikannya overtime dengan meminta angka yang tidak masuk akal, sangatlah tidak berhasil, karena nyatanya pria itu sama sekali tidak keberatan.

Kalau memungkinkan, Jayden mungkin akan menginginkan Apple dua puluh empat jam bersamanya.

"Kau dimana sekarang?" tanya Jayden. "Kau masih bersama dengan pria yang ingin membunuhku itu?"

"Ya."

"Pergi dari sana sekarang juga."

"DENGARKAN AKU!" seru Apple dengan tidak sabar dan ini membuat seluruh orang yang berada di sana terkejut ketika mendengar suara gadis itu yang berteriak dengan marah.

Apakah gadis ini baru saja membentak seorang Jayden Tordoff?

"Okay," Jayden said meakly. Dia bahkan bergerak ke arah tempat yang tidak terlalu berisik untuk mendengar apa yang Apple akan katakan.

"Orang ini terlibat dalam kejadian semalam, dia tahu siapa orang yang berada di balik organisasi tersebut. Kita bisa memanfaatkannya kalau kau benar- benar mengejar orang itu."

"Mengapa kau tidak mengatakan hal tersebut padaku dari tadi?" gerutu Jayden.

God! Apple merasa hari ini setiap orang sedang menguji kesabarannya. Dia benar- benar akan meledak sekarang.

Dan seperti itulah obrolan antara Jayden dan Apple berakhir.

Dimana Apple pergi bersama Jerome dan Maureen dalam satu mobil, dan empat orang dari anggota kelompok Jerome ikut dalam mobil yang berbeda.

"Kau yakin dia tidak akan menjebakku, bukan?" Jerome memicingkan matanya pada Apple dengan penuh selidik. Dia sengaja meninggalkan Kyle di gedung tersebut dan bila tidak ada kabar darinya selama dua jam maka mereka akan membunuh pria tidak berguna itu.

"Ya, dia tidak akan menjebakmu," jawab Apple dengan bersungut- sungut ketika mereka memasuki restaurant yang telah dijanjikan tersebut.

Letak restaurant ini berada di pusat kota dan banyak orang yang berlalu lalang, sehingga akan sulit untuk salah satu dari mereka untuk melakukan tindakan yang konyol.

Tapi, yang mereka hadapi adalah Jayden Tordoff, tentu saja tidak ada yang tidak mungkin untuk pria seperti dirinya itu.

Karena begitu mereka memasuki restaurant tersebut, terdapat lima orang tamu dan begitu mereka memilih tempat duduk di pojok, seorang pelayan menghampiri mereka dan memberikan menu.

Tentu saja Jerome dan yang lainnya hanya memesan sebuah kopi, sementara hal yang sama dilakukan oleh ke empat pria yang merupakan anak buah Jerome, mereka memesan minuman untuk mereka sendiri.

"Kapan dia akan datang?" tanya Jerome, sambil menatap ke luar jendela, memantau situasi, ini adalah tempat yang agak aneh untuk membicarakanmasalah mereka, tapi tentu saja ini adalah zona netral bagi dua parties yang tidak mempercayai satu sama lain.

Tapi, setelah minuman mereka datang, ada beberapa hal yang terjadi tidak lama setelahnya, terutama ketika Jerome melihat ke empat anak buahnya jatuh ke lantai, tidak sadarkan diri, segera setelah mereka meminum minuman mereka.