Chapter 16 - Mage

Monster di hadapan mereka bertiga memiliki pesona yang tidak biasa. Bentuknya menyerupai seekor rubah sebesar kucing ras maine coon dengan tubuh berwarna abu-abu gelap seperti batu. Ia memiliki ekor yang berbentuk ranting-ranting pohon dengan tumbuhan paku tingkat rendah tumbuh di atasnya, menjalar menutupi bagian belakang tubuhnya.

[Ding! New Monster Information has been unlocked]

[Fern The Mythical Fox (Level 20)]

[Race: Beast]

"Cantiknya!" Liberty memekik dengan suara keras.

"Cantik sekali!" sahut Jacob sependapat.

Sementara itu, Hiro yang merasa tak ada waktu untuk bermain-main pun sudah mencabut pedangnya keluar dan menghadapkannya ke arah rubah itu.

"Sword Combo Skill," Hiro sedang menunggu skillnya aktif saat tiba-tiba Liberty menoleh ke arahnya dengan tatapan kesal.

"Seriously, Hiro? Kau akan membunuh makhluk tak berdosa ini?!"

"Kita membutuhkan four-leaf clover dari makhluk itu, tidak ada pilihan lain selain membunuhnya." Hiro tak percaya pada Liberty dan Jacob yang sudah memasang badannya untuk melindungi monster itu dari pedangnya.

"Aku tidak akan melakukannya kalau jadi kau, Kawan."

"Ada cara lain, biarkan aku mencobanya."

Hiro tidak mengerti maksud dari kalimat Liberty yang mengatakan bahwa ada cara lain. Ia tak memiliki bayangan sedikit pun di kepalanya kalau ada cara lain untuk mendapatkan drop item dari monster selain membunuhnya. Namun, ia pun memberikan Liberty kesempatan karena penasaran.

Liberty berjongkok, lalu merangkak. Hiro tak menyangka kalau seorang gadis bisa bertingkah seperti itu. Namun, ia terperangah ketika melihat Liberty tiba-tiba mengeluarkan suara berbahasa lain dari bibirnya, seakan-akan itu adalah bahasa yang digunakan oleh rubah dan mereka sedang berada dalam komunikasi dua arah.

[Beast Whisperer]

"Astaga, yang begitu juga ada?" Hiro tak percaya saat melihat nama skill itu muncul di HUD miliknya.

"Hmmmm menarik, apa aku juga punya skill khusus? Demon Whisperer?"

"Sssst!" Liberty menatap Hiro dengan kesal.

Namun, kejadian berikutnya membuat Hiro menjatuhkan rahangnya ke bawah.

[Ding! Your party member: Liberty has obtained 3x fern four-leaf clover]

"What the heck!"

Setelah momen epic itu, mereka bertiga pergi mencari NPC Fred yang bisa memberikan mereka skill yang sedang mereka butuhkan. Tanpa harus ada yang terbunuh. Thanks to Liberty the Beast Whisperer.

Dan benar kata wanita NPC Abby, hanya dengan memberikan fern four-leaf clover saja, mereka bisa mendapatkan [Heat Resistant] dalam bentuk untradeable scroll yang segera mereka gunakan.

[Heat Resistant skill has been unlocked]

[Heat resistant skill is a protection spell over the body to be resistant against high temperature]

[Take a deep breath and close your eyes, concentrate for 1.5s to activate the skill]

Mereka bertiga mencoba melakukannya secara bersamaan. Hiro berhasil paling awal. Konsentrasinya benar-benar tak terganggu oleh apapun.

Degup jantung Hiro meningkat saat skill itu mulai teraktivasi. Tubuhnya berangsur-angsur berubah menjadi hangat. Lalu, saat ia membuka kedua matanya, Hiro bisa melihat tubuhnya diselimuti dengan aura tipis berwarna merah yang transparan.

"This is cool. I feel like I am a mini Saiyan."

Setelah berulang kali mencoba, akhirnya Liberty dan Jacob pun berhasil. Keduanya mengeluarkan aura yang sama dengan Hiro.

"Holy shit! My body is glowing like an orb!" Jacob shouted in amaze.

"Aku merasa aneh, apa aku akan baik-baik saja?" Liberty terlihat tidak terlalu nyaman dengan aura itu.

[You have sent party invitation to Jacob]

[Jacob joined the party]

"Kita akan kembali ke goa itu."

Mereka bertiga kembali menuju [Hidden Cave] dungeon dengan berlari.

Sesampainya di depan dungeon itu, mereka bertiga menyentuh pembatas tak kasat mata secara bersamaan sesuai yang diaba-abakan oleh Hiro, dalam keadaan [Heat Resistant skill] yang aktif.

Dan pembatas itu pun seakan-akan retak lalu lenyap.

CRACK!

Mereka bisa masuk ke dalam goa yang sangat gelap.

Udara di dalam goa berubah menjadi hangat. [Heat Resistant] skill membuat tubuh mereka terlindungi dari panas yang ada di dalam goa. Tidak ada dari mereka yang sadar kalau jalan yang mereka lewati itu terus menurun menuju inti bumi.

"Libe, keluarkan tongkat sihirmu itu."

Liberty mengangguk dan mengeluarkan [Lantern Master Staff] miliknya. Hiro hanya butuh cahaya penerangan dari kunang-kunang di dalam tongkat sihir itu.

