Aku dan Angga pun bergegas menuju ke tempat parkiran untuk langsung pulang ke rumah ku.
"aku itu pernah liat kakak kelas cewek yang waktu itu nyamperin kamu lagi ngomong sama teman temannya buat ngasih kamu perhitungan Mei" ucap Angga tiba tiba di tengah perjalanan pulang yang tentu saja membuat aku sangat terkejut.
"siapa? Kak Sonia?" ucap ku bertanya untuk memastikan pada Angga
"aku ga tau siapa Namanya, yang jelas peremuan itu ya perempuan yang nyamperin kamu tempo hari di kantin pas jam istirahat" ucap Angga lagi memberitahu aku
"iya itu kak Sonia Namanya, terus kenapa dia mau buat perhitungan sama aku? Emangnya aku punya salah apa sama dia?" ucap ku bertanya dalam hati
"kamu gapapa kan Mei?" ucap Angga mempertanyakan keadaan ku yang lagi lagi membuat ku merasa terkejut dan mampu menyadarkan aku dari lamunan.
Setelah mendengar ucapan dari Angga kalau kak Sonia ingin membuat perhitungan dengan ku. Aku pun tidak bisa berhenti memikirkan apa si sebenarnya salah ku pada kak Sonia.
Apa benar sebenarnya ini ada hubungannya dengan kedekatan ku dengan kak Dimas? Tapi kak Laura bilang kalau kak Dimas dan kak Sonia saling cuek. Harusnya kalau benar mereka berdua saling cuek ini tidak ada hubungannya dengan kedekatan ku dan kak Dimas.
"Mei .. Meita" ucap Angga Kembali memanggil ku
"iya, iya Angga aku gapapa ko. Aku itu Cuma lagi bingung aja sekarang kira kira salah ku apa ya sama kak Sonia" ucap ku mencoba bertanya pendapat Angga sekarang
"padahal sebelumnya aku sama sekali ga kenal sama kak Sonia" lanjut ku lagi bercerita pada Angga
"mungkin dia cemburu sama kamu Mei" celetuk Angga, yang mungkin sebenarnya sekarang pikiran ku dan pikirannya sama
"cemburu sama siapa? Sama kak Dimas? Ucap ku Kembali bertanya pendapat Angga
"ya bisa jadi Mei, emang kamu deket sama siapa lagi selain sama kakak kelas cowok itu, kalau kamu dekat sama aku si bisa aku jamin ga akan ada yang bisa cemburu sama kamu" ucap Angga sambil tertawa
Aku pun membalas candaan dari Angga barusan dengan memukul pundaknya.
Sesampainya di depan rumah, aku pun langsung turun dari motornya Angga dan melepas helm milik Angga yang aku kenakan. Angga pun melakukan hal yang sama, turun dari motornya dan melepas helmnya juga.
"aku anter ke dalem rumah ya Mei" kata Angga pada ku sambil meletakan helmnya di atas motor.
"oh kamu mau mampir lagi?" ucap ku bertanya polos pada Angga.
"iyalah Mei, aku itu sebagai cowok sejati itu kalau jemput anak gadis orang harus ijin sama orang tuanya dan pas pulang harus antar juga ke rumahnya di balikin baik baik sama orang tuanya bukan maen tinggal begitu aja" ucap Angga yang terlihat sekali gantle
"ini itu Namanya tanggung jawab Mei" lanjutnya lagi
Aku dan Angga pun akhrinya masuk ke dalam rumah dan berbarengan mengucapkan salam.
"assalamualaikum" ucap ku dan Angga, aku pun sambil membuka pintu rumah.
"waalaikum salam" jawab mama dan papa secara bersamaan karena sedang berada di ruang keluarga.
"kamu udah pulang sayang?" ucap mama bertanya pada ku.
"malam om tante" sapa Angga pada kedua orang tua ku.
"iya malam" ucap papa menjawab sapaan dari Angga.
Papa pun langsung menghampiri Angga dan mereka berdua pun bersalaman.
