Chereads / Takdir Untuk Terlahir Kembali / Chapter 3 - Berawal Dari Masa Lalu

Chapter 3 - Berawal Dari Masa Lalu

Selain itu, Zophie juga selalu disuruh untuk mengenakan pakaian yang tiga kali lebih besar dari ukurannya, untuk menyembunyikan sosoknya sebaik mungkin. Namun, kecantikan alaminya sayang sekali tidak bisa sepenuhnya tertutupi. Alhasil, Lylia dan Layla yang merawat gadis itu sejak masih kecil selalu merasa was-was.

"Aku pikir diriku harus melakukan sesuatu cepat atau lambat. Aku bertanya apakah dia ingin berada di atas panggung karena dia terus memperhatikan para aktris di atas sana. Sayangnya dia berkata tidak saat ku bertanya. Aku hanya ingin menemukan pria muda yang baik dan menikahinya," Layla hanya bisa menggelengkan kepalanya pada kekhawatiran Lylia.

"Yah, aku juga khawatir hidupnya akan terasa datar saat dirinya menikah. Bagi orang awam, penampilan itu seperti racun. Diriku pikir ini adalah upaya Meera untuk memanfaatkan kecantikan dini dirinya. Pemilik teater sebelumnya yang menjodohkan Samantha dengan Marquis Armand untuk pertama kalinya. Yah, karena dia adalah seorang aktris, dia tidak akan bisa menghindari kehidupan yang seperti itu."

"Apakah dia akan menyembunyikan anak itu? Rasanya tidak mungkin," Layla menghela nafas, seolah dia tidak dapat bisa mempercayainya.

"Itu lebih menakutkan. Bahkan lebih aneh lagi jika Meera memelihara anak yang berusia lima tahun hanya karena rasa belas kasih. Aku lebih khawatir bahwa pemilik teater memiliki suatu rencana yang sangat besar dan itulah alasan mengapa dirinya menyembunyikan Zophie sejak awal," curhatnya.

"Mengapa kita tidak memberitahu Marquis? Dia bajingan, tapi tetap saja itu adalah putrinya. Dia tidak akan berpura-pura seolah tidak mengenalnya," kata Lylia yang sedang berusaha memberi saran.

"Kau berpikir begitu? Berbeda dengan di masa lalu, saat ini, kekasih dan anak haram mereka lebih cenderung diperlakukan dengan sangat buruk. Dia hanya bisa dilindungi sebagai bangsawan jika dirinya secara resmi terdaftar di dalam keluarga Marquis, tapi sayang saja Marquis tidak akan pernah melakukan itu. Dia tahu bahwa Zophie telah tumbuh besar di teater, tapi pria itu tidak pernah ke sini dan dia sepertinya berpura-pura tidak tahu menahu. Aku tidak berpikir dia akan tiba-tiba datang untuk menjemput gadis itu sekarang. Jika dia menarik perhatian Marquis, dia mungkin malah hanya akan mendapat perlakuan yang sangat buruk atau menjadi permainan keluarga bangsawan. Kau tahu, betapa menakutkannya Marquis saat Samantha meninggal," jelas Layla menggelengkan kepalanya dan memelankan suara sedihnya, keheningan yang berat datang ke ruang penyangga.

***

Ketika Samantha mulai melangkah pergi ke dalam hidup yang penuh dengan kemegahan, dirinya malah berakhir diusir dengan tangan kosong dan datang kembali ke teater bersama putri kecilnya. Saat itu pemilik teater yang bernama Meera memandang dengan penuh hati pada anak haram yang memiliki rambut berwarna emas cerah.

Lylia dan Layla benar-benar terkejut ketika Meera terdiam beberapa saat, sebelum akhirnya membiarkan ibu dan putrinya itu tinggal di dalam area hiburan miliknya. Pemilik teater adalah seorang wanita yang tidak pernah menunjukkan belas kasihan tanpa adanya keuntungan. Bagaimanapun, saat berada di bawah perlindungan Meera, entah perjanjian apa yang telah mereka lakukan atau mungkin wanita itu mungkin merasa simpatik pada seorang ibu dan putrinya yang mulai menetap di teater ini.

