Chereads / My Fierce and Lovely Bodyguard / Chapter 42 - MENYEBALKAN

Chapter 42 - MENYEBALKAN

"Merasa bersalah karena telah membuatku terluka seperti ini?" Apple bertanya pada Jayden ketika melihat ekspresi pria itu saat membersihkan tangannya dari luka dan darah.

Apple tidak merasa sakit sama sekali ataupun dia sadar kalau telah terluka kalau bukan karena Jayden yang memberitahukannya.

Dan sekarang karena dia tahu telah terluka, dirinya mulai merasa sakit, terutama ketika Jayden mengusapkan alcohol ke atas lukanya sebelum dia mengolesi salep.

"Tentu saja tidak, kau sendiri yang memutuskan untuk naik ke atas kapal itu," jawab Jayden dengan suara yang pelan, tapi konsentrasinya masih pada tangan Apple yang terluka.

Sementara itu, gadis tersebut mengerucutkan bibirnya ketika mendengar jawaban Jayden yang terdengar seperti tanpa perasaan.

"Okay, sekarang sudah selesai," ucap Jayden sambil menepak tangannya sedikit lebih keras, membuat Apple menjerit kesakitan dan menendang kakinya.

"Hei, aku baru saja membantumu untuk membersihkan lukamu," tegur Jayden yang meringis kesakitan karena Apple sama sekali tidak menahan diri ketika menendang. "Setidaknya ucapan terimakasih akan terdengar lebih baik," gerutunya.

"Terimakasih," jawab Apple dengan acuh tak acuh, lalu berjalan menuju motornya. "Karena masalah hari ini sudah selesai, aku akan pulang lebih dulu."

"Aku akan mengantarmu pulang," ucap Jayden menghampiri Apple, tapi gadis itu telah menyalakan mesin motornya dan melambaikan tangannya pada pria tersebut.

"Ck, this girl is really unbelievable," ucap Jayden sambil menghela nafasnya dengan berat.

Sementara itu, dari arah belakang Misha menghampirinya dan memberikannya kunci mobil. "You drive."

"Kenapa harus aku yang menyetir?" protes Jayden.

"Karena aku lebih tua darimu dan kau yang meminta bantuanku untuk datang ke sini, jadi setidaknya tunjukkan rasa terimakasihmu."

Jayden mendengus, sepupunya ini selalu menggunakan alasan yang sama setiap kali melakukan sesuatu.

===================

Apple terbangun ketika dia mendengar suara ponselnya yang berdering begitu keras di dekat telinganya.

Dan ketika dia akan membuka mata, dia segera menggerutu dengan kesal karena cahaya matahari yang masuk dari jendela kamarnya hampir membuatnya buta.

Maka dari itu, ketika dia akhirnya mengangkat panggilan yang sangat keras kepala tersebut, dia tidak sempat melihat siapa peneleponnya.

Tapi, hal tersebut tidak perlu, karena Apple langsung mengenali suaranya bahkan ketika dirinya masih separuh tersadar dari rasa kantuk.

"Dimana kau? Ini sudah siang dan kau masih belum ada di sini," gerutu Jayden. Apple mengerang dengan kesal dan Jayden segera mengetahui kalau gadis itu baru saja bangun dan belum sepenuhnya sadar. "Kau masih tidur? Yang benar saja… aku sudah mencoba untuk meneleponmu puluhan kali," ucapnya dengan nada tidak percaya.

"Aku libur hari ini, jadi berhenti menggangguku!" seru Apple dengan suara serak. Dibangunkan dengan suara ponsel di telinganya saja sudah membuat mood- nya buruk, apalagi mendengar suara protes dari Jayden.

"Kau ada overtime hari ini."

"Aku tidak menerima overtime hari ini." Apple melirik ke arah jam dinding di kamarnya dan sangat yakin kalau dirinya baru tidur sekitar empat jam. Bagaimana bisa pria itu masih terdengar begitu sadar dan tidak lelah setelah apa yang terjadi semalam?

