Chereads / Cinta Rosalind Cinta Dalam Belenggu / Chapter 15 - 15. Belajar Menerima.

Chapter 15 - 15. Belajar Menerima.

Tasya tersenyum melihat drama yang di lakukan oleh Varsha pada keluarga mertuanya terlebih pada Elvan, laki-laki yang kini menjadi suaminya, tidak ada penyesalan ataupun kata maaf atas apa yang di lakukan oleh Varsha padanya, namun Elvan bersikap sebaliknya ia seakan tertutup dengan sikap manja dan kesakitan yang di alaminya, berbagai drama dilakukannya hanya sekedar mendapatkan cinta dan perhatian dari Elvan, itu yang selalu di lakukan Varsha dan Tasya tahu hal itu, tidak ada cara untuk membuktikan jika apa yang di lakukan oleh Varsha adalah salah dan hanya kebohongan semata. Tasya berusaha untuk menjadi pemain di dalamnya seperti yang di lakukan oleh Varsha.

"Tasya, haruskah aku mengatakan seribu ucapan untuk kamu mengerti, jika saat ini Varsha sedang sakit dan dia membutuhkan aku disampingnya?!" Elvan menarik pergelangan tangan Tasya dan menatap manik hitam milik Tasya yang tersenyum indah padanya.

"Itu tidak perlu, yang aku inginkan adalah kamu untuk tidak menjadi laki-laki bodoh, Elvan, aku tahu siapa aku di matamu dan aku sangat tahu posisi aku di rumah ini, tapi satu hal yang harus aku katakan padamu, jika apa yang aku lakukan saat ini tidak ada hubungannya dengan kamu dan Varsha, begitu juga sebaliknya apapun yang kamu lakukan dengan Varsha tidak ada hubungannya dengan aku, jadi mari kita lakukan tugas kita masing-masing, aku melakukan tugas aku sebagai istri dan ibu sambung untuk Nara, dan kamu lakukan tugasmu sebagai suami yang memiliki dua istri dan ayah yang baik untuk Nara." sahut Tasya tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah Elvan.

"Apa maksudmu?"

"Tidak ada maksud apa-apa, pergilah aku tahu Varsha menunggumu di kamar." Tasya meninggalkan Elvan, tapi sayangnya baru berapa langkah Elvan menahan pergelangan tangannya.

"Kamu tidak lupa dengan tugasmu sebagai istriku bukan?"

"Kamu salah, aku hanya istri di atas kertas dan tugas yang harus di lakukan oleh seorang istri sudah di penuhi oleh Varsha."

"Kamu Istriku, Tasya!" Elvan tidak menyukai sikap Tasya yang dingin padanya, entah apa yang di rasakan olehnya setelah tanda tangan yang ia inginkan dari Tasya sikap Tasya berubah tidak seperti sebelumnya yang lemah lembut padanya.

"Aku tahu aku istrimu, tapi kamu jangan lupa, jika aku istri yang tidak di inginkan oleh kamu, lebih tepatnya aku adalah baby sister untuk putrimu."

Setelah mengatakan apa yang ada dalam hatinya Tasya memilih kembali ke kamar untuk mengajak Nara makan malam.

"Sayang waktunya makam malam, ayo kita makan malam,"

"Bunda, kenapa ayah tidak mengajak bunda dan Nara jalan-jalan? bukankah ayah sudah janji untuk mengajak kita?" tanya Nara, saat mereka menuruni tangga.

"Ayah sedang sibuk sayang, lagi pula kita bisa jalan-jalan berdua atau jika Nara mau, kita bisa pergi bersama dengan Oma dan kakek, lebih banyak yang ikut semakin ramai bukan?"

"Kalau begitu bunda ajak Oma sama kakek, kita jalan-jalan bunda!"

"Oke, bunda akan bicarakan dengan Oma dan kakek jika mereka tidak sibuk kita akan berjalan-jalan di akhir pekan nanti."

"Horeee!! terima kasih bunda!" Nara menghambur ke dalam pelukan Tasya, Sukma yang melihat bagaimana cucunya yang begitu dekat dengan menantunya, membuatnya merasa iba dan rasa bersalah kembali mengusik hatinya, ia yang meminta Elvan untuk menikahi Tasya namun setelah menikahinya Elvan tidak memenuhi kewajibannya sebagai suami Tasya, yang kini lebih mengutamakan Varsha istri pertamanya yang tiba-tiba kembali setelah menghilang berapa tahun.

"Nara sayang apakah kamu tidak merindukan Mama nak? bukankah Mama adalah ibu kandungmu? dan Tasya itu adalah.."

"Bunda Tasya adalah bunda Nara." sahut Nara, membuat mereka yang berada di ruang makan terdiam terlebih Tasya yang tengah mengambil nasi untuk Nara, sendok nasi yang ada di tangannya terjatuh mendengar perkataan Nara. Tasya menoleh kearah Varsha yang memasang wajah memelas, Elvan yang menyadari akan kesedihan Varsha berusaha untuk menenangkannya, bibir Tasya tertarik ia tidak peduli apa yang akan di lakukan dua sejoli yang penuh drama baginya saat ini adalah ia melakukan apa yang membuatnya bahagia.

"Tasya apa yang kamu ajarkan pada putriku? sampai dia mengatakan hal seperti itu? apa kamu tahu hati ibu mana yang tidak sedih melihat putrinya mengatakan hal yang menyakitkan?" kata Varsha berlinang air mata.

"Nara sayang, Mama Varsha adalah Mama Nara, ibu kandung Nara dan bunda adalah,"

"Ibu tiri kamu Nara." suara tinggi Varsha membuat Nara terlonjak kaget.

"Varsha jaga sikap kamu, Tasya bawa Nara ke kamar biar bibi yang mengantar makan malam kalian kesana." ucap Sukma.

"Sayang ayo ikut bunda, bunda ada dongeng baru untuk Nara, Nara mau dengar?"

"Mau bunda!" seru Nara, Tasya mengangkat tubuh Nara dan membawanya pergi dari ruang makan. kini hanya ada Elvan, Varsha dan kedua orang tua Elvan, Gaffi yang sