Chereads / Rahasia Kotorku Akankah Terbuka Karena Kehamilan Ini / Chapter 17 - POV Findy: Awal mula terjadi hubungan Anton denganku 1

Chapter 17 - POV Findy: Awal mula terjadi hubungan Anton denganku 1

Aku bahagia sekali dengan reaksi Erik saat akhirnya ia mau menerima bekal dimsum yang aku buat sejak jam 1 malam.. Erik adalah cowok ganteng yang aku sukai sejak masuk Fakultas Kedokteran (FK). Gayanya yang cool dan 'bad boy' banget itu membuatku yakin kalau aku pacaran dengannya aku akan selalu terlindungi dan selalu nyaman disampingnya.

Untuk ukuran mahasiswa FK, Erik memang masuk kategori bad boy, dia sering bolos kuliah, merokok, suka menghabiskan waktu luangnya di diskotik hingga dini hari bahkan pernah masuk kuliah dengan kondisi teler. Apalagi wajahnya yang mirip TaeHyung, musisi korea yang sangat aku gemari sejak awal kemunculannya di tahun 2013, aku sendiri adalah member Army di kota ini dan juga mengoleksi banyak barang koleksi yang berbau BTS.

Teman satu hobi denganku adalah Anggi, kami berdua pernah pergi bersama ke Jepang untuk menonton konser BTS pada Febuari 2019 saat liburan semesteran. Aku dan Anggi menjadi dekat di kampus karena kesamaan hobi kami, walah idola kami berbeda, aku suka TaeHyung sedangkan Anggi suka Jimin.

Sejak orientasi awal masuk kampus, aku langsung jatuh hati pada pandangan pertama dengan Erik, karena ia super ganteng dan mirip banget TaeHyung. Seiring waktu dan semakin aku mengenal Erik Kho, aku semakin jatuh hati kepadanya, gayanya yang badboy namun tetap cerdas, bahkan ia dan teman segengnya, Anton sering bergantian menduduki peringkat ipk tertinggi tiap semester, walau kadang mereka kalah tinggi ipknya dengan Suprayitno, dan Gina yang kadang- kadang meraih ipk tertinggi selama perkuliahan 4 tahun kami untuk meraih gelar sarjana kedokteran.

Aku sendiri walau tidak pernah meraih ipk tertinggi namun ipk yang ku dapat tidak pernah kurang dari 3.3, setidaknya aku tidak membuat malu kedua orangtuaku dan keluarga besar Tan. Sebagai calon dokter pertama dikeluargaku, aku membawa beban berat dan terlalu diandalkan oleh keluarga besarku. Bahkan saat aku baru 5 hari sekolah di FK, paman dari pihak ibuku sudah konsultasi mengenai penyakit adik sepupuku, untung saja penyakitnya hanya influenza biasa, sehingga aku bisa menyarankan vitamin dan obat flu 'warung' yang bisa dibeli bebas serta dalam 3 hari adik sepupuku sudah sembuh.

Walau aku sudah menyukai dan jatuh hati dengan Erik sejak awal masuk perkuliahan, namun karena aturan orangtuaku yang masih kaku dan kuno aku baru diizinkan pacaran apabila aku sudah mendapat gelar sarjana. Aku sebagai anak tunggal yang selalu mendapat limpahan kasih sayang tentu patuh dengan permintaan orangtuaku. Sebenarnya selain Erik, aku juga tertarik dengan Anton, secara prilaku Anton lebih cenderung lurus dibanding teman segengnya yang aku sukai, Erik. Namun, karena berbeda suku dan kepercayaan aku tidak berani aku lebih memilih Erik karena orangtuaku mengajari agar aku harus memilih pasangan laki- laki sesuku dan seagama agar hidupku mudah.

Sebenarnya orangtuaku mengajari mengenai memilih sesuku dan seagama bukan karena mereka rasis. Itu semua dilakukan karena trauma masa lalu mereka yang saat muda yang mengalami kejadian mengerikan di tahun 1998 yang hampir menghabisi nyawa mereka serta kejadian kakak ibuku yang mengalami gangguan jiwa akibat ditinggalkan suaminya, yang kebetulan berasal dari India dan beragama Hindu, yang berselingkuh dengan perempuan Bali, padahal kakak ibuku sampai rela pindah agama demi suaminya itu.

