Apple bersumpah dia tidak ingin terlibat dengan dua orang ini lagi, tapi nyatanya dia tidak bisa mengabaikan keduanya begitu saja dan dirinya merasa sangat kasihan pada dirinya sendiri.
D*mn!
Apple berusaha mengingat bagaimana dua orang ini telah menyakitinya tapi, ternyata itu tidak cukup dan disinilah dirinya sekarang.
Apple mamarkirkan motornya dan melangkah masuk ke dalam bangunan tua yang kosong, seperti sebuah gedung terbengkalai yang proses pembangunannya tidak selesai dan mendapati Kyle dan Maureen berada di tengah bangunan tersebut, sementara hampir seluruh anggota kelompok berdiri mengelilingi mereka berdua.
"Apple…!" Maureen berteriak begitu dia melihat Apple telah datang dan langsung menghampirinya, menangis sambil memeluknya.
Tapi, Apple tidak merasa begitu berempati padanya, dia hanya datang karena dirinya berjanji ini akan menjadi yang terakhir kalinya dia membantu dua orang keparat ini.
"Tidak perlu memelukku, kita tidak sedekat itu," ucap Apple dengan dingin, dia lalu mendorong Maureen menjauh dari dirinya dan mengabaikan tatapan terluka yang diberikan gadis itu.
Maureen kemudian berjalan sedikit di belakangnya, seolah dia berlindung di balik tubuh gadis itu.
"Apple… aku tidak menyangka kalau kau akan datang untuk mereka, setelah apa yang keduanya lakukan padamu," ucap seorang pria yang berusia di sekitar tiga puluh tahunan, dengan tubuh yang dihiasi oleh tato. "Kau terlalu baik untuk mereka, bukankah begitu?"
"Aku lebih merasa kalau aku tolol, ketimbang baik," balas Apple. Matanya menangkap sosok Kyle sekilas, dia sepertinya pingsan dengan tubuh penuh luka dan darah yang mengalir dari hidung dan bibirnya.
Ck! Kenapa dia selalu berada dalam kondisi seperti itu setiap kali masalah seperti ini muncul?
"Ya, kau cantik dan tolol," pria itu setuju dengan apa yang Apple katakan dan tertawa pada dirinya sendiri, sementara orang- orang di sekitar mereka menatap Apple dengan tatapan yang dingin.
Mereka tidak benar- benar memusuhi Apple karena keluar dari anggota kelompok ini, karena memang bukan salah gadis itu dia akhirnya tidak lagi bergabung dengan mereka, tapi mereka hanya menyayangkan karena Apple masih begitu peduli pada Kyle dan Maureen untuk datang lagi ke tempat ini.
"Kita selesaikan saja ini dengan cepat," ucap Apple dengan tidak sabar. "Kali ini berapa yang mereka harus bayar?"
Apple sudah siap dengan uang cash yang dia bawa di tas punggungnya, karena saat Maureen mengirimkan pesan padanya, dia juga sudah memberitahukan nilai yang harus dirinya bayarkan pada ketua mereka.
Tapi, ketika Jerome, sang ketua mengatakan nilai angka yang harus Kyle dan Maureen bayarkan, Apple sangat terkejut, dia shock mendengar nominal yang tinggi itu.
"Apa?!" seru Apple tidak percaya dan secara naluriah dia memutar kepalanya dan menatap galak pada Maureen yang masih berdiri di belakangnya dengan kepala tertunduk. "Kau tidak menyebutkan angka sebanyak itu di pesanmu!" Apple berteriak pada gadis itu dengan kesal.
Nominal yang Jerome sebutkan adalah lima kali dari angka yang Maureen beritahukan padanya.
"Maafkan aku Apple…" ucap Maureen dengan nada yang sedih, dia lalu berlutut di hadapan Apple sambil menggenggam tangannya, seolah takut kalau gadis itu akan segera pergi dari tempat tersebut tanpa menolong dirinya dan Kyle. "Kalau aku menyebutkan angka aslinya aku takut kau tidak akan datang ke tempat ini."
Sekarang, Apple benar- benar ingin membunuh mereka berdua dengan tangannya sendiri karena telah melibatkan dirinya.
"Brengsek kalian berdua!" geram Apple. Dia merasa sangat bodoh karena berada di tempat ini dan berniat untuk menolong dua manusia yang telah mengkhianatinya tersebut.
Maureen adalah sahabatnya sejak kecil, satu- satunya orang yang ingin berteman dengannya ketika semua anak lain menjauhinya karena ibu dan ayah tirinya memiliki reputasi yang tidak baik di kota dimana mereka tinggal.
Sementara Kyle, Apple berhutang budi pada mantan pacarnya tersebut karena pria itulah yang membantunya melewati masa- masa sulit ketika dirinya masih tinggal bersama ibu dan ayah tirinya.
Semuanya terlihat sempurna, sampai suatu hari Apple mendapati mereka berdua berselingkuh di belakangnya.
Tapi, setelah semua drama yang terjadi dan apa yang telah mereka berdua lakukan terhadapnya, Apple memaafkan mereka, hanya karena mengingat mereka berdualah yang dirinya miliki selama bertahun- tahun dan bagaimana mereka berdua selalu berada di sisinya bahkan di saat terburuk di dalam dirinya.
But, forgiving was not the issue here, forgetting was.
"Brengsek kalian berdua," geram Apple.
Maureen yang melihat kemarahan Apple segera memeluk kaki gadis itu sambil berlutut dan menangis. "Maafkan aku, kami membutuhkan uang, kami membutuhkan uang."
"Untuk apa kau membutuhkan uang sebanyak itu?!" seru Apple dengan marah.
Mereka berdua seharusnya tahu kalau meminjam uang pada Jerome bukanlah sebuah jalan keluar, dan walaupun mereka adalah anggota kelompok pria tersebut, Jerome tidak akan memberikan toleransi kalau masalahnya adalah uang.
"Kami hanya memakai setengah dari uang tersebut, setengahnya adalah bunga dari pinjaman kami," ucap Maureen menjelaskan.
Dan lagi- lagi Apple terkejut. "Bagaimana bisa kau memberikan bunga setinggi itu pada mereka?!" kali ini kemarahannya ditujukan pada Jerome. Dia menatap pria itu dengan galak.
Jerome adalah versi terburuk dari manusia.
"Mereka setuju." Jerome mengangkat bahunya dengan acuh tak acuh. "Mereka setuju dengan bunga yang kuberikan dan kuberikan pada mereka."
Memang tidak bisa disalahkan, karena memang Kyle dan Maureen yang menyetujui hal tersebut.
Apple mengusap wajahnya dengan kasar.
"Untuk apa uang sebanyak itu?" tanya Apple pada Maureen, dia masih berusaha untuk mengontrol emosinya.
"Aku sedang hamil dan kami memutuskan untuk keluar dari kota ini," ucap Maureen dengan malu- malu. Tentu saja itu adalah anak Kyle.
"Dan bagaimana kau pikir mereka akan dapat membayarnya brengsek?!" seru Apple pada Jerome. Mereka berdua bisa dikatakan tidak memiliki uang sama sekali, jadi bagaimana bisa Jerome percaya kalau keduanya akan membayar uang sebanyak itu.
"Aku hanya membutuhkan mereka melakukan dua pekerjaan, tapi di pekerjaan kedua mereka gagal." Jerome lalu berjalan ke arah Kyle dan menendang tubuhnya.
"Pekerjaan apa itu?" tanya Apple, dia memicingkan matanya. Setiap pekerjaan yang berasal dari Jerome patut untuk dicurigai.
"Pengiriman."