Chapter 12 - Perselingkuhan Anton

"Nahh... Gitu dong sist.. Bisa kirim pdf hasil pemeriksaan lab lu ga? Diedit aja supaya nama asli dan alamat lu ga ketahuan. Soalnya client itu minta" ujar Tina kepadaku.

"Bisa.. Abis ini gue kirim sist" ujarku menjanjikan akan mengirim hasil pemeriksaan laboratoriumku kepadanya setelah selesai pembicaraan ditelepon.

"Ok.. Gue tunggu ya.. Soalnya kliennya minta konfirmasi hasil pemeriksaan paling lama jam 11 malam atau batal. Oh iya.. Besok jam 1 siang ya.. Di Hyatt kamar 909.. Kita ketemuan dilobi aja ya.." ujar Tina menjelaskan agar aku segera mengirim hasil lab sebelum jam 11 dan mengajak ketemuan dengannya besok di lobi serta memberitahu no kamar tempat klien kami menginap.

"Beres.. Tar gue kirim.. Eh.. Udah dulu ya sist.. Uda jam 10 malem, gue mau ngejar belanja pakaian sebelum tutup mallnya.." ujarku berusaha mengakhiri pembicaraanku dengan Tina.

"Oke.. Enak ya punya gadun.. Belanja mulu.. Ya uda bye sist.. See you tomorrow." ujar Tina lalu memutuskan hubungan telepon kami.

Aku berpikir betapa beruntungnya aku, karena dapet klien dengan bayaran lebih dari dua puluh kali lipat dari bayaranku memberi jasa kenikmatan ranjang dibanding bayaranku selama ini, apalagi layanan 2 jam setara dengan layanan 'short time', jelas menguntungkan sekali tawaran ini.

Sebenarnya tarifku melayani klien mesum saja sudah lebih tinggi dibanding 'angel- angel' lain yang memberikan layanan serupa. Apalagi di sosial media banyak beredar 'angel- angel' palsu yang mengaku memberikan layanan namun setelah ditransfer uang muka, ia langsung melakukan pemblokiran komunikasi dengan korbannya yang ditipu. Namun masih banyak yang menjadi klienku karena kabar tentang kecantikanku sudah menyebar di kalangan penikmat dunia lendir di kota ini dan klien- klien baru menghubungiku setelah tahu mengenaiku dari testimoni mantan klienku yang pernah mendapatkan jasaku yang rata- rata merasa puas dan menjadi langganan tetapku di layanan grup pesan seperti whatsapp dan telegram yang isinya para pelaku dunia lendir di Jakarta.

Bahkan aku tahu dari para pelangganku bahwa para angel dunia perlendiran ada rankingnya segala berdasar kecantikan dan pelayanannya. Walau agak sedih karena di ranking umum aku hanya menempati posisi kedua di urusan kecantikan dan kepuasan layanan, namun karena peringkat pertamanya adalah Vita yang merupakan teman dekatku, aku iklash- iklash saja, apalagi kadang Vita sering memberiku tawaran pekerjaan baik di urusan spg maupun 'urusan ranjang' apabila ia tidak bisa atau berhalangan.

Akan tetapi untuk urusan kecantikan berdasarkan muka setipe, dimana aku katanya termasuk 'panlok' atau panda lokal karena mukaku berbau oriental walau memang aku benar- benar merupakan keturunan chinese dari sisi ibuku, dan juga dari jumlah pelanggan dan klien total,hanya yang tergabung di grup komunitas itu saja yang dihitung, menempati jumlah terbanyak alias hampir 99% anggota komunitas pernah jadi klienku dan 85% persen dari mereka menjadi pelanggan tetapku, aku menempati peringkat teratas.

Selain karena urusan wajah yang merupakan sesuatu yang termasuk subjektif, dan tergantung selera, masalah pelayanan kenapa aku kalah dari Vita karena Vita sulit untuk diajak, sehingga orang- orang di dunia perlendiran menjadi penasaran, sehingga walau banyak diakui oleh pelangganku kalau secara kualitas pelayanan aku dan Vita sama-sama luar biasa dan sangat memuaskan.

Sebenarnya, aku tahu alasan Vita kenapa 'sok jual mahal', yang sebenarnya dia melakukan itu bukan karena dia sengaja, tapi karena ia memang benar- benar sibuk dengan segala aktivitasnya diluar dunia perlendiran. Sebagai anak yatim piatu sejak SMA, dia sudah harus mencari nafkah sendiri untuk melanjutkan sekolahnya. Di urusan orangtua aku lebih beruntung daripadanya yang masi mempunyai lengkap dan sayang kepadaku walau secara finansial aku tidak bisa berharap banyak dari mereka.

