3 hari sudah berlalu dengan Erik selalu menerima dengan senang bekal makanan yang aku buatkan untuknya. Sesuai anjuran Anton, aku berturut- turut membuatkan bekal berupa dimsum hakau di hari senin, bakpao telur asin di hari selasa dan choipan untuk rabu pagi tadi.
Walau aku harus bangun tengah malam untuk menyiapkan semua bekal itu, namun aku bahagia karena Erik menyukainya. Aku baru sampai dirumah dan hendak mandi. Aku mandi sembari memikirkan cara memasak sate padang untuk Erik, menurut Anton, Erik suka makan sate padang. Walau aku belum pernah membuatnya, namun demi meraih cinta Erik aku pasti akan berusaha.
Selepas aku mandi dan berganti pakaian aku segera menyalakan laptopku untuk mencari panduan memasak sate padang di youtube. Saat aku sedang asik memperhatikan layar laptopku, tiba- tiba ponselku yang aku letakan di samping meja tempat aku sedang melihat laptop berdering, dan muncul no asing di layar ponselku. Aku kebetulan baru beli ponsel baru, karena ponsel lamaku rusak dan pecah karena tidak sengaja jatuh dari lantai 3 saat aku sedang jalan-jalan di mall.
"Halo.." sapaku membuka obrolan
"Halo Findy.. Ini Erik" ujar suara asing itu kepadaku mengaku sebagai Erik
"Erik? Erik siapa?" tanyaku tidak yakin Erik yang dimaksud apakah gebetanku atau Erik lainnya.
"Erik Kho.. Masa kamu ga kenal aku.." ujarnya menjawab pertanyaan anehnya.
"Erik Kho yang sedang stase bareng aku di bedah? Ah masa? Ini siapa si, bercandanya kelewatan deh iiihhh.." ujar aku tidak percaya merasa seseorang sedang mengerjai aku.
"Bentar.." ujarnya sembari merubah whatsapp callnya menjadi mode video call.
"Hhhhaaaahh.. Erikkkk.. Aaaada... Aaa.. Paa.. Kokkk tumben nnneeelepon aaaa.. ku.." ujarku dengan gugup saat melihat wajah orang yang aku suka di video call.
"Ngga apa- apa. Emang aku ga boleh nelepon kamu?" tanya Erik padaku
"Bbbo.. bboleh lah.. Masa ga boleh" ujarku sembari berusaha menenangkan diri
"Kamu lagi ngapain Fin?" tanyanya berbasa basi.
"Lagi santai aja Rik"
"Oh iya.. Aku denger dari Anton kamu suka film animasi ya?" ujar Erik langsung ke inti masalah.
"Iiihh Si Anton.. Kok ngebocorin hal ini si.. Malu- maluin banget.. Iya Erik.. Kenapa emangnya?" tanya aku yang panik kembali karena tiba- tiba Erik tahu kalau aku suka film animasi dari Anton.
"Kebetulan, di bioskop sedang ada festival film anime.. Kamu mau ga nonton sama aku malam minggu besok?" ujarnya kepadanya.
"Aku mau!!!" ujarku yang sepontan loncat kegirangan lupa diri saat mendengar ajakan nonton bioskop
"Tapi sama siapa aja Rik?" ujarku karena berpikir tidak mungkin Erik hanya mengajakku nonton berdua saja.
"Berdua aja.." ujarnya kepadaku.
"Yesss.." ujarku spontan saat mengetahui aku mengajak aku nonton berdua atau bisa dibilang mengajakku kencan
"Eh.. Maksudku aku mau Rik" ujar Findy menyadari kekonyolanku.
"Ok Fin.. Ya udah aku cuma mau ngomong itu.. See you tomorrow.. Bye" ujar Erik menutup pembicaraan.
