Mungkin memang benar apa yang di katakan banyak orang di luar sana bahwa cinta pertama bagi setiap anak perempuan adalah ayah kandungnya, dan setiap anak perempuan pasti akan menjadikan papanya menjadi acuan dan tolak ukur untuk setiap anak perempuan dalam memilih pasangan untuk masa depannya kelak.
"papa.." teriak ku dari atas sambil menuruni anak tangga berlari menghampiri papa yang baru saja sampai di rumah
"hai, anak bungsu papa yang cantik" ucap papa sambil memeluk ku
"gimana rasanya sekarang udah jadi anak SMA?" tanya papa pada ku sambil kami memasuki rumah dan menuju ke ruang keluarga
"biasa aja si pah rasanya, aku masih ngerasa kaya anak SMP aja" ucap ku menjawab pertanyaan papa
"oiya Laura kemana mah? Ko ga keliatan papanya pulang juga ini" ucap papa menanyakan keberadaan kak Laura yang tidak terlihat pada mama
"katanya si ada tugas dari sekolah pah jadi harus pulang telat hari ini" jawab mama memberitahu pesan kak Laura pada papa
"masa baru juga hari pertama masuk sekolah udah ada tugas aja si mah?" ucap papa yang heran karena memang benar hari ini adalah hari pertama masuk sekolah tapi kak Laura langsung mendapatkan tugas dari sekolah
"kamu ga ada tugas juga Mei kaya kakak kamu?" ucap papa lagi bertanya pada ku
"enggak pa, lagian kalau aku kan baru masuk hari pertama jadi anak SMA sedangkan kalau kak Laura kan sekarang udah kelas 3 SMA jadi mungkin banyak nilai yang harus dia kejar supaya bisa lulus SMA nanti dengan nilai yang memuaskan" ucap ku menjawab pertanyaan papa dan berusaha menjelaskan pemikiran ku pada papa
Akhirnya aku, mama dan mama pun berbincang bincang sambil bercerita dan bertanya bagaimana pekerjaan papa selama beliau ada di Kalimantan.
Dan saat kami sedang berbincang bincang tiba tiba saja terdengar suara pintu di ketuk dari depan rumah. Aku pun bergegas ke depan untuk membukakan pintu dan setelah aku membuka pintu ternyata itu adalah kak Laura yang baru saja pulang
"assalamualaiku, haduh capek banget gue hari ini" ucap kak Laura masuk ke dalam rumah dengan muka yang lesu, dan dapat ku lihat dari wajahnya kalau kak Laura saat ini sedang benar benar merasa kelelahan setelah mengerjakan tugasnya tadi dari sekolah karena ku lihat wajahnya sangat kusut.
"papa pulang tuh kak, ada di ruang keluarga dari tadi papa nyariin kamu" ucap ku memberitahu kak Laura
Dan setelah itu kak Laura pun bergegas masuk menuju ruang keluarga meninggalkan aku yang masih berdiri di depan pintu.
"hai pa" ucap kak Laura menyapa papa
"hallo anak sulung kesayangan papa, udah besar ternyata anak papa ini ya udah pada sibuk sama urusannya masing masing sekarang" ucap papa sambil memeluk kak Laura yang baru saja pulang
"iya nih pa, maaf ya aku baru pulang soalnya lagi ngejar nilai sebelum ujian nanti" ucap kak Laura lesu sambil membalas pelukan dari papa
"kamu udah makan siang belom sayang?" tanya mama pada kak Laura
"udah ko mah tadi aku makan siang dulu di luar, sekarang Laura ke atas dulu ya mah pah mau bersih bersih dulu" ucap kak Laura meminta meminta ijin pada mama dan papa untuk ke kamarnya terlebih dahulu
Aku pun ikut meminta ijin pada mama dan papa untuk ke kamar karena sudah sore bahkan hari hampir gelap jadi aku ingin mandi sebelum hari menjadi malam.
Malam pun tiba dan seperti biasa dalam keluarga ku kami akan berkumpul di ruang keluarga untuk berbincang dan saling berbagi cerita tentang kegiatan yang kami lakukan masing masing pada hari ini, dan kegiatan ini adalah salah satu rutinitas yang akan selalu kami lakukan jika papa ada di rumah.
Setelah makan malam dan karena malam pun sudah semakin larut, kami pun memutuskan untuk langsung beristirahat dan Kembali ke kamar kami masing masing. Aku dan kak Laura pun juga sama sama Kembali ke lantai atas karena kamar kami memang berada di lantai dua rumah ini dan kamar ku dan kamar kak Laura juga bersebelahan.
Dan dalam perjalanan menuju ke kamar aku pun menyempatkan bertanya tentang kak Dimas pada kak Laura.
