Chereads / Senja Untuk Meita / Chapter 2 - BAB 2

Chapter 2 - BAB 2

Sampai di depan kelas ..

Yaps, kelas baru , teman teman baru, suasana baru, tapi setidaknya aku punya Maya dan Maya pun punya aku. Jangan negative dulu ya yang ku pikir kan setidaknya aku tidak bengong planga plongo di dalam kelas baru ini

Braakkk … ada yang menabrak ku dari belakang

"hei, kamu tuh bisa santai aja ga si jalannya?" ucap ku kesal

"ya kamu juga salah ngapain berdiri di depan pintu begitu" ucapnya tak kalah sengit

"aku yang di depan kamu berarti aku duluan yang masuk dong, jangan langsung tabrak tabrak orang aja dong" ucap ku makin kesal dengannya

"nyebelin banget si ini cowo" gerutu ku dalam hati

"ta .. Meita sabar, kamu di sini mau punya temen kan? Bukan untuk cari musuh kan? Inget ini hari pertama kita masuk SMA" ucap Maya berbisik di telinga ku

Maya mencoba untuk mengingatkan ku untuk bersabar, mengalah dan tidak mendahulukan emosi ku, aku pun akhirnya mengikuti ucapan Maya untuk mengalah dan mempersilahkannya jalan, aku juga memilih untuk tidak memperpanjang masalah tadi karena sepertinya dia akan menjadi teman satu kelas ku selama satu tahun kedepan nantinya.

Aku dan Maya pun mulai memilih kursi yang akan kita berdua tempati dan akhirnya kami memilih duduk di barisan ke 3 dan kursi urutan ke 3 pula, karena menurut ku dan Maya kursi ini pas saja karena tidak terlalu depan dan juga tidak terlalu belakang jadi mata ku pun masih dan nyaman untuk melihat tulisan dari papan tulis nantinya.

"pagi semuanya" sapa seorang Wanita berpakaian rapih dan yang aku Yakini dia pasti salah satu guru yang mengajar di sekolah ini

"pagi bu" ucap kami kompak

"perkenalkan nama saya ibu Wina dan saya yang akan menjadi wali kelas kalian selama 1 tahun kedepan nantinya" ucapnya memperkenalkan diri

"baik anak anak semua sebelum kita memulai pelajaran mungkin ada baiknya ibu mengenal nama kalian satu persatu, karena yang seperti kita ketahui ada pepatah yang mengatakan tak kenal maka tak sayang" ucap bu Wina lagi

Bu Wina pun mulai membuka buku absensi dan mulai memanggil nama kami satu persatu, aku pun mendengarkan sambil memperhatikan nama nama yang di panggil oleh bu Wina yang tidak lain adalah nama nama yang akan menjadi teman baru ku selama 1 tahun kedepan

Sampai akhirnya bu Wina memanggil nama Angga Prawira "oh jadi nama cowok ngeselin tadi tuh Angga" gumam ku dalam hati

"heh ngapain kamu ngeliatin dia terus?" suara Maya memecahkan Lamunan ku yang tanpa sadar dari tadi mata ku tertuju ke cowok yang Bernama Angga itu

"jangan bilang kamu jatuh cinta pada tabrakan pertama ya Meita" tanya Maya meledek sambil terus tertawa

"dih apaan si kamu Maya, siapa juga ngeliatin cowok ngeselin kaya dia" ucap ku seakan menolak pertanyaan Maya barusan

Ya walau pun sebenarnya kau memang memperhatikan cowok ngeselin itu karena setelah ku lihat lihat lagi cowok itu lumayan juga ga jelek jelek banget ko dengan kulitnya yang coklat, rambut yang sedikit Panjang dan berantakan dan wajah yang terbilang manis tapi ya tidak mungkin kan aku jatuh cinta sama cowok yang rusuh seperti dia, jalannya saja tidak bisa santai

Dan tanpa teras bel istirahat pun berbunyi, aku dan Maya pun memutuskan untuk pergi ke kantin