"Bye Rik" ujarku
Aku yang mendapat ajakan berkencan menjadi sangat senang dan meloncat- loncat di atas ranjang saking bahagianya. Hampir dua jam aku larut dalam kebahagian hingga aku sadar kalau aku belum menyiapkan bahan- bahan untuk bekal yang aku akan berikan untuk Erik besok, sehingga aku buru- buru memesan via layanan pasar online untuk mengantarkan bahan makanan untuk membuat sate padang untuk Erik sesuai saran Anton.
‐-------
Hari- hari berlalu begitu cepat dan tanpa terasa sudah hari sabtu, waktu dimana aku akan berkencan untuk pertama kalinya dalam hidupku. Aku mengenakan baju terusan hitam tanpa lengan dan menggunakan jaket jeans sebagai luaran.
Tok.. tok.. tok.. terdengar ketukan lembut pintu kamar kostanku. Saat aku membuka pintu, terlihatlah Erik dengan memakai kaus hitam bergambar monster aneh bertuliskan Megadeth, celana panjang jeans robek- robek, baju kemeja panjang kotak-kotak merah hitam bahan flanel dan sepatu converse membawa buket bunga mawar ditangan kanannya. Dengan penampilannya seperti itu Erik makin terlihat semakin gagah dengan gaya ala rocker tahun 90-an.
"Halo Findy.. Kamu cantik banget malam ini.. Ini aku bawakan bunga buat kamu" ujar Erik memujiku sembari memberikan buket bunga mawar yang memang dia siapkan untukku.
"Terimakasih" ujarku dengan penuh bahagia menerima buket bunga mawar yang diberikan Erik.
"Kamu sudah siap? Kalau sudah ayo kita berangkat" ujar Erik kepadaku.
"Sebentar aku ambil tas dan menaruh buket bunga ini dahulu.. Kamu tunggu aja ya dimobil" ujarku hendak mengambil tas sling bag hitamku untuk bepergian dengan Erik serta menyimpan bunga yang dia berikan.
‐-------
"Semua total jadi 150 ribu ya Ko.. Mau bayar pakai apa?" tanya penjaga loket tiket bioskop kepada Erik.
"Sebentar.." ujar Erik sembari kebingungan dan muka panik, merogoh- rogoh berulang kali seluruh kantong celana jeansnya.
"Kenapa Erik?" tanyaku berbisik ketelinganya melihat perilakunya yang agak aneh saat itu.
"Sepertinya dompetku ketinggalan" ujarnya berbisik ke telingaku.
"Ga apa- apa Erik.. Sekarang pakai duitku saja" ujarku menawarkan membayarkan tiket bioskop sembari membuka sling bag hitamku mengambil dompet kecil berisi kartu- kartu debitku.
Setelah membayar tiket, kami segera masuk ke bioskop dan menonton dengan hati tetap bahagia walau ada kejadian kecil yang tidak terduga dimana Erik lupa membawa dompet.
Selepas 2 jam aku menonton bersamanya, saat aku keluar bersamanya dari studio bioskop, aku melihat Erik berkali- kali memegang perutnya sepertinya kelaparan. Namun karena ia tidak membawa dompet tidak berani mengajakku makan, aku lalu inisiatif mengajaknya makan di mcd saat kami keluar dari bioskop.
"Erik.. Aku lapar.. Makan dulu yuk di mcd sebelum pulang.." ajakku kepada Erik untuk makan di McD saat kami melewati depan restauran McD.
"Ooo.. Hmmm.. Gimana ya.. Tapi kan aku.." ujarnya canggung.
"Ngga apa- apa Rik.. Karena aku yang ngajak.. Aku yang bayar.." ujarku berinisiatif untuk mentraktirnya.
"Aduh.. Aku jadi ga enak.. Masa cowo dibawari cewek terus.. Padahal aku yang mengajakmu nonton.. Maaf ya.. Kamu malu ya pergi bersama aku?" ujar Erik dengan muka sedih dan malu.
"Ngga lah.. Ini uda bukan zaman kuno.. Biasa kok Cewek bayarin cowok.. Lagian kamu kan bukan ga mau bayarin.. Tapi karena dompetmu ketinggalan" ujarku menenangkan hatinya yang sepertinya gundah.
