Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Senja Untuk Meita

🇮🇩senjaliya
--
chs / week
--
NOT RATINGS
12.2k
Views
Synopsis
Meita adalah seorang gadis yang manis anak bungsu dari dua bersaudara itu selalu saja di jadikan bahan perbandingan dengan kakak perempuannya oleh orang orang di sekitarnya, banyak pula laki laki yang sengaja mendekatinya hanya untuk menjadikannya batu loncatan agar bisa dekat dengan kakaknya Laura. namun setelah lelah dengan dan mengikhlaskan semua keadaan yang menimpanya secara tidak terduga datanglah sosok laki laki yang tulus mencintainya, laki laki itu adalah teman masa kecil Meita yang sama sekali tidak dia sadari
VIEW MORE

Chapter 1 - BAB I

Kring…..

Bunyi alarm dan panggilan masuk membuat ku bangun dari alam mimpi, yaps .. itu panggilan masuk dari maya. Maya itu sahabat terbaik ku dari kita duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan dia memang sudah menjadi alarm bernyawa dalam hidup ku.

"cepat bangun! Aku tau kamu pasti belum bangun, pokonya aku ga mau sampai telat ya karena kamu" ucap Maya mengomel dari balik telpon

"iya, ini aku juga sudah selesai mandi ko" jawab ku berbohong untuk mempercepat telpon dari Maya

Hari ini adalah hari pertama kita masuk sebagai siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) setelah selama 3 hari sebelumnya menjalani masa orientasi siswa, dan kata orang masa-masa SMA adalah masa-masa yang paling menyenangkan, tapi sepertinya tidak dengan aku setelah mama meminta ku masuk ke SMA yang sama dengan kaka ku.

Braaakkk.. suara pintu kamar ku terbuka

"kakak bisa ga si kalo masuk kamar ku ketuk dulu jangan sembarangan buka" ucap ku sedikit kesal

"iya iya adik ku tersayang maaf ya, kakak Cuma mau bilang kamu udah di tunggu mama untuk sarapan di meja makan" ucap kak Laura

Kak Laura adalah kaka perempuan ku dan hari ini aku 1 sekolah dengan dia.

"Pokonya aku ga mau deket deket sama dia sekolah nanti" gerutu ku, karena aku pasti akan di banding banding sama dia.

Kak Laura adalah siswa populer di sekolah dan wajahnya juga cantik, badan yang proposional, caranya memadu padankan pakaian juga bisa terbilang fashionable berbanding dengan ku yang sangat cuek dengan penampilan.

"Hai, kamu mau sarapan ga?"ucap kak Laura mengagetkan ku

"Iya iya" jawab ku kesal sambil mengikuti langkahnya yang lebih dulu keluar dari kamar

"pagi ma" ucap ku menyapa mama

"pagi anak bungsu kesayangan mama" ucap mama

Mama adalah ibu rumah tangga , tapi sesekali mama juga menerima pesanan kue dari beberapa tetangga di sekitar rumah

"ayo sarapan dulun sayang" ucap mama pada ku

"aku sarapan di sekolah aja ya ma" kata ku sambil memasukan roti dengan selai strawbery kesukaan ku kedalam tempat makan

Oiya, aku sampai lupa memperkenal kan diriku, nama ku Meita Rahani dan aku biasa di panggil Meita, dan aku bungsu dari 2 bersaudara

"mau kemana kamu berangkat pagi pagi sekali, mau bantuin security buka pintu gerbang" ucap kak Laura mengejek ku

"Maya udah nunggu aku dari tadi ka" ucap ku pada kak Laura

"yaudah kalo gitu bawain roti juga untuk maya juga dong sayang" ucap mama, ya Maya memang sudah sedekat itu dengan keluarga ku

"oke, meita berangkat dulu ya ma" pamit ku pada mama sambil meraih tangan mama untuk menciumnya

"iya, hati hati di jalan ya sayang"

"aku duluan ya kak" aku pun tidak lupa pamit pada kak Laura yang masih menyantap rotinya dengan asik di meja makan

