Elvan menyiapkan acara pernikahan yang meriah untuk Tasya, kedua orang tuanya sangat mendukung semua keputusan yang mampu membuat mereka bahagia bukan hanya untuk dirinya tapi juga untuk Nara yang harus mereka pikirkan kebahagiaan gadis kecil yang kini sudah melekat dengan Tasya. Sukma memilih gaun pengantin mewah untuk Tasya, ia akan menunjukkan pada dunia bahwa seorang Tasya mampu membuat putranya kembali bahagia setelah kematian sang istri.
sesampainya mereka di salah satu butik ternama pemilik butik yang menyambut kedatangan Sukma dan Tasya mereka masuk ke salah satu ruangan di mana deretan gaun pengantin elegan dan mewah memanjakan mata setiap wanita, Tasya memandangi gaun indah yang didepan matanya, sejak kecil ia selalu bermimpi untuk menjadi salah satu pemilik gaun yang kini ada di hadapannya namun impian itu hilang seketika saat kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan dan hidupnya harus berbalik dari kehidupan sebelumnya, ketika paman dan bibinya membawanya tinggal bersama dan mulailah kejadian demi kejadian yang mengubur semua impian indahnya perlakuan kasar pamannya terhadap bibinya dan bagaimana pamannya yang diam-diam membawanya ke sebuah tempat hiburan malam dan penjualnya namun ia berhasil melarikan diri, tapi sayangnya dia harus kembali lagi ke rumah di mana paman dan bibinya kembali membuatnya menderita siksaan demi siksaan tekanan demi tekanan ia terima hingga pada akhirnya dia berhasil meninggalkan rumah yang membuatnya menderita dan bertemu dengan Tias.
"Sayang, kenapa kamu diam apa kamu memikirkan sesuatu? jika kamu tidak menyukaikan gaun ini kamu bisa memesannya agar kami bisa membuatkan yang lebih indah sesuai yang kamu inginkan." Tasya tersentak saat sentuhan lembut di pundaknya Mama Sukma senyum membuatnya nyaman sentuhan lembut membawanya ke salah satu gaun yang sangat indah.
"Maukah kamu mencoba gaun ini? Mama sangat menyukai dengan model gaun yang sederhana anggun namun tidak mengurangi kemewahannya, Mama sangat yakin jika kamu yang memakainya akan terlihat semakin indah." Tasya tersentuh dengan gaun pilihan Sukma yang jauh lebih elegan sederhana namun masih terlihat dengan kemewahannya, Tasya memasuki salah satu ruang ganti dan mencoba gaun yang dipilihkan oleh Sukma.
"Ma bagaimana dengan kawan ini apakah cocok untukku? tapi sepertinya aku tidak pantas memakai gaun ini," kata Tasya berdiri di hadapan pemilik butik dan Sukma.
"Sempurna, gaun ini sangat pas di pakai oleh kamu, dan sangat indah dengan tubuh kamu, gaun ini salah rancangan pertama yang aku buat dan tidak ada satu orang pun yang bisa memakainya dan gaun ini seolah-olah aku buat hanya untuk kamu, kawan yang kamu pakai saat ini hanya ada satu, dan kamu adalah pemiliknya aku akan memberikan harga jauh dari harga yang seharusnya ini adalah gaun spesial buat kamu Tasya."
"Benarkah jeng? kamu memberikan harga di bawah dari harganya yang seharusnya, untuk menantuku?" tanya Sukma.
"Ya, khusus untuk Tasya jeng." sahutnya.
"Luar biasa, terima kasih,"
"Tapi ada syaratnya,"
"Hah! syarat apa?"
"Jadilah model untuk gaun pengantin yang aku buat ini, kamu mau Tasya? kamu tidak harus menjawabnya sekarang, kamu pikirkan lebih dulu dan kamu bisa kapan saja datang kesini, pintu butik ini akan selalu terbuka untuk kamu," kata pemilik butik.
"Baiklah Tante akan saya pikirkan, terima kasih tawarannya." sahut Tasya.
"Sama-sama cantik."
"Jeng bagaimana dengan jas ini? warna senada dengan gaun yang di pakai oleh Tasya, tapi untuk jas ini aku tidak tahu apakah akan cocok saat di pakai oleh Elvan atau tidak." kata pemilik butik.
"Tasya kamu sudah hubungi Elvan? kenapa dia datang terlambat?"
"Sudah Ma, pa ... maksudku El ada pertemuan mungkin sebentar lagi datang," sahut Tasya, terdengar langkah kaki yang datang dengan terburu-buru memasuki ruang kerja pemilik butik.
"Maaf aku terlambat," kata Elvan.