"Makasi ya Fin.. Kamu itu luar biasa.. Uda cantik.. Baik.. Sabar dan ga perhitungan pula.. Aku jadi malu dulu nyuekin kamu" ujarnya memujiku.
Aku hanya tersenyum, lalu menarik tangannya ke depan meja pemesanan makanan di McD.
"Mas.. Aku pesen Kentang goreng medium satu dan Es teh lemon satu ya.." ujarku kepada mas penjaga konter pemesanan makanan McD.
"Baik mbak.. Ada lagi?" tanya masnya ramah.
"Kamu mau pesen apa Rik?" tanyaku kepada Erik yang daritadi diam membisu.
"Aku pesan paket bicmac, minumnya upsize ya, tambah ayam goreng nugget isi 9 satu dan es krim Mc flurry choco" ujarnya memesan makanan ke mas penjaga konter McD.
"Baik.. Totalnya seratus tujuh puluh lima ribu rupiah ya mas" ujar Mas penjaga konter McD.
"Ini mas duitnya" ujarku memberi uang pas kepada masnya.
"Baik.. silahkan tunggu dimeja ya mbak.. Nanti kami antarkan makanannya. Terimakasih" ujar mas penjaga konter sopan.
"Yuk Rik.." ujarku mengajak Erik duduk.
"Fin.. Bener ga apa- apa kamu bayarin aku makan?" tanya Erik kepadaku.
"Ngga apa- apa.. Kan masih ada lain kali Rik.. Kalau besok kita jalan lagi giliran kamu yang bayar ya.." ujarku kepada Erik.
"Beres..Ga masalah kalau begitu.. Kencan berikutnya aku traktir kamu direstauran mewah kesukaanku" ujar Erik semangat dan hilang gundahnya.
Apa.. Erik bilang kencan.. Aku bahagia saat Erik mengakui kalau ini adalah kencan, berarti dia sudah ada hati denganku.. Akhirnya usahaku selama ini memberikan hasil nyata juga.. Good job girl ujarku dalam hati penuh kebahagiaan dan juga memuji diriku sendiri atas pencapaianku ini.
"Kok kamu diam aja.. Yuk makan Fin" ujar Erik membangunkanku dari lamunanku dan mengajakku makan yang rupanya makanan yang kami pesan sudah diantarkan oleh pelayan ke meja kami.
Aku makan dengan hati senang, sepertinya aku sebentar lagi akan punya pacar untuk pertama kali. Aku ingin berbagi momen indah ini nanti dengan Anggi, teman curhatku selama ini. Pasti dia akan bahagia aku berhasil berkencan dengan Erik setelah bertahun- tahun diacuhkan olehnya.
‐-------
"Aku pulang dulu ya.. Aku bahagia dengan kencan malam ini. Semoga kamu juga bahagia dan ga kapok berkencan denganku. Kamu baik-baik ya di rumah jangan bobo malem- malem." ujar Erik pamit kepadaku lalu mencium lembut keningku.
Oh my God!! Erik mencium keningku.. Ini pertama kali dalam hidupku aku dicium oleh laki- laki selain ayahku.. Aku bahagia sekali malam ini.. Akhirnya momen yang aku impikan tercapai juga setelah bertahun- tahun hanya bisa membayangkan dalam lamunan.
"Bye.." Ujar Erik sembari berjalan menuju mobilnya.
"Bye.. Hati- hati di jalan ya!" ujarku sedikit berteriak kepada Erik
"Iya cantik!" serunya sebelum masuk ke mobilnya, dan beberapa detik kemudian mobilnya perlahan meninggalkan halaman depan kostanku.
Setelah mobil Erik tidak terlihat, aku segera menghubungi Anggi untuk berbagi momen penuh kebahagiaan ini dengannya. Namun sepertinya ponselnya sedang dimatikan, akhirnya aku memutuskan besok pagi main ke kostannya untuk berbagi cerita dan membawakan sarapan untuknya.
