[Pelajari [Heat Resistant Level 1] skill untuk masuk ke dalam dungeon]
Hiro kembali menarik tangannya setelah tahu apa yang harus dilakukan untuk bisa masuk ke dalam dungeon itu. Liberty dan Jacob sudah berjalan menghampirinya.
Jacob yang sudah penasaran telah menyalin pergerakan Hiro, menempelkan tangan kanannya pada pembatas tak kasat mata itu dan menerima notifikasi yang sama.
"Heat Resistant? Aku pernah mendengarnya." gumam Jacob mencoba mengingat kembali dimana ia mendengar kata itu sebelumnya.
Liberty hanya terdiam menunggu, sementara Hiro kini merasa beruntung telah membawa Jacob bersamanya. Ia bisa menghemat waktu untuk sebuah informasi yang ternyata dibutuhkan saat ini.
"Dimana kau mendengarnya?" Tanya Hiro to the point.
"Di Tavern di Beginner Town, sepertinya seseorang juga menanyakan hal yang sama. Aku tidak tahu namanya, tapi aku ingat dia membawa sebuah buku tebal dengan sampul bergambar dua ekor naga membentuk lingkaran hitam dan putih." jelas Jacob mengingat detailnya.
'Buku kah? Mystic Tome? Ying Yang Harmony? Apa orang yang sama dengan pemilik legendary weapon itu? Dia sudah menemukan dungeon ini, huh? Menarik, aku penasaran seperti apa orang itu.' Hiro berpikir dalam diam.
"Apa ada orang di Tavern yang tahu tentang [Heat Resistant Skill]?"
"Sepertinya wanita pengelana itu tahu. Apa kau mau pergi kesana?"
"Tentu saja. Kita akan pergi menemui wanita itu saat ini juga."
"Maaf–tapi, apa yang sedang kalian bicarakan?" Liberty mengangkat tangan kanannya, mencoba membuat dirinya terlibat dalam pembicaraan.
Hiro menatapnya selama beberapa detik dengan wajah datar. Ia tak tertarik untuk menjelaskan detailnya pada gadis itu, ia tahu kalau itu percuma. Liberty tak akan memahami sebuah detail yang berat.
"Kita harus belajar Heat Resistant Skill untuk bisa masuk ke dalam goa, Libe."
Mereka bertiga lalu berjalan pergi meninggalkan goa itu dan kembali menuju Beginner Town. Tidak ada waktu untuk bersantai, Hiro memimpin mereka untuk berlari. Ia tidak mau kembali saat hari di dalam game sudah berubah menjadi malam.
Jacob menunjukkan dimana lokasi Tavern yang ia maksud sebagai tempat dimana wanita pengelana itu berada. Sebuah Tavern yang tak begitu besar, hanya bangunan kecil yang memiliki pintu dorong terbuat dari kayu.
Di dalam Tavern itu, tidak ada pengunjung yang datang selain mereka bertiga. Hanya ada seorang NPC, pria tua berjambang tebal berdiri di balik meja tavern sedang mengelap sebuah gelas kaca kosong. Ekspresi wajahnya tak berubah saat melihat pengunjung datang.
"Hai, Jack! Apa kau bisa membawakan tiga gelas beer untuk kami?!" Jacob berteriak dari kejauhan. Ia telah memilih sebuah kursi kosong untuk duduk. Ada tiga kursi melingkar di satu meja kayu bundar. Hiro dan Liberty duduk di kursi lainnya.
"Tenang saja, hari ini aku yang bayar. Kau telah menyelamatkanku, Kawan." Jacob menjelaskan maksudnya.
Liberty menatap Hiro penuh tanya. Tapi Hiro hanya mengangkat bahu tidak tahu harus bereaksi seperti apa.
Hiro menatap sekitar, benar-benar tidak ada orang lain di dalam tavern kecil itu selain mereka. Bahkan, orang yang sedang ia cari pun tidak ada.
"Apa yang kita lakukan di sini? Dimana wanita itu?"
"Bersantailah sedikit, Kawan. Wanita yang kau cari itu biasanya datang pada pukul 11 AM, sebentar lagi, percayalah padaku."
Hiro percaya pada Jacob. Kadang di dalam game, NPC khusus memiliki waktu tertentu untuk menunjukkan diri. Dan itu bukanlah hal yang aneh.
Selain itu, tidak ada salahnya mencicipi beer di dalam game itu untuk saat ini. Hiro belum pernah mencobanya sebelumnya karena Yuujin sangat protektif padanya.
Namun, karena Yuujin sudah tidak ada, Hiro merasa bahwa peraturan itu sudah tidak berlaku lagi. Selain itu, ia hanya akan meminum beer di dalam game, tidak nyata.
Pria NPC bernama Jack itu mengantarkan minuman yang dipesan. Sebuah gelas kaca besar berisi penuh dengan beer dingin.
"Bersulang untuk teman baru!" seru Jacob mengangkat gelasnya.
Hiro dan Liberty melakukan hal yang sama dengan kaku. Sepertinya Liberty juga tidak pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya.