Bahkan ketika Samantha tidak bisa bangkit dari keterpurukan karena masih merasa syok akibat diusir dari rumahnya secara tiba-tiba, Zophie yang masih muda biasa menjalankan tugas di dalam teater untuk membayar makanan yang dimakan keduanya. Namun, tidak lama setelah kehidupan mereka yang tampaknya mulai semakin membaik, rumor mengatakan bahwa Meera menerima kunjungan khusus dari Marquise Armand.

Lylia dan Layla merasa kasihan pada Samantha dan putrinya yang malang, tetapi Meera tidak mengambil tindakan apapun setelah Samantha meninggal. Zophie mulai disuruh mengenakan wig berwarna merah bata dan mengoleskan jus buah metum ke wajahnya tak lama selang peristiwa yang menyayat hati tersebut.

Dan juga tak lama setelah kunjungan Marquise Armand, Samantha yang sudah lama mengidap penyakit berlarut-larut akhirnya meninggal dunia. Sebuah proses kematian yang terasa ganjal dan mendadak.

Sebelum gadis kecil itu bahkan bisa memproses kenyataan yang ada, terjadi sesuatu yang aneh. Meski tak ada yang tahu bagaimana keluarga bangsawan bisa mengetahuinya, tapi katanya mantan suaminya mengirim orang-orang untuk mengambil jenazah Samantha dari teater.

Kematian sang ibu yang mendadak menyebabkan pengambilan jenazah Samantha oleh orang-orang yang dikirim kerajaan berlangsung dengan cepat. Setelah terjadi pengusiran mendadak tempo hari, mereka masih ingin mengambil hal tersisa dari Samantha yang telah meninggal.

Jadi, mereka berdua berpikir bahwa Meera juga pasti terlibat dalam semua hal kotor ini. Dan mungkin wanita itu merasa bersalah dan tampaknya ingin memberikan perpisahan yang layak pada aktrisnya dengan mengizinkan pihak kerajaan mengambil jasadnya.

Di saat yang sama Meera juga membiarkan Zophie keluar dari tempat gadis itu selama ini menetap. Dia memindahkan gadis itu ke sebuah kamar kecil di sebelah ruang penyangga. Hanya Lylia dan Layla yang secara sukarela ingin merawat Zophie yang masih begitu muda.

"Sekarang gadis kecil itu telah tumbuh menjadi besar dan ingin diperlakukan secara dewasa. Waktu benar-benar berlalu."

Setelah saling menggosipkan mengenai isu kematian Samantha yang masih tanda tanya, Layla yang tenggelam dalam pikirannya cukup lama, kini menepuk wajahnya, berusaha menahan air mata dengan kain.

"Kamu tahu apa? Sekarang di tahun ini adalah waktu dimana upacara kedewasaan akan segera berlangsung karena dirinya telah cukup umur. Namun, tetap saja aku khawatir karena dia masih tidak terlihat dewasa dan gadis itu selalu ceroboh serta sembrono. Aku merasa seperti melihat seorang anak yang masih bermain pada air comberan,"

Lylia menghela nafas saat dia memasukkan gaun yang terakhir diperbaiki ke dalam sebuah keranjang. Bertentangan dengan keprihatinan mereka, Zophie justru sangat menyadari situasinya saat ini.

Seorang gadis biasa berwajah polos tanpa orang tua atau keluarga akan dengan mudah menjadi target permainan dan sasaran cinta satu malam, lalu kemudian mengakhiri hidupnya sebagai seorang wanita malam. Bahkan jika dia cukup beruntung untuk menjadi kekasih seorang bangsawan seperti ibunya, dia pasti akan ditinggalkan saat dirinya beranjak dewasa ataupun mulai menua.

Hanya sedikit orang yang tahu bahwa Ylva adalah sosok gadis yang masih berusia enam belas tahun ketika dia bergabung dengan Teater Magnum. Berawal dari seorang asisten, kini dia telah memainkan beberapa peran secara langsung.

Sayangnya gadis itu malah mendapat penyerangan seksual di ruang tunggu pribadi milik Marleta beberapa bulan yang lalu. Ketika dia menyaksikan Ylva yang datang ke ruang penyangga dengan pakaian robek dan darah di sela-sela kakinya, Zophie menyadari situasi menjadi seorang pemain teater yang hanya dia dengar sebelumnya.

**To Be Continued**