Sebenarnya masalah kakak ibuku itu tidak murni karena masalah agama dan tidak sesuku, namun karena perilaku mantan pamanku itu saja yang brengsek. Sebagai warga negara asing dari India yang tinggal sudah 10 tahun di Indonesia, paman Khumar, bertemu dengan tanteku yang menjadi pegawai di kantor modeling yang didirikannya. Karena sering bertemu dan juga tertarik sejak awal dengan kecantikan tanteku yang sekilas mirip artis Gong Li, akhirnya paman Khumar memberanikan diri mendekati tante Celine, kakak kandung ibuku. Dan setelah berpacaran selama 1 tahun akhirnya mereka sepakat menikah walau ditentang oleh nenekku karena mendengar selentingan bahwa Khumar mata keranjang dan sering bermain ke lokalisasi. Tapi karena keteguhan tante Celine, akhirnya keluarga besar ibuku mengizinkan mereka menikah dan bahkan tante Celine berpindah kepercayaan mengikuti kepercayaan suaminya.

Namun 5 tahun menikah terungkap segala kebejatannya, bermula dari tanteku yang sakit demam beberapa minggu yang tidak sembuh-sembuh, disertai pengelihatannya menjadi kabur, kelemahan otot, luka dan dan kutil di daerah mulut kelaminnya, serta beberapa ruam kemerahan yang muncul di tungkai dan telapak kakinya, tante Celine yang mencoba mengobati sendiri dengan obat kampung namun tidak sembuh- sembuh akhirnya dibawa berobat ke dokter oleh nenek, dan oleh dokter yang memeriksa ia didiagnosis menderita siphilis.

Mendengar penjelasan dokter bahwa siphilis adalah penyakit menular seksual akhirnya keluarga besar ibuku melakukan rapat keluarga minta penjelasan Paman Khumar, akhirnya setelah dipaksa oleh keluarga besar, Paman Khumar mengaku bahwa ia sering 'jajan' di luar tanpa pengaman.

Karena komplikasi lanjut penyakit siphilis hingga ke otak karena telat diobati dan mentalnya yang terpukul akhirnya tante Celine mengalami gangguan jiwa dan dirawat di rumah sakit jiwa hingga saat ini.

Untuk masalah trauma, jelas peristiwa pilu tahun 1998 membekas di banyak keturunan Tionghoa, salah satunya mamaku yang hampir diperkosa dan dibunuh oleh gerombolan yang tidak dikenal yang melakukan tindakan anarkis. Saat itu ibuku yang baru menginjak kelas 3 smp dan baru pulang sekolah terjebak di kerusuhan masal, ibuku yang ketakutan dan sedang didalam angkutan umum akhirnya berakhir dengan dikejar- kejar sekelompok laki- laki dengan muka menyeramkan serta membawa berbagai senjata tajam. Hingga akhirnya disebuah gang kecil, ia diselamatkan seorang kiai betawi tulen yang menyembunyikan ibuku didalam rumahnya sehingga selamatlah nyawa dan kehormatan ibuku dari ancaman gerombolan anarkis.

Sedangkan papaku walau tidak semengerikan kejadian ibuku, papa yang saat itu baru berusia 20 tahun dan bekerja di restauran padang juga hampir dipukuli andai saja tidak dilindungi oleh pemilik restauran yang kebetulan adalah seorang purnawirawan tentara angkatan laut.

Itulah dua kejadian yang menyebabkan orangtuaku melarang aku menjalin hubungan dengan lelaki beda suku dan beda agama karena mereka takut terjadi apa- apa denganku dimasa depan.

‐-------

Begitulah sekilas tentangku, kembali ke masa kini, malam itu selepas aku selesai melaksanakan kepaniteraan bedah. Aku yang diantar pulang oleh Anton karena rumahku searah dengan kostannya dan karena aku tidak bisa menyupir mobil walau sudah kursus berkali- kali, memulai pembicaraan dengan Anton terkait Erik.

"Ton.. Makasih ya udah kasi aku ide untuk membuat dimsum hakau untuk Erik. Akhirnya setelah berbulan- bulan dicuekin akhirnya dia mau menerima makanan buatanku" ujarku berterimakasih kepadanya sekaligus membuka pembicaraan dimobil BMW merah milik Anton yang kami berdua tumpangi.