"kak Laura aku boleh nanya sesuatu ga? Menurut kaka, kak Dimas itu gimana si orangnya? Ucap ku bertanya pada kak Laura karena penasaran dengan pribadi kak Dimas
Dan sepertinya karena aku sudah mulai mengantuk dan dalam keadaan yang setengan sadar jadi aku menanyakan hal itu pada kak Laura karena kalau dalam keadaan yang keadaan yang sepenuhnya sadar aku pasti tidak akan menanyakan hal itu pada kak Laura.
"apa dek? Siapa yang kamu tanya? Dimas? Kakak ga salah dengar kan ini kamu nanyain Dimas sama kakak?" ucap kak Laura karena terkejut aku tiba tiba menanyakan kak Dimas padanya
"duh, salah ngomong deh kayanya aku tadi bisa bisa jadi bahan ledekan ini mah sama kak Laura" ucap ku dalam hati
Kak Laura yang mendengar pertanyaan ku soal kak Dimas pun heran dan dengan wajah yang tersenyum meledek kearah ku.
"kenapa aku harus nanyain kak Dimas sama Kak Laura si" ucap ku lagi dalam hati sambil menyalahkan diri sendiri karena harus menanyakan hal seperti tadi pada kak Laura
"kamu kenapa tiba tiba nanyain soal Dimas sama kakak dek? Dimas deketin kamu ya? Apa jangan jangan kamu yang diam diam suka sama Dimas ya dek? Ucap kak Laura bertanya pada ku tanpa jeda dan tanpa memberikan aku kesempatan untuk membela diri ku.
"kalau menurut kakak si Dimas itu termasuk orang yang baik, dia juga kalem, pendiem, dan dimas juga termasuk murid teladan karena dia termasuk murid yang sangat patuh dalam peraturan sekolah dan yang menjadi nilai plus juga Dimas itu termasuk anak yang cukup pinter loh dek" ucap kak Laura menjelaskan tentang kak Dimas pada ku
"kakak dukung deh kamu kalo suka sama Dimas dek" ucap kak Laura lagi pada ku
"karena kalau kakak lihat lihat kalian berdua itu cocok ko dek, sama sama orang yang ga suka aneh aneh" ucap kak Laura lagi sambil tertawa meledek ku dan langsung masuk ke dalam kamarnya sebelum aku sempat membalas ucapannya tadi
Aku pun langsung memasuki kamar ku dan menguci pintu kamar, mencegah supaya kak Laura tidak masuk tiba tiba ke dalam kamar ku dan mengagetkan ku seperti biasanya.
"aku kan niatnya nanyain soal kak Dimas cuma basa basi doang sama kak Laura, lagian memangnya kalau perempuan nanyain soal lawan jenis udah pasti selalu karena suka sama cowok yang di tanyain itu ya" ucap ku dalam hati
Aku pun menuju ke meja belajar ku dan memilih untuk membuka buku pelajaran ku untuk belajar sebentar, dan tanpa sadar aku pun melamun dan memikirkan ucapan kak Laura tadi tentang kak Dimas "apa iya kak Dimas sesempurna itu? Kalau bener kak Dimas begitu keren si dia" ucap ku dalam hati memuji kak Dimas.
Dan tanpa terasa waktu sudah menunjukan pukul 22:30 wib aku pun memilih untuk merapihkan buku buku ku setelah itu memasukan ke dalam tas ku dan aku pun langsung menuju Kasur ku untuk tidur dan beristirahat karena waktu sudah sangat larut malam.
"Ta .. Meita .." suara mama memanggil ku dari depan kamar sambil mengetuk pintu kamar ku
Aku lupa kalau semalam aku memang sengaja mengunci kamar ku jadi mama pasti tidak bisa masuk ke kamar untuk membangunkan ku
Aku pun menjawab panggilan mama dengan setengah sadar tanpa membuka mata apalagi membuka pintu kamar ku, dan tidak berselang lama nada dering telpon genggam ku pun berbunyi.
"pagi, udah bangun belum kamu?" ucap seseorang, aku pun langsung otomatis membuka mata ku karena mendengar suara lembut itu dari balik telpon ku karena tidak mungkin Maya menelpon ku pagi pagi dengan suara yang sangat lembut seperti ini.
Aku pun langsung buru buru melihat layar handpone ku untuk melihat siapa yang menelpun ku tapi ternyata yang tertera di layar handpone ku adalah tulisan "no name" yang berarti nomer tidak di kenal.
"maaf ini siapa ya?" ucap ku bertanya karena merasa heran siapa yang menelpon ku pagi pagi seperti ini
"ini aku Dimas, Mei" ucapnya dari balik telepon
"apa jangan jangan aku masih di alam mimpi ya karena semalam baru aja nanyain soal kak Dimas sama Kak Laura jadi sampai kebawa mimpi begini" ucap ku dalam hati karena bingung
"hallo Mei, Meita .." ucap kak Dimas lagi karena meyakinkan aku masih berada dalam panggilan telpon ini
"eehh iya ka, maaf baru bangun jadi masih belum bisa nyambung di ajak ngobrolnya" ucap ku berusaha untuk bercanda
"oh yaudah sekarang kamu cepet siap siap terus sarapan nanti aku jemput kamu ke rumah ya Mei" ucap kak Dimas dan langsung mematikan telpon tanpa menunggu jawaban dari ku terlebih dahulu
"loh ko langsung di matiin si? Emang tadi aku udah mengiyakan ajakannya tadi ya?" ucap ku bingung dan langsung beranjak dari Kasur menuju kamar mandi untuk bersiap siap pergi ke sekolah
Dan setelah mandi dan bersiap siap benda pipih yang ku letakkan di atas nakas pun berdering kembali tapi kali ini yang menelpon adalah Maya.
"bbaannguuunn wwoooyyy lu ..!" ucap Maya yang selalu mengagetkan ku di pagi hari
"telat kamu banguninnya May, aku udah bangun, udah mandi udah rapih lagi sekarang" ucap ku dengan sedikit sombong menjawab telpon dari Maya
"dih tumben kamu jam segini udah rapih" ucap Maya kemudian langsung saja mematikan panggilan telpon tanpa menunggu aku menjawab ucapannya lagi
Ya Maya memang selalu setiap pagi menelpon ku hanya untuk sekedar membangunkan ku saja.
Dan setelah merasa penampilan ku sudah rapih aku pun turun ke lantai bawah, dan sudah ku lihat kak Laura, papa dan mama yang sudah berkumpul di meja makan bersiap untuk sarapan Bersama.
Aku pun langsung menuju meja makan berkumpul dengan keluarga ku duduk di sebelah kak Laura dan aku berharap kak Laura tidak lagi membahas pertanyaan ku semalam apalagi saat ini di depan mama dan papa. Tapi itu hanya sekedar harapan ku saja karena tidak lama setelah aku duduk kak Laura langsung meledek ku.
"selamat pagi adik ku tersayang yang sekarang udah mulai dilema karena soal cowok" ucap kak Laura meledek ku, dan dia langsung berhasil merusak mood ku di pagi hari ini
"dilema karena cowok? Ucap papa mengulangi pernyataan kak Laura barusan
"cowok yang mana nih yang udah bisa anak papa yang cantik cantik ini dilema? Ucap papa bertanya sambil ikut meledek ku seperti kak Laura
"apaan sih pah, kak Laura masih pagi juga" ucap ku ketus yang tidak tertarik untuk menjelaskan apa apa pada papa saat ini
"Meita pah, semalam nanyain soal gebetannya sama aku orangnya itu seperti apa" ucap kak Laura menjelaskan dengan rasa yang semakin puas meledek ku pagi ini
"aku ga nyangka ternyata kak Laura sebocor ini" ucap ku dengan kesal di dalam hati
"coba kenalin sama papa sini nak, biar papa yang menilainya karena papa kan juga cowok jadi papa pasti bisa menilai gerak gerik mana cowok yang setia dan baik mana cowok yang enggak baik" ucap papa dengan membanggakan dirinya
"udah ah ayo sarapan ngapain jadi bahas yang ga penting si" ucap ku mencoba mengalihkan pembicaraan
"yaudah ayo sarapan dulu yu nanti keburu kesiangan" ucap mama mengiyakan ajakan ku sambil tersenyum karena mendengar kak Laura dan papa yang pagi pagi sudah meledek ku
Belum juga aku menghabiskan sarapan ku tiba tiba saja suara motor berhenti di depan rumah ku dan tidak berselang lama bel rumah ku pun berbunyi.
"udah biar Meita aja yang buka mah" ucap ku menawarkan diri pada mama yang hendak beranjak dari meja makan
"udah gapapa sayang, kamu habisin dulu sarapannya gapapa mama aja yang buka pintunya ke depan" ucap mama menolak tawaran ku barusan
Dan setelah membukakan pintu mama pun Kembali duduk di meja makan.
"Mei temen kamu datang tuh, katanya mau jemput kamu udah nungguin di depan" ucap mama meberitahu ku
"duh kak Dimas beneran mau jemput ternyata" ucap ku dalam hati
"mati deh aku kalau kak Laura tau kak Dimas jemput aku di rumah pasti setelah ini aku bakal di ledek dia habis habisan" ucap ku dalam hati yang mulai merasa panik
"kenapa ga di suruh masuk mah? Ajak sarapan bareng aja sini" ucap papa yang sepertinya mulai penasaran siapa yang datang pagi pagi untuk menjemput ku
"ehm, ga usah pah nanti malah kelamaan lagian ini Meita juga udah selesai ko sarapannya ini juga mau langsung jalan ke sekolah aja" ucap ku buru buru sambil menghabiskan susu yang selalu di buatkan mama setiap sarapan dan langsung pamit meraih tangan papa dan mama
"assalamualaikum pah, mah, kak Laura aku berangkat duluan ya kak" ucap ku buru buru dan langsung berlalu meninggalkan keluarga ku di meja makan.