‐-------
Pagi itu setelah aku memasak nasi goreng yang aku buat untuk aku sarapan berdua dengan Anggi di kostannya, aku segera berganti baju kaus hitam dan celana short pants serta sendal jepit tak lupa membawa kotak makanan berisi nasi goreng buatanku.
Aku sengaja tidak meneleponnya karena aku tahu kalau Anggi setiap hari sabtu dan miggu jam delapan pagi selalu belum bangun kecuali kalau ia kena jadwal jaga kepaniteraannya. Aku pergi ke sana dengan berjalan kaki, karena aku tahu jalan pintas lewat jalan- jalan gang yang membuat jarak dari kostanku ke kostan Anggi yang kalau dari jalan besar sejauh 3 km, namun lewat jalan yang aku lalui hanya 700 meter dan hanya 15 menit perjalanan.
Aku kaget setelah sampai di depan kamar kostannya, kenapa pintu kamar mandi agak terbuka, namun aku agak tenang karena ada suara musik bts yang diputar dari handphone Anggi dan terkoneksi dengan speaker bluetooth dengan sangat keras.
Aku lalu masuk dan melihat ada baju bertebaran di lantai. Duh.. Ini anak sembrono dan berantakan banget si, baju dan celananya semua disebar dilantai begitu, komentarku dalam hati melihat pakaian yang berantakan di lantai.
Aku melihat pintu kamar mandinya terbuka setengah, dengan suara showernya terdengar, berarti Anggi sedang mandi. Tapi kenapa pintu kamar dan kamar mandinya terbuka begitu? Walau kostannya isinya perempuan semua namun tetap saja bahaya kalau terbuka begini.. Nanti kalau ada orang jahat bagaimana? Bisa- bisa Anggi diperkosa atau dibunuh.
"Anggi.. Kok mandi pintu kamar mandinya ga ditutup.." teriakku ke Anggi yang sepertinya sedang mandi dengan suara musik terdengar kencang dari dalam kamar mandi.
Aku berjalan masuk ke kamar mandi, aku kaget karena rupanya di kamar mandi bukan hanya Anggi seorang diri namun berdua dengan seseorang cowok yang sepertinya aku kenal, mereka bertelanjang bulat dengan posisi Anggi seperti orang ruku dan tangan lurus ke tembok menahan posisinya, sedangkan laki- laki yang berdiri berdempetan dengan posisi berdiri tegak dengan kedua tangannya memegang pinggang Anggi.. Aku mencoba perhatikan secara jelas siapa cowok yang bersama dengan Anggi.. Dan aku pun tersadar rupanya cowok itu adalah Erik!!
"Erikkk!!! Anggii!!! Kaliannnnn!!" pekikku saat aku melihat Erik dan Anggi yang sedang asyik masyuk di dalam kamar mandi dibawah siraman shower air hangat.
"Lho.. Findy.. Kok kamu bisa masuk?!" tanya Anggi yang kaget tiba- tiba didepan kamar mandinya aku berdiri menyaksikan mereka melakukan tindakan asusila.
Aku terdiam mematung, setelah beberapa menit aku terdiam, air matanya mengalir dengan deras merasakan sakit yang sangat dihatiku seperti tersayat ribuan pedang setelah sadar cowok yang aku suka tidak disangka- sangka sedang bersetubuh dengan teman dekatku di kamar mandi kostan teman dekatku. Namun apa hak untuk aku marah, karena Erik bukan siapa- siapaku, dia berhak melakukan apapun dengan siapapun tanpa persetujuan dariku.
Aku memutuskan untuk pergi berlari meninggalkan merek berdua dengan hati yang sangat terluka. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, karena ini pertama kalinya aku merasakan hancur sehancur hancurnya karena urusan cinta walau Erik bukan siapa- siapaku.
Entah kenapa saat aku sedih dan hancur begini, tiba- tiba aku teringat Anton.. Sambil berlari menjauhi kamar kost Anggi aku meraih handphone dikantong celanaku lalu menelepon Anton.
"Hallo Findy.. Ada apa Fin?" terdengar suara hangat Anton.