Sampai di dekat sekolah aku melihat maya sudah menunggu ku di gerbang sekolah, "kebiasaan deh lama banget si, aku udah nunggu dari tadi nih" ucap Maya kesal, ya mungkin karena memang dia sudah terlalu lama menunggu ku di depan pintu gerbang sekolah seperti patung selamat datang

"iya bawel, maaf ya Namanya juga macet tadi di jalan, dapet ojek onlienya juga lama tadi" ucap ku sambil membuka helm

"nih pak" ucap maya, dengan cepat dengan cepat mengambil helm dari tanggan ku memberikan helm yang ku pakai ke pengemudi ojek online tersebut

"makasih ya pak" ucap ku dan di balas anggukan senyum oleh pengemudi ojek online tersebut

"lagian kamu kenapa ga masuk duluan aja si may" tanya ku heran pada Maya

"kan aku itu maunya memasuki gerbang sekolah baru ini bareng dengan sahabat terbaik ku ini" jawab Maya manis

"tapi kamu datengnya lama banget, sampe jamuran nih aku nunggunya" ucap maya sambil teriak membuat ku kaget dan gagal tersentuh dengan ucapan Maya yang sebelumnya

Dan kami pun memasuki gerbang sekolah baru ini untuk pertama kalinya dengan seragam putih abu-abu. Senyum bangga dan terharu bercampur dengan rasa haru sekaligus takut. Ya, aku takut dengan pelajaran yang pastinya semakin sulit, dan juga takut dengan teman-teman baru yang karakter dan sifatnya belum ku ketahui, aku juga takut dengan masalah apa yang akan datang kedepannya yang mungkin juga akan semakin rumit di banding dengan masa-masa SMP ku

Aku pun mengajak Maya untuk pergi ke kantin terlebih dahulu sambil memakan bekal yang tadi ku bawa dari rumah

"kita ke kantin dulu yu, aku belum sarapan nih gara gara kamu bawel banget tadi" ucap ku

"yaudah ayo aku juga lapar lagian belum ada info pembagian kelas juga hehehe" ucap Maya

Sampai di kantin aku dan maya langsung memilih kursi paling pojok "nih roti buat kamu dari mama" ucap ku sambil mengeluarkan roti yang tadi aku bawa untuk bekal sarapan

"aaahhhhh, tante emang terbaik thank you" ucap Maya

"loh kamu ga bilang makasih sama aku juga? Kan aku yang bawain roti itu buat kamu" protes ku pada maya karena ingin mendapatkan ucapan terimakasih juga dari Maya

"yeee, ini kan dari tante bukan dari kamu" sahut Maya meledek ku

" ya tapi kan kalo bukan aku yang bawa dari rumah ke sini ga mungkin bisa kamu makan sekarang" ucap ku kesal

"iya iya, makasih ya sahabatku yang paling baik, paling pinter, paling cantik, dan paling lelet hehehe" ucap Maya sambil tertawa puas meledek ku

"dan sebagai ucapan terimakasih dari aku untuk kamu hari ini aku bakal teraktir kamu es teh manis sepuasnya" ucap maya Kembali

Maya pun berlalu meninggalkan ku sendiri untuk memesan es teh manis. Ya, aku dan Maya memang begini sesekali dia yang teraktir dan sesekali aku pula yang mentraktir. Kita berbagi dalam segala hal, mulai dari makanan, minuman, cerita suka duka Bersama, sampai berbagi kertas jawaban soal ujian.

Tapi walau pun kita sudah bersahabat selama 3 tahun, sebenarnya aku dan maya itu adalah dua orang yang tidak pernah sama, kesukaan dan selera kita jauh berbeda. Apa yang Maya suka adalah hal yang tidak aku sukai dan begitu pun sebaliknya, apa yang aku sukai adalah hal yang tidak aku sukai, jadi bisa di pastikan kita tidak akan mungkin untuk bisa suka dengan satu cowok yang sama.

Dan saat aku lagi duduk menunggu maya memesan es manis tiba-tiba dari belakang ada suara asing yang menyapa ku.