"hay .." sapa seorang perempuan dari bangku persis yang berada di belakang ku

"hay .." ucap ku dan Maya dengan kompak dan dengan senyum yang ramah saat menoleh ke belakang

"kenalin nama ku Dita" ucapnya memperkenalkan diri pada ku dan Maya

"aku dari SMP Nusa Bangsa " ucap nya lagi memperkenalkan diri lebih detail

"aku Meita" ucap ku yang ikut memperkenalkan diri pada Dita

"Dan aku Maya" ucap Maya memperkenalkan diri juga

"kami berdua dari SMP Bina Putri " lanjut Maya lagi

"oh jadi kalian teman dari SMP yang sama" tanya Dita

"iya kita berdua dari 1 SMP yang sama dan dari kelas 1 sampai kelas 3 SMP dan sekarang aku juga harus menerima kenyataan kalau aku dan Meita harus sekelas lagi selama 1 tahun kedepan nantinya" Ucap Maya seakan tidak terima Kembali 1 kelas dengan ku lagi

"iya nih kayanya aku juga harus mandi kembang tujuh rupa deh buat buang kesialan kesialan yang ada di dalam tubuh ku" ucap ku sengaja membalas ucapan Maya barusan

"ya ampun kalian lucu banget si, padahal pasti seru deh punya temen yang udah kenal lama dan sampai sekarang kalian masih bareng bareng" ucap Dita menengahi kami berdua

Aku dan Maya pun kompak tersenyum mendengar ucapan Dita yang sebenarnya memang betul karena kami berdua memang seseru itu.

Dan pada saat kami bertiga sedang asik mengobrol tanpa sadar aku Kembali memperhatikan cowok rese yang baru saja beranjak dari bangkunya yang sepertinya ingin menuju keluar kelas

"heh meita, tuh kan kamui ngeliatin dia lagi" bisik Maya di telinga menyadarkan ku dari pandangan mata yang mengarah ke cowok rese itu

"apaan si May" ucap ku yang lagi lagi seakan tidak terima karena ketauan Maya memperhatikan cowok rese itu

"jadi mau ke kantin ga nih kita " ucap ku mencoba mengalihkan pembicaraan

"jadilah masa kita di sini mau diem di kelas aja , Dit mau ikut bareng ke kantin bareng kita ga" jawab Maya sambil mengajak Dita kita Bersama sama pergi ke kantin

"boleh" ucap Dita mengiyakan ajakan Maya

Dan kami ber 3 pun Bersama sama berjalan menuju ke kantin tapi saat kami bertiga baru sampai di ujung pintu kelas kami bertiga bertemu dengan kak Dimas

"hay .." ucap kak Dimas menyapa ku

"hay, kak" ucap Maya lebih dulu menjawab sapaan kak Dimas, aku pun membalas sapaan kak Dimas dengan senyuman karena aku merasa Maya sudah mewakili jawaban ku

"Kalian berdua kelas IPA 3" tanya ka Dimas sambil memperhatikan papan yang terpasang di depan kelas

"iya kak" jawab ku singkat

"oh oke semangat ya sekolahnya aku duluan" ucap kak Dimas yang Kembali melanjutkan langkahnya

"iya kak" ucap ku Kembali menjawab dengan santai sambil membalas senyumnya

Kalau di perhatikan sebenarnya kak Dimas itu terlihat cukup menarik dengan penampilannya yang selalu terlihat rapih baik secara pakaian maupun rambutnya yang selalu tertata rapih seakan menampilkan sikap yang kalem

Dan lagi lagi Maya memecahkan lamunan ku yang sedang memandang terus kearah kak Dimas "cie kayanya aku liat liat kamu sama kak Dimas udah akrab banget nih sekarang ya Mei" ucap Maya lagi lagi meledek ku

"berisik!" ucap ku ketus sambil berlalu meninggalkan Maya

"itu bukannya kakak kelas yang kemarin jadi panita ospek kita ya? Tanya dita dengan polosnya