Selain itu dia juga mempunyai dua sisi dunia sepertiku, dimana diluar dia dikenal sebagai sosok perawat yang lurus, punya sikap dan tata krama yang baik serta pekerja keras, dilain sisi ia mempunyai kehidupan yang kelam sebagai pramunikmat dan juga punya 3 orang pacar, yang hebatnya ketiga lelakinya tidak ada yang tahu kalau di-'tigakan' oleh Vita.

Selain itu auranya juga luar biasa, bagai seorang dewi, sehingga banyak orang yang menawarinya untuk bergabung di dunia selebritas dan perfilman namun ia menolak karena cita- cita utamanya ingin menjadi perawat yang berprestasi dan membantu banyak orang seperti ibu angkatnya.

Begitulah sekilas tentang Vita, yang karena kesibukannya membuatku mendapat tawaran pekerjaan yang sangat 'cuan' besok bersama Tina. Aku yang sudah menemukan pdf pemeriksaan laboratoriumku di email segera mengedit nama dan alamat sehingga tidak bisa dibaca lalu mengirimkan ke whatsapp Tina.

[Ok. Makasi atas pdfnya, kalau uang dpnya uda masuk, aku transfer ke kamu setengahnya ya sist] pesan dari Tina kepadaku tidak beberapa lama setelah aku mengirimkan hasil pemeriksaan laboratoriumku.

Setelah urusan pdf selesai aku segera melanjutkan berbelanja pakaian lagi mumpung mall masih buka.

‐-------

Setelah puas berbelanja aku kembali ke kamar 917 sembari membawa 5 tas belanjaan dikedua tanganku. Waktu sudah menunjukan pukul 22.55, dan mall juga sudah gelap walau suasana di hotel Hyatt Gading masih terang benderang karena buka 24 jam.

'kleeekkk' suara pintu kamar aku buka pelan- pelan, dan terlihat suasana kamar gelap dan terdengar suara ngorok dari pak Satrio Angkasa, gadunku, yang sepertinya sudah tertidur sangat nyeyak. Aku segera menaruh barang belanjaanku lalu membuka rok dan kaus dan bra yang kupakai menyisakan celana dalamku, setelah itu aku beranjak ke atas ranjang tempat gadunku tidur nyenyak hingga mengorok. Aku memang selalu tidur bertelanjang dada menyisakan celana dalam untuk kupakai sejak muda, karena terasa bebas dan nyaman tanpa ada batasan.

Aku membuka ponselku, dan mengecek apakah ada pesan baru di aplikasi whatsapp namun rupanya tidak ada. Sebenarnya aku menunggu kabar dari Anton sejak tadi siang yang meninggalkanku saat hampir klimaks saat berhubungan badan dengannya di kostan Anton, karena ada panggilan dari teman satu kepaniteraannya yang menyuruhnya bergegas ke rumah sakit karena dicari dosennya.

Aku berpikir positif saja, karena aku tahu sebagai dokter muda, Anton sangat sibuk dan mempunyai aktivitas yang sangat padat di rumah sakit. Walau sebenarnya tanpa aku ketahui Anton sedang asyik masyuk dengan kekasih gelapnya, teman sesama dokter muda yang sedang menempuh pendidikan bersamanya.

‐-------

"Aaaahhhh!! Aaahhhh!! Gellliiii!! Aaahhh!! Aku Keluarrrr!! Aaaaaaaaahhhhh!! Keluarrr!! Aaakkkkhhh!!" jerit Findy saat merasakan klimaks dari hubungan intimnya dengan Anton, kekasih gelapnya dengan posisi doggy style di kostannya.

Aaaahhhh.. Aaahhhh.. Aku keluar.. Aku keluar.. Aaahh.. Aaaahhh.. Haaahh.. Haaahhh.. Haaahh.. Enak sayang.. Memekmu paling terbaik.. Haaahh.. Aku keluar banyak.. Haaahh.. Haaahh.." ujar Anton saat menyemprotkan tujuh kali dengan deras cairan sperma putih kentalnya ke dalam rahim Findy bersamaan dengan Findy menyemprotkan cairan ejakulasinya tanpa disertai pengaman.