"boleh ikut gabung sini?"ucapnya bertanya seraya meminta persetujuan dari ku

Saat aku menoleh ke belakang aku pun melihat satu sosok laki laki dan cepat aku pun mempersilahkan laki laki tersebut untuk ikut duduk bergabung dengan ku dan Maya.

"boleh ko, silahkan" ucap ku sambil mempersilahkannya duduk dan aku pun menggeser posisi duduk ku supaya memberi sedikit ruang untuk laki laki tersebut duduk.

Dan saat aku memperhatikan wajahnya, aku ingat dia adalah Dimas salah satu kakak kelas ku. Aku mengenalinya karena pada saat masa orientasi kemarin dia ikut menjadi salah satu panitianya.

"eehhmm, ka dimas ya?"ucap ku menyapanya

"iya, kamu apa kabar? Ko sendirian aja?" ucap kak Dimas berbasa basi

"baik alhamdulillah ka, ga sendiri ko ka sama temen tapi dia lagi pesen minuman di sana" ucap ku

"oh aku pikir kamu duduk sendirian di sini, maaf aku jadi ganggu kalian ga nih?" ucap kak Dimas kikuk

"enggak, ko ka santai aja lagi " ucap ku berusaha mencairkan suasana

"ngomong ngomong gimana nih sekarang rasanya udah jadi anak SMA?" tanya kak Dimas Kembali

"gak gimana gimana si ka, biasa aja ternyata rasanya masih kaya ngerasa pake seragam putih biru aja tapi sekarang udah ganti warna aja jadi abu abu hehehe" ucap ku berusaha santai supaya terlihat tidak terlalu canggung

Bbuughhh .. tiba tiba suara gelas kaca di taruh di atas meja dengan keras mengagetkan ku

"aku cape cape antri beli es teh kamu malah enak enakan ngobrol di sini" gerutu Maya kepada ku

"eehhh, kak Dimas aku kira siapa" ucap maya kikuk

"heeii" ucap kak Dimas singkat

"kak Dimas mau minum apa biar Maya pesenin" ucap Maya manis

Ya, salah satu alasan Maya memilih sekolah ini adalah selain sekolah ini menjadi salah satu sekolah terfavorit sekolah ini pun di kenal sebagai sekolah yang mempunyai siswa siswa yang pintar dan memiliki wajah yang ganteng ganteng dan cantik cantik.

Aku sebagai sahabatnya Maya sangat tau kalau Maya sangat ingin mempunyai pacar kakak kelas dan aku pun heran sebenarnya dengan Maya apa si sebenarnya yang menarik dan istimewanya mempunyai pacar kakak kelas, tapi sebagai sahabat yang baik aku berusah selalu mendukungnya selama itu membuatnya Bahagia dan yang terpenting tidak merugikan siapa pun.

Cukup lama kami berbincang dengan kak Dimas di kantin, tapi selama itu aku belum juga melihat kedatangan kakak ku di area kantin.

"apa mungkin kak Laura di lapangan ya jadi tim hore pacarnya yang pemain basket itu" ucap ku dalam hati

Teng .. Teng.. Teng …

Bel sekolah pun berbunyi pertanda kami para siswa harus segera meninggalkan kantin untuk segera memulai upacara bendera untuk memulai hari senin sekaligus hari pertama kami masuk di sekolah ini.

Setelah upacara bendera kami para siswa baru kelas X masih tetap berkumpul di lapangan, karena hari ini adalah hari pertama bagi kami para siswa siswi baru kelas X di tahun ajaran baru ini jadi kami masih harus menunggu informasi untuk pembagian kelas.

Sepanjang jalan Lorong sekolah aku sangat berharap bisa satu kelas dengan sahabat terbaik ku yang bawel dan menyebalkan itu. Maya memang orang yang cukup bawel, tapi justru karena bawelnya itu yang justru akan membuat aku kangen pada Maya jika dia tidak ada dan pasti suasana kelas ku tidak akan seru kalau Maya tidak satu kelas dengan ku.