"Kamu dari mana El, kenapa kamu datang terlambat?"
"Maaf Ma, aku ada pertemuan dengan klien," Elvan memperhatikan Tasya yang berdiri di depan cermin, tatapannya tidak teralihkan dari sosok gadis muda yang rupawan.
"Tasya kamu cantik sekali," gumam Elvan masih di dengar oleh mereka yang ada di ruangan yang sama.
"Siapa dulu, Tasya menantu pilihan Mama gitu lho.." Sukma tidak mau kalah, Tasya adalah wanita pilihan Sukma untuk di jadikan istri oleh Elvan, wanita yang mampu membuat Nara dan Elvan kembali ceria dari sebelumnya.
"Mama,"
"Kamu sangat cantik Tasya," bisik Elvan.
"M.. mas, kamu ngomong apa?" Elvan menarik pinggang ramping milik Tasya kembali membisikan kata-kata yang membuat wajah Tasya merona.
"Aku tidak sabar untuk menikmati wajah cantik yang sebentar lagi akan menjadi milikku, tanpa adanya jarak lagi, bintang dan bulan yang akan menjadi saksi malam pertama kita nanti,"
"Mas.."
setelah acara memilih gaun dan jas yang akan dipakai oleh Elvan dan juga Tasya, kini mereka hanya menunggu hari bahagia.
Acara pernikahan yang akan di adakan berapa hari lagi dan undangan telah sampai pada berapa memiliknya. mereka bahagia mendapatkan undangan pernikahan Elvan dan Tasya, namun tidak dengan seorang yang meremas undangan berwarna silver elegan dan mewah, foto dua pembelai menghiasi undangan membuat wajah seseorang semakin terbakar penuh amarah.
"Aku akan datang untuk menghancurkan semuanya, dan kamu gadis tidak tahu diri tunggu kedatangan ku, aku pastikan mereka akan mengusirmu." gumam seseorang dengan meremas undangan pernikahan Elvan dan Tasya.
hari yang di tunggu telah tiba Tasya yang gelisah dengan pernikahan pertamanya, berapa kali terlihat keringat dingin membasahi keningnya Sukma yang menyadari yang di rasakan oleh Tasya, berdiri disampingnya memberikan ketenangan untuk menantunya.
Tias dengan setia mendampingi Tasya yang tidak ingin kehilangan kesempatan menjadi pendamping sahabatnya, ia yang berada di luar negeri memilih kembali ke Indonesia dan menemani sahabatnya untuk terakhir kalinya karena dalam hitungan jam lagi sahabatnya yang akan menjadi seorang istri dari seorang yang memiliki kedudukan tinggi di sebuah perusahaan, Tias semakin tenang karena sahabatnya kini telah memiliki pasangan hidup yang akan menjaga dan melindunginya Tias merasa lega karena tidak lagi memikirkan kehidupan sahabatnya Karena sekarang hidupnya akan bahagia, namun siapa yang tahu apa yang akan terjadi setelah statusnya berubah menjadi nyonya Pramudi, suara "sah" menggema di seluruh ruangan Tias membantu Tasya bertemu dengan Elvan yang kini menjadi suaminya. acara ijab kabul berjalan dengan lancar dan kini mereka kembali bersiap untuk acara pestanya pernikahan mereka adakan di tempat yang sama, Nara yang antusias selalu berada di samping Tasya, gadis kecil memakai gaun yang tidak kalah cantik dengan Tasya tidak henti-hentinya bergelut manja pada Tasya.
para tamu undangan bergantian untuk memberinya selamat namun tiba-tiba seseorang keluar dari mobil mewahnya dengan mengunakan kursi roda memasuki pesta pernikahan seseorang.
'Nikmati acaranya karena sebentar lagi semuanya akan kembali seperti semula di mana kamu hanyalah seorang baby sister untuk putriku.' kata seseorang yang mendekati altar dibuat semewah dan elegan, sama halnya dengan undangan yang mereka sebarkan wanita dengan penampilan yang berbeda dengan para tamu undangan yang lain, seorang wanita di kursi roda walau penampilannya terlihat elegan, tengah menatap benci dua sejoli yang kini tengah bahagia.
Di antara para tamu undangan yang akan memberikan ucapan selamat kini giliran ia memberikan selamat tangannya terulur kearah wanita dengan gaun pengantin yang indah.
"Selamat mas,"
"Varsha?!"
"PLAKKK!!"
"Varsha?!
"Varsha?!"
"M .... Mama..."
"Kamu tega menikah, disaat aku masih hidup mas? aku berjuang agar bisa kembali padamu, tapi apa yang kamu lakukan ini? kamu jahat!!"