Apakah Jayden sama sekali tidak tidur? Pria ini benar- benar sangat menakjubkan, tapi dalam arti yang buruk.

"Tidak, kau harus menemaniku sekarang."

"Aku libur hari ini. Suruh orang lain saja yang melakukannya dan berhenti menggangguku!"

Setelah mengatakan hal tersebut, Apple memutuskan sambungan teleponnya dan kembali menarik selimut ke atas kepalanya, tapi karena dia sudah bangun, jadi sulit baginya untuk tidur lagi, maka dari itu, Apple menyalahkan Jayden untuk hal ini.

Pria ini benar- benar sangat menyebalkan.

Dan kemudian, dengan langkah gontai, Apple berjalan keluar kamarnya dan membersihkan mukanya, dia berniat untuk membuat sarapan, tapi ternyata ayahnya tersayang telah membuatkan sepiring nasi goreng untuknya.

"Ada apa? Aku mendengar kau berteriak dari kamar. Jayden?" tanya Pyro yang tengah menikmati kopinya dan hendak mengganti perban di tangannya.

Apple berniat untuk membantu, tapi Pyro melambaikan tangannya, seolah mengatakan kalau dia bisa melakukan ini sendiri dan putrinya itu bisa menikmati makanannya saja.

"Ya, Jayden itu sangat menyebalkan," Apple berkata dengan mulut penuh dan menggigit sendoknya seolah dia tengah menggigit pria itu. "Tidak bisakah dia memberikanku libur? Aku telah melakukan overtime setiap hari."

Dan kemudian, Apple menghabiskan satu jam untuk menceritakan betapa menyebalkannya pria itu dan juga kejadian semalam pada ayahnya, sementara Pyro hanya tertawa ketika dia mendengar hal tersebut.

"Berhenti tertawa, kau tahu betapa kesalnya aku?" protes Apple karena ayahnya benar- benar tidak mau berhenti tertawa.

"Jayden memang seperti itu," ucap Pyro setelah dia selesai tertawa. "Dia tidak mempercayai orang dengan mudah dan selalu bersikap waspada. Tapi, begitu dia mempercayai seseorang maka dia selalu ingin orang tersebut ada di dekatnya."

Jayden bisa sangat terobsesi bila dia sedang menyukai sesuatu, tapi juga dapat bersikap seolah dia sangat tergantung atau mempercayai seseorang walaupun sebenarnya dia tidak merasakan apapun pada orang tersebut.

Membuat orang itu memiliki penafsiran yang salah karena sikapnya yang bisa sangat easy going dan mudah di dekati.

Tapi, bila keadaan berubah, maka dia juga dapat merubah sikapnya hanya dalam hitungan detik saja.

Dengan kata lain; Jayden sangatlah manipulative dan ini adalah salah satu alasan mengapa Pyro tidak ingin Apple terlalu dekat dengannya.

Bukan karena Jayden dapat berbuat buruk pada putrinya atau mencelakainya, tapi karena dia tidak ingin putrinya terluka dan menafsirkan sikap pria itu dengan salah.

"Dan kenapa dia tidak memberiku rehat sejenak?" dengus Apple dengan sebal. Dia lalu kembali ke dalam kamarnya untuk mengambil ponselnya tanpa mendengar jawaban dari ayahnya lebih dulu.

Tentu saja jawabannya sangat sederhana. Karena Jayden sangat mempercayai Pyro dan Apple adalah putrinya maka dari itu dia memperlakukan Apple seperti dirinya memperlakukan Pyro.

Hanya saja, tentu hubungan semacam itu akan menjadi sulit mengingat mereka berdua bisa saja terjebak dalam hubungan yang lebih rumit.

Di dalam kamar, Apple mengambil ponselnya dan melihat kalau ada puluhan panggilan tidak terjawab dari Jayden.

"Pria ini benar- benar gila…" gerutu Apple, tapi sebelum dia meletakkan kembali ponselnya, dia melihat ada sebuah pesan masuk dari seseorang yang tidak dia harapkan sama sekali.