"iya" jawab ku singkat

"ramah banget ya orangnya mau nyapa adik kelas" ucap Dita memuji Kak Dimas

"ramahnya ke Meita doang deh kayanya Dit" ucap Maya Kembali meledek ku

"jadi kamu itu harus bisa bedain mana ramah mana yang ada something" ucap Maya yang lagi lagi meledek ku dan di balas dengan tawa oleh Dita

"ah enggak ko, kak Dimas emang ramah sama semua orang, tadi kan dia nyapa kamu juga May" ucap ku mencoba membatas ledekan dari Maya

"masa si?" ucap Maya yang masih saja meledek ku

"hhaayyy girls " sapa kak Laura yang tiba tiba mengagetkan membuat hampir seluruh siswa di Lorong kelas memperhatikan kami

"ya tuhan apalagi ini, apa gak cukup maya aja yang menjadi cobaan untuk ku hari ini?" gumam ku dalam hati karena aku yakin kakak ku ini pasti satu frekuensi dengan Maya dalam urusan meledek ku.

"hay .. kak Lau" jawab Maya semangat

"kamu mau kemana kak? Mau ke kantin juga?" tanya ku pada kak Laura

"enggak ko dek, kakak mau ke perpustakan ada bahan tugas yang harus kakak cari di perpustakaan" ucap kak Laura

"yaudah, kakak duluan ya semuanya bye" ucap kak Laura lagi sambil berlalu

"syukurlah kak Laura lagi sibuk" ucap ku dalam hati karena sangat bersyukur kakak ku itu saat ini sedang sibuk dengan tugas tugasnya

Akhirnya aku, Maya dan Dita pun melanjutkan perjalanan menuju kantin

"kamu kayanya udah banyak kenal dan akrab sama kakak kelas ya Mei? Tanya Dita membuka obrolan

"ah enggak juga ko Dit" jawab ku sambil tertawa

"kalo yang tadi itu kakaknya Meita Dit, kak Laura Namanya" ucap Maya memberitahu Dita

"hah! Yang bener? yang tadi itu kakak kamu Mei?" tanya Dita yang kelihatan sekali terkejut dengan ucapan Maya barusan

"iya" ucap ku dengan sedikit memaksakan senyuman

"hmm, dari SMP Nusa Bangsa kayanya Cuma aku deh yang masuk ke sekolah ini" ucap Dita dengan wajah yang sedikit sedih

"ya gapapa dong Dit, kan yang penting sekarang kamu udah punya temen baru, aku sama Maya ini" ucap ku mencoba menghibur Dita

Sesampainya di kantin kami ber 3 pun langsung berpencar menuju ke counter makanan yang mau kami santap, aku pergi ke tempat siomay, Maya pergi ke tempat bakso dan Dita memesan mie rebus. Setelah kami bertiga memesan makanan kami pun memperhatikan keadaan sekitar kantin karena sepertinya setiap meja dan kursi di kantin sudah terisi penuh.

"kita mau duduk di mana nih?" tanya ku pada Maya dan Dita

"iya penuh semua nih" ucap Maya menjawab pertanyaan ku barusan

"tuh, disana aja kayanya masih ada sisa tempat duduk deh masih muat buat kita bertiga" ucap Dita menunjuk tempat yang ia maksud

Mata ku pun seakan ikut mencari sudut mana yang di ucapkan Dita untuk kami duduk bertiga. Dan meja yang di maksud Dita adalah meja yang sedikit agak pojok dan juga jauh dari keramaian memang baru di tempat itu terlihat baru terisi beberapa kursi saja dan memang sepertinya masih cukup untuk kami bertiga duduk di sana. Namun pandangan ku langsung mengarah ke para siswa cowok yang duduk di sana sepertinya tidak asing untuk ku.