"Biasa aja lah itu Fin.. Si Erik aja yang bego, makanan kamu itu kan semua enak- enak. Levelnya sama kaya restoran kualitas michelin. Kalau ga aku sadarin tu anak ga bakal terbuka hati dan pikirannya" ujar Anton menimpali perkataanku sekaligus mengungkapkan bahwa ia turut membantu meyakinkan Erik mengenai aku.

"Baik banget si kamu Ton.. Beruntung banget Cindy dapetin kamu. By the way.. Kamu masih berantem sama Cindy?" Aku memuji Anton yang tanpa aku minta bantuan dengan iklash membantuku untuk mendapatkan Erik,lalu aku melanjutkan pertanyaan mengenai hubungannya dengan Cindy pacarnya yang aku rasa tidak terlalu menghargai Anton.. oh Anton andai kamu sesuku dan seagama denganku.. Pasti aku sudah memacari kamu..

"Dia masih aja nerima hadiah dari teman- temannya.. Kamu tahu ga.. Masa Rabu lalu saat aku terakhir bertemu dia, dia memakai samsung fit keluaran terbaru. Katanya dari temennya, padahal ga ada event apa- apa. Ya walau cuma sekitar sejutaan, tapi kan seorang cowok rela memberikan barang lumayan harganya kaya gitu pasti ada maksud tersembunyi kan.. Masa gitu aja ga peka. Apalagi yang ngasih ga punya hubungan apa- apa dengan Cindy. Aneh banget kan Fin.. Gimana menurut kamu? Ungkap Anton mengeluarkan isi hatinya.

"Ihhh.. Kok kaya gitu.. Kaya murahan banget mau- maunya nerima barang dari cowok yang bukan pacarnya. Kalau aku yang jadi pacar kamu, aku dikasih rumah mewah sekalipun aku akan tolak ga kaya si Cindy!!" ujarku menanggapi curahan hati Anton tentang Cindy dengan berapi-api.

"Iya.. Sayangnya kamu bukan pacarku dan kamu lebih suka Erik ya Fin.. Kalau kita berpacaran mungkin aku lebih tenang ya.." ujar Anton mengungkapkan apa yang dia rasakan.

Aku mendengar itu menjadi malu dan memerah pipiku, sejujurnya kalau diizinkan kedua orangtuaku dan Anton masih belum berpacaran dengan Cindy aku pasti tanpa pikir panjang akan mau berpacaran dengannya. Suasana setelah Anton berbicara begitu menjadi canggung.. Kami berdua hanya diam tanpa berbicara hampir 15 menit lamanya, canggung karena aku mulai menaruh rasa kepadanya dan juga Anton juga seperti sadar kalau kata- katanya membuat aku malu setelah melihat pipiku memerah.

Untungnya jalanan saat itu lancar sehingga dalam waktu 20 menit aku telah sampai didepan rumahku. Aku segera membereskan tasku, membuka sabuk pengaman yang aku kenakan bersiap untuk turun.

"Fin.. Soal omonganku tadi aku ga maksud untuk menggodamu atau mengambil kesempatan dalam.." Anton berbicara kepadaku mengenai ucapan terakhirnya saat mobilnya sepenuhnya berhenti di depan halaman depan kostku.

"Ngga apa- apa Ton.. Aku mengerti kok kamu hanya marah ke Cindy, wajar kok.. Ngomong- ngomong untuk besok, kira- kira masakan apa yang aku buat untuk bekal Erik ya Ton?" kataku memotong omongan Anton dan mengalihkan topik pembicaraan agar kami tidak canggung.

"Bakpao telur asin Fin.. Erik suka banget, waktu dulu geng kita makan di restoran kaisar yang terkenal itu, dia sampai nambah 4 porsi" ujar Anton menjawab.

"Oke Ton.. Makasih sarannya.. Dan makasih udah nganterin aku sampai rumah. Kamu hati- hati dijalan, kalau boleh, sampai di kostan kabarin aku biar aku tahu kamu selamat tiba dikostan" ujarku kepadanya sembari membuka pintu mobilnya.

"Ok Fin.. Tar gue whatsapp lo kalau udah sampai kost. Bye" ujar Anton kepadaku setelah aku turun dan hendak menutup pintu mobilnya.

"Bye Anton.." ujarku sebelum menutup pintunya.

Mobil bmw serie 3 warna merah Anton melaju kencang meninggalkanku, setelah mobil itu menghilang dari pandanganku, aku baru masuk ke kostanku.