Ia menebak kalau Liberty sebenarnya adalah seorang gadis rumahan kaya yang hidupnya serba dibatasi dengan berbagai peraturan dari kedua orang tuanya. Seperti seorang putri misalnya.
"Cheers!"
"Arghhh…"Jacob benar-benar menikmati minuman itu.
Sementara Hiro hanya mengernyit saat merasakan rasa pahit minuman itu memenuhi mulutnya. Liberty bahkan refleks terbatuk meskipun hanya mencecap beer itu sedikit. Gadis itu langsung kembali meletakkan gelasnya di atas meja.
Jacob menatap kedua teman barunya dengan kebingungan.
"Apa ini pertama kalinya kalian minum beer? Ah maafkan aku, mereka tidak memiliki wine untuk sekarang. Kalian harus mencobanya, rasanya jauh lebih baik daripada minuman ini. Percayalah!"
Di waktu yang bersamaan, pintu kayu tavern itu menjeblak terbuka. Seorang wanita muncul dengan sebuah topi koboi besar melingkari kepalanya. Ia hanya mengenakan bra berwarna hitam dan sebuah celana panjang lusuh.
Hiro refleks berjalan menghampiri wanita itu saat ia baru saja duduk di kursi di pojok ruangan. NPC wanita itu bernama Abby.
"Hi, Abby. Apa kau tahu tentang skill [Heat Resistant]?"
Abby menatap Hiro dengan tatapan tak senang. Ia lalu mengabaikan Hiro dan mengalihkan pandangannya.
"Pergilah kau, Pengalana. Jangan mengganggu waktu istirahatku."
Hiro terkejut dengan reaksi NPC wanita itu. Ia tidak menyangka akan diperlakukan dingin seperti itu.
"Ahahahah!" Jacob muncul sambil tertawa, ia membawa segelas beernya lalu merangkul pundak Hiro seakan-akan mereka sudah akrab.
"Sepertinya kau juga tidak terlalu berpengalaman dengan wanita, Kawan."
Jacob duduk di kursi kosong di depan Abby lalu menyodorkan beer yang sudah diminumnya tadi.
"Hai, Nona Abby. Apa kau ingin minum denganku hari ini?"
Abby menerima beer yang ditawarkan oleh Jacob lalu meminumnya sampai habis. Lalu ia membalas tatapan Jacob dengan sebuah senyuman.
"Tergantung seberapa kuat kau bisa minum."
"Sampai kau puas tentunya."
NPC Abby tampak tersipu malu. Namun selanjutnya, ekspresinya berubah menjadi serius dan kedua mata bulatnya menatap Jacob lekat.
"Apa yang kau mau dariku, Pengelana?"
Hiro tercengang melihat apa yang baru saja terjadi di depannya. Ia merasa dikalahkan oleh Jacob yang menatapnya dengan ekspresi yang seakan-akan mengatakan 'Begini caranya menaklukan wanita, Kawan.'
"Apa kau tahu tentang skill [Heat Resistant]? Aku dan kawan-kawanku sedang membutuhkannya sekarang."
Dengan kemampuan Jacob menaklukan wanita, Abby mau memberitahu informasi yang dibutuhkan oleh Hiro.
Dan berdasarkan informasi yang diberikan oleh NPC Abby, [Skin Barrier] bisa dipelajari dari seorang NPC bernama Fred yang selalu standby di Training Area.
Untuk mempelajari skill itu, mereka harus memberikan hadiah pada Fred sehingga Fred akan dengan senang hati membagi skill itu dengan mereka.
"Apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanya Liberty yang sedari tadi menunggu dengan sabar di kursinya.
"Kita akan pergi berburu rubah."
"Eh? Tidak pergi belajar skill [Heat Resistant] dulu?"
Hiro sudah berjalan menuju pintu keluar. Liberty memanyunkan bibirnya saat diabaikan. Meskipun begitu, gadis itu bergegas lari mengejar Hiro tanpa berkomentar.
Sementara itu, Jacob yang sudah merasa terlibat di dalam tim pun tak mau ketinggalan.
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari NPC Abby, monster rubah yang mereka cari ada di sebelah barat kota Beginner Town.
Sekali lagi, Beginner Town sebelah barat. Hiro semakin yakin untuk membeli regular plot di wilayah itu sekarang. Kalau saja uangnya sudah cukup.
Mereka bertiga masuk ke dalam hutan dengan langkah pelan, berusaha agar tidak menciptakan suara sedikitpun karena monster yang mereka cari adalah tipe monster yang pemalu. Sangat sulit untuk menemukan mereka di tempat gaduh.
"Apa yang kita cari?"
Hiro menatap awas sebuah semak yang terlihat aneh di depannya sejauh 3 meter.
"Ssstt…"
Semak hijau itu bergerak, namun bukan bergerak karena ada hembusan angin yang datang. Semak itu bergerak mundur dari semak lain yang ukurannya lebih besar.
Dan saat semak itu terpisah keluar. Sebuah notifikasi muncul secara bersamaan di sistem HUD milik mereka bertiga.
Ding!
[Informasi monster baru telah terbuka]
[Fern The Mythical Fox (Level 20)]
[Race: Beast]
"Cantik sekali!"