Meskipun memiliki senjata legendary yang sangat kuat, Liberty tak begitu menyukainya. Ia bilang pada Hiro bahwa suara ledakan dan hentakan senjata itu membuat jantungnya berkali-kali berhenti bekerja.

Hiro tidak bisa berkomentar banyak soal itu. Gadis itu benar-benar unik.

Mereka bertiga berjalan dengan sangat berhati-hati. Tak ingin mendapatkan serangan mendadak. Jacob dan Liberty berebut menghimpit tubuh Hiro yang sudah berjalan di depan.

"Ouch! Jacob, kau menginjak kakiku!" kesal Liberty.

"Sorry, this is just too scary."

Hiro tetap fokus. Ia merasa aneh. Berdasarkan sistem GPS yang ia miliki, jarak antara mulut goa dengan lokasinya saat ini sudah sejauh 500 meter. Tapi sejauh ini, mereka bertiga tidak menemukan monster apapun untuk dilawan. Tidak mungkin kalau sebuah dungeon ternyata kosong, bukan?

CLEP!

"Ih! Apa itu?!" Liberty meremas tangan Hiro refleks saat kakinya tak sengaja menginjak cairan berwarna hijau yang sangat kental di atas tanah.

"Darah monster kah? Libe, angkat tongkat sihirmu sedikit lebih tinggi."

Benar dugaan Hiro, di dekat tempatnya saat ini, terdapat bangkai beberapa monster berbentuk laba-laba dengan diameter tubuhnya yang bulat kira-kira sebesar setengah meter.

"Apa-apa'an ini?!" Liberty segera melompat pindah ke belakang punggung Hiro diikuti dengan Jacob yang kini berlindung di belakang gadis itu.

"Seseorang sudah masuk lebih dulu."

"Pemilik mystical tome itu…"

Hiro kembali memeriksa bangkai monster itu dengan sistem HUD miliknya dan mendapatkan informasi kapan tepatnya monster itu dikalahkan.

[7 hours ago]

"Dammit!"

Di LSO, monster yang sudah terbunuh di dalam dungeon tidak akan berubah menjadi kepingan-kepingan kristal lalu menghilang sebelum boss dungeon tersebut berhasil dikalahkan.

Berbeda dengan monster biasa yang biasa digunakan untuk grinding di luar area dungeon. Monster yang seperti itu akan hancur menjadi kepingan kristal setelah dikalahkan sebelum spawn kembali dengan spawn time yang bervariasi.

Hiro bangkit kembali berdiri lalu mengajak teman party nya untuk berlari lebih cepat, masuk semakin dalam ke dalam goa itu. Meskipun Hiro yakin telah ada orang yang mendahuluinya, tetap saja, boss dungeon belum dikalahkan. Hiro masih memiliki harapan.

"Stop! Di sana!"

Liberty mengarahkan tongkat sihirnya ke arah yang ditunjuk oleh Hiro dan mereka bertiga pun terkejut melihat seseorang sedang duduk bersandar di dinding goa seorang diri. Orang itu balas menatap mereka dengan sebuah smirk di wajahnya.

"Seorang elf?" Liberty tahu dari bentuk telinga orang itu.

Sementara itu, Hiro pun bergegas menghampiri player yang telah mendahuluinya. Dari jarak dekat, ia bisa melihat wajahnya dengan jelas. Kulitnya sangat pucat dengan rambut gelap berwarna hitam. Hiro sangat yakin, meskipun sedikit, ia bisa melihat wajah orang asia padanya.

Sepertinya ras campuran asian-caucasian.

"Apa yang kau lakukan di sini…"

[Level 19. Noah. Mage. World Balancer]

"Noah?"

"Akhirnya ada orang yang tak terlalu bodoh bisa masuk ke dalam sini. Aku sudah menunggu kalian lebih dari 8 jam."

Hiro mengernyit mendengar ucapannya. Sangat angkuh.

Noah bangkit berdiri untuk membalas tatapan mata Hiro yang mengintimidasi. Senyuman miring di wajahnya tak kunjung berubah.

"NightFall–huh? Nama yang aneh. Aku akan mengizinkanmu masuk ke dalam partyku untuk melawan bos."

"..."

"You–what?" Liberty jelas sekali tak menyukai sifat anak baru itu.

"Ah–you bring your girlfriend? Ck ck ck. You're kidding, right?"

Mata Hiro bergerak ke pinggang Noah. Sebuah legendary weapon berbentuk buku tebal tersemat di sana.

"Sialan! Orang ini benar-benar memilikinya." batin Hiro, iri hati.

"Kami tidak membutuhkanmu," ujar Hiro.

"Tsch. Aku adalah penyihir terhebat di negeri ini, kau akan menyesalinya, Kawan. Selain itu, kau tidak bisa masuk ke dalam bos area hanya dengan bertiga saja."

"What? Again?"

Hiro mengabaikan player angkuh yang terlihat seumuran dengannya itu untuk berjalan menghampiri sebuah goa lain yang tak jauh darinya. Ia lalu menempelkan tangan kanannya ke mulut goa itu dan sebuah notifikasi kembali muncul di hadapannya.

[Hidden Cave Boss, (Raid Boss), minimal 4 orang dibutuhkan untuk masuk ke dalam]

"..."

"Dammit!"