"makasih ya kamu udah anterin anak gadis om pulang sampai ke rumah" ucap papa ramah pada Angga.
"sama sama om, saya juga mau ngucapin makasih karena udah di kasih ijin ngajak Meita pergi keluar tadi, maaf kalau pulangnya sampai kemalaman om" ucap Angga menjawab papa dengan sopan
Aku pun Kembali di buat kagum dengan sikap cowok yang aku anggap rese dan menyebalkan sebelumnya, tapi ternyata Angga adalah termasuk pada cowok yang gantle dan bertanggung jawab.
"wah iya gapapa nak, om malah senang banget karena masih ada anak muda yang berani seperti kamu karena sekarang kebanyakan anak muda cowok itu kalau nganter atau jemput anak gadis orang Cuma sampai pintu terus langsung kabur pulang gitu aja" ucap papa pada Angga yang ternyata papa punya pandangan yang sama dengan ku tentang Angga.
"mah.. tolong bikinin minum dulu, ayo kita minum dulu ya nak"ucap papa lagi yang memita tolong pada mama untuk di buatkan minuman dan mengajak Angga untuk minum dulu dengan papa.
"maaf om bukannya mau ga sopan dan menolak tapi karena udah malam dan besok juga masih masuk sekolah. Lain kali aja gapapa ya om minumnya. Saya mau pamit pulang aja sekarang" jawab Angga menolak halus ajakan dari papa dengan sangat ramah dan sopan. Aku pun semakin di buat kagum dengan Angga.
"oh iya iya iya, yaudah hati hati di jalan kamu ya nak" ucap papa
"iya om, terimakasih sekali lagi om" ucap Angga menjawab papa
Angga pun langsung mencium tangan papa dan mama untuk berpamitan.
"Meita anter Angga sampai ke pager dulu ya pah, mah" ucap ku yang di jawab lewat anggukan kepala dari papa dan mama.
"emm, ternyata kamu itu anaknya sopan juga ya Angga, aku kirain kamu itu Cuma rese dan menyebalkan aja" kata ku dengan meledek Angga.
"ya sopan lah Mei, masa sama mamah papah kamu aku mau rese dan menyebalkan, kalau anaknya di resein baru gapapa deh" ucap Angga menjawab ku dengan tertawa
"makasih ya Mei udah mau nemenin aku hari ini dan kamu udah bantu aku tadi di depan Syafira tadi" ucap Angga lagi mengucapkan terimakasih sambil tersenyum kearah ku.
"iya makasih juga ya udah nganterin aku pulang sampai ke rumah" ucap ku menjawab Angga
"yaudah aku pamit dulu ya Mei, kamu langsung tidur sana ga perlu mikirin yang aneh aneh tenang nanti aku jagain kamu ko dari orang orang yang berniat jahat sama kamu" ucap Angga sambil mengelus pucuk kepala ku, lalu dia memakai helmnya dan jujur saja sikapnya barusan pada ku semakin membuat terpesona
"iya tapi kamu juga ga usah berantakin rambut aku juga kali" ucap ku pura pura kesal padanya sambil merapikan rambut ku.
Angga hanya tertawa melihat raut wajah ku yang ku buat seakan kesal padanya.
"besok kalau kamu mau minta jemput sama aku langsung telpon aja ke nomer yang tadi ya, itu nomer aku jangan lupa kamu save" perintah Angga pada ku
"yaudah aku pulang dulu ya Mei" ucapnya lagi pada ku.
"iya hati hati di jalan ya" ucap ku menjawab Angga
Setelah motornya Angga berlalu, aku pun Kembali masuk ke dalam rumah. Di ruang keluarga ternyata masih ada papa dan mama.
"Mei papa seneng tuh sama dengan laki laki seperti teman kamu barusan" ucap papa ketika melihat ku masuk kedalam ruang keluarga.
"iya mama juga seneng lihatnya Mei, dia itu terlihat bertanggung jawab sama persis sama papa dulu waktu deketin mama" sambung mama sambil tertawa kecil.
Entahlah sebenarnya kedua orang tuaku itu sedang meledek atau mencoba untuk mendekatkan aku dengan Angga tapi rasanya aku tidak punya rasa yang special dengan Angga karena untuk ku Angga itu hanya teman atau teman dekat atau sahabat saja tidak lebih dari itu.
Aku pun hanya membalas ucapan mama dan papa dengan senyuman dan langsung berpamitan untuk ke kamar ku.
"Meita pamit ke kamar dulu ya pah, mah" ucap ku berpamitan pada papa dan mama
Sesampainya di lantai atas aku mendegar kak Laura seperti sedang menelpon kak Doni pacarnya itu, aku pun tidak ingin mengganggunya dan langsung memilih masuk ke dalam kamar ku.
Hari ini cukup melelahkan untuk ku yang terbiasa hanya menghabiskan waktu sore dan malam hari hanya di dalam kamar ku saja, tapi hari ini aku juga merasa cukup senang karena bisa banyak berbicara dengan Angga dan aku pun jadi bisa lebih mengenal dia, yang ternyata Angga itu tidak serese dan tidak semenyebalkan seperti yang ku pikirkan sebelumnya.
Aku pun langsung membersihkan tubuh dan memakai pakaian tidur karena hari juga sudah berajak semakin malam. Setelah itu aku pun merebahkan tubuh ku di atas Kasur sambil mengecek benda pipih ku yang ternyata ada beberapa pesan dari kak Dimas yang baru saja ku tahu.
(Mei)
(Meita)
(Mei, besok pagi mau aku jemput ga? Biar kita bisa berangkat ke sekolah bareng)
(Mei, besok aku jemput ya)
(Mei)
(Mei, kamu udah tidur ya?)
Begitulah isi pesan dari kak Dimas, dan ada juga tiga panggilan tidak terjawab dari kak Dimas.
Sejujurnya aku bingung harus menjawab rentetan pesan dari kak Dimas bagaimana? Karena aku memang takut kalau ternyata benar kak Sonia tidak suka dengan ku karena melihat kedekatan ku dengan kak Dimas. Dan untuk sekarang aku lebih memilih untuk tidak menjawab pesan dari kak Dimas yang baru saja aku baca.
Saat hampir saja mata ku terpejam, aku mendengar notifikasi pesan masuk dari benda pipih ku menandakan ada satu pesan masuk.
(good night Mei)
Ternyata pesan masuk barusan itu adalah dari Angga.
(kamu udah sampe rumah?) aku pun membalas pesan dari Angga
(udah ini baru aja sampai, kamu ko belum tidur Mei?) Angga Kembali membalas pesan dari ku
(aku tadi udah mau tidur eh kamu whatsapp ganggu. Mata aku jadi melek lagi) aku Kembali membalas pesan dari Angga dengan ketus dan sedikit berbohong karena sebenarnya whatsapp dari Angga sama sekali tidak menggaggu ku.
(hehe, iya aku minta maaf ya yaudah kamu tidur lagi aja) Angga Kembali membalas pesan dari ku
Beberapa menit saling membalas pesan dengan Angga membuat ku tanpa sadar tertidur mungkin karena telalu Lelah hari ini jadi aku gampang sekali tertidur.
Dan saat aku terbangun ternyata sudah pagi, kali ini aku bangun sebelum alarm ku berbunyi. Ketika aku melihat benda pipih ku ternyata masih berada di ruang chat dengan Angga semalam.
(pasti ini orang udah tidur deh)
(udah pasti bener deh ini aku di tinggal tidur)
(yaudah good night lagi ya Mei, mimpi indah)
Itu lah beberapa isi pesan dari Angga yang baru saja aku baca saat pagi hari.
"Meita sayang" panggil mama sambil mengetuk pintu kamar ku.
"iya mah, Meita udah bangun ko" ucap ku menjawab mama dari dalam kamar
"tumben kamu udah bangun jam segini" itu lah ucapan dari mama yang terdengar dari luar kamar ku.
Aku pun mengetik pesan ke nomer Angga
(kamu bisa jemput aku ga nanti) tanya ku pada Angga dalam pesan tadi
Dan tak berselang lama benda pipih ku Kembali berbunyi (iya nanti aku jemput kamu) itulah balasan pesan dari Angga
Melihat balasan pesan dari Angga, aku pun memilih membuka ruang chat dari kak Dimas untuk membalas pesannya kemarin
(maaf ya kak baru balas, hari ini aku udah janji mau berangkat ke sekolah bareng teman ku) itulah balasan pesan yang aku kirim untuk kak Dimas, aku tidak mau kalau sampai kak Dimas tiba tiba sudah sampai saja di depan rumah ku nanti.
Setelah beberapa saat aku sibuk dengan benda pipih ku itu, aku pun bergegas untuk mandi dan bersiap untuk berangkat ke sekolah. Dan setelah merasa sudah siap aku pun turun ke lantai bawah, baru saja sampai di lantai bawah mamah langsung memberitahu ku kalau Angga sudah menunggu ku.
"Mei, ada Angga di depan nunggu kamu" ucap mamah memberitahu ku
"iya mah, makasih ya" ucap ku yang langsung buru buru ke meja makan mengambil sepotong roti dan meminum susu untuk sarapan.
"Angga? Siapa itu dek?" tanya kak Laura dengan penasaran pada ku.
"temen aku kak" ucap ku menjawab singkat pertanyaan dari kak Laura tadi, bergegas keluar berpamitan dengan papa dan mama
"hai, pagi" ucap ku menyapa Angga sambil tersenyum
"pagi, kamu ko tumben minta jemput sama kau Mei?" ucap Angga bertanya pada ku sambil memakai helmnya.
Aku pun menceritakan yang sejujurnya pada Angga kalau kemarin kak Dimas mengirim pesan pada ku untuk menawarkan diri menjemput ku tapi aku masih memikirkan sikap kak Sonia yang tidak suka pada ku.
Aku dan Angga pun sampai di sekolah dan Angga pun memberhentikan motornya tepat di depan Maya dan Dita yang sudah menunggu aku di depan pos satpam.
"sudah sampai tuan putri" ucap Angga bercanda
"makasih ya Angga" ucap ku menjawab Angga, dan Angga pun Kembali mengendarai motornya menuju ke tempat parkir
"kayanya sekarang ada yang makin deket aja nih makin hari aku lihat lihat" goda maya sambil tersenyum melihat ku
"terus kak Dimas gimana nasibnya Mei?" ucap Maya lagi
Aku pun memilih untuk tidak menghiraukan ucapan Maya tadi dan memilih untuk langsung mengajak Maya dan Dita masuk ke dalam kelas
"ayuk ke kelas" ucap ku mengajak Maya dan Dita
Di Lorong kelas lagi lagi aku melihat kak Sonia dan kak Doni sedang asik berbicara berdua, terlihat sekali mereka berdua sangat akrab bahkan sepenglihatan ku cenderung kearah manja saat kak Sonia bebicara pada kak Doni.
Aku pun langsung buru buru mengalihkan pandangan ku saat kak Sonia sadar aku perhatikan barusan.
Sesampainya di kelas aku langung menuju ke arah kursi Angga duduk, sepertinya Maya dan Dita bingung karena melihat ku malah menuju ke tempat Angga duduk bukan kerah kursi ku sendiri. Aku pun langsung menceritakan pada Angga apa yang baru saja aku lihat di Lorong kelas tadi
"tunggu Mei aku mau tanya, Doni ini siapa ya?" ucap Angga bertanya pada ku karena sebelumnya memang belum mengenal kak Doni mungkin.
"oiya aku belum cerita sama kamu kalau kak Doni itu sebenarnya pacarnya kak Laura" ucap ku memberitahu Angga
"kak Laura ini siapa lagi Mei?" tanya Angga lagi menegaskan
"kak Laura itu kakak aku" jawab ku memberitahu Angga
Angga pun terlihat seperti sedang berpikit, mungkin saat ini dia sedang menghubungkan segala hal yang terjadi pada ku.