"eehh, dari mana aja kamu?" tiba tiba suara yang sangat ku kenal mengagetkan ku menyadarkan ku dari lamunan ku, ya itu adalah suara dari kakak ku kak Laura

"kamu itu ya kak kenapa si seneng banget ngagetin aku?" ucap ku kesal ya walau pun dia kakak ku tapi umur ku dan kak Laura memang tidak terpaut jauh, dan karena itu pula aku dan kak Laura bisa sangat akrab dan seperti teman dan bisa seperti musuh sekaligus.

"hai, kak Laura" sapa Maya dengan nada manja, ya seperti yang sudah aku bilang sebelumnya maya dan keluarga ku sudah sangat dekat.

"kak Laura tadi sebelum upacara aku sama Meita ngobrol sama kak Dimas loh di kantin" ucap Maya lagi pada kak Laura

"hah! Siapa? Dimas?" tanya kak Laura meyakinkan

"iya kak dimas" ucap Maya

"kamu kenapa si kak ko kaya kaget gitu?" tanya ku heran sambil memperhatikan sikap kak Laura

"ah gapapa, tadi kakak kaget aja adek kakak yang satu ini baru juga hari pertama masuk jadi siswa SMA udah punya gebetan aja kakak kelas lagi" jawab kak Laura meledek ku sambil tertawa

Aku heran dengan tipe perempuan perempuan seperti kakak ku dan sahabat ku ini yang kalo melihat ada perempuan dan laki laki lagi ngobrol pasti langsung di bilang pacaran sama mereka

"tau nih kak, si Meita gerak cepat banget emang dia, langsung ngambil Langkah seratus eh salah dia udah ngambil Langkah seribu malah" ucap Maya ikut meledek ku seperti kak Laura

"kamu dari mana aja si kak? Baru sampe emang?" ucap ku mengalihkan pembicaraan

"enggak ko, kakak dari tadi ada di lapangan ngeliatin Doni main basket" jawab kak Laura

Ya Doni adalah pacar kakak ku, siswa populer yang terkenal ganteng dan keren di sekolah ini dan Doni juga bisa di bilang bintang lapangan basket begitulah imagenya selama ini yang ku tau dari cerita kakak ku yang selalu saja membanggakan kegantengan dan kepopuleran pacarnya itu.

"kak Laura, nanti ajarin Maya toturial plus tips dan triknya supaya bisa dapet pacar yang populer kaya kak Doni ya kak" ucap Maya yang memang satu jenis dengan kakak ku itu, pemuja cowok cowok populer

Terkadang aku berpikir kalau Maya lebih mirip dengan kak Laura di banding aku adik kandungnya, karena mereka banyak sekali kecocokan

"tenang aja dek, yang penting jangan Doni aja ya yang kamu incar buat jadi pacar mu" ucap kak Laura memperingatkan

"kalian berdua tuh ya kalau udah ketemu yang di bahas cowok terus, mending sekarang kita cari informasi di mana kelas kita ayu May" ucap ku sambil menarik tangan Maya cepat

"iri aja kamu mah Meita" ucap Kak Laura di telinga ku

Tanpa memperdulikan ucapan kakak ku lagi aku segera menuju majalah dinding sekolah untuk melihat informasi pembagian kelas ku dan Maya.

Aku dan Maya pun sama sama mencari nama kami berdua pada tiap lembar kertas yang tertempel di mading sekolah, dan nama Maya ada dalam daftar siswa kelas X IPA 3 dan di susul dengan nama ku tepat di bawah nama Maya .

"yyeeeaayyy, kita sekelas bestie" ucap ku dalam hati karena jangan sampai Maya mendengar karena dia pasti akan ke geeran dan hal itu bisa jadi bahan ledekannya sampai 10 tahun ke depan

"yah kita sekelas lagi bestie kayanya takdir kamu emang selalu ada di dekat aku deh Mei" ucap Maya bangga

"iya nih padahal aku tuh bosen banget sekelas sama kamu terus dari jaman kita SMP" jawab ku berbohong

Sampai di depan kelas ..

Yaps, kelas baru , teman teman baru, suasana baru, tapi setidaknya aku punya Maya dan Maya pun punya aku. Jangan negative dulu ya yang ku pikir kan setidaknya aku tidak bengong planga plongo di dalam kelas baru ini

Braakkk …