Dan tepat seperti dugaan ku sebelumnya cowok tersebut adalah Angga Prawira

"kenapa mesti ada dia si?" gerutu ku dalam hati

"ayo" ajak Maya dan Dita bersamaan dan langsung menuju meja itu, dan sepertinya aku juga tidak punya pilihan lain selain mengikuti mereka duduk di sana karena tidak mungkin kan untuk aku makan sambil berdiri, baik lah dengan Langkah terpaksa aku pun mengikuti Maya dan Dita yang sudah berlalu terlebih dahulu

Hai, kita satu kelas kan ya?" tanya Dita yang membuat aku dan Maya kaget sampai hanya bisa saling pandang. Sepertinya Dita tidak tahu perihal aku dan cowok rese itu yang hampir saja ribut di depan pintu kelas tadi pagi

"iya" jawabnya singkat dengan senyuman dari caranya menjawab mungkin aku yang sudah salah menilai. Ya setidaknya dia tidak semenyebalkan itu, terlihat dari dia yang mengiyakan pertanyaan Dita barusan yang artinya dia cukup memperhatikan siapa teman teman barunya dalam satu kelas tadi.

"kenalin aku Dita, ini Maya dan yang itu Meita" ucap Dita lagi memperkenalkan aku dan juga Maya

Angga pun menoleh kearah ku "hai" sapanya, ya sepertinya aku yang terlalu cepat menilainya

"hai" ucap ku dan Maya secara bersamaan

"oh ya nama kamu siapa?" ucap Dita lagi bertanya

"Angga" jawab ku spontan dan langsung saja menutup mulut ku dengan tangan

"ya tadi di kelas kau memperhatikan wajah temen temen satu kelas waktu bu Wina mengabsen kita satu persatu" ucap ku lagi mencoba menjelaskan dan membela diri sebelum aku mendapatkan serangan ejekan lagi dari Maya

"sorry ya teman ku satu ini emang seperhatian itu ko" ucap Maya sambil tersenyum, yang aku sangat yakin senyuman itu adalah senyum untuk meledek ku

"iya bener nama ku Angga" ucapnya Pada Dita dan Maya

"sorry aku duluan ya soalnya mau daftar ekskul dulu nih" ucap Angga Pamit dari kursi kantin

"eh ngomong ngomong kalian mau daftar ekskul apa nih?" tanya Dita pada ku dan Maya

"aku sebenernya masih bingung nih mau masuk ekskul apa ya kira kira yang bisa bikin aku langsung famous satu sekolah gitu" ucap Maya

Percayalah sebenarnya tujuan Maya ingin sekali punya gebetan kakak kelas itu Cuma agar dia terkenal satu sekolah. Beda halnya dengan ku yang sangat malas jika harus jadi pusat perhatian, sebenarnya aku juga heran kenapa bisa aku dan Maya bersahabat padahal kami berdua adalah dua orang yang sangat berbeda 180 derajat

"kalau kamu mau masuk ekskul apa nanti Dit?" ucap ku balik bertanya pada Dita

Karena mungkin saja aku bisa mendapatkan inspirasi dari dita yang sepertinya dia bisa menjadi teman yang seru, dan mungkin aku dan Dita bisa memilih ekstrakulikuler yang sama karena selain itu bisa mengisi waktu luang ku setelah kegitan sekolah itu juga bisa menjadi nilai tambahan ku sebagai siswa selama bersekolah di sini

"kayanya aku mau masuk dance" ucap Dita dengan wajah yang masih tidak yakin

"atau renang aja ya" ucap Dita lagi yang membuat aku semakin yakin kalau sebenarnya dia masih ragu untuk memilih ekstrakulikuler apa yang akan dia ikuti nantinya

"nah dance aja Dit" ucap Maya memberi usul pada Dita

"dance itu kan lebih enerjik dan biasanya yang ikut dalam ekskul dance cewek cewek yang punya penampilan kekinian dan popular" ucap Maya lagi dengan bersemangat

"aku itu sebenarnya masih bingung banget, belum ada fell yang bikin aku tertarik untuk masuk ekskul yang mana" ucap ku

Teng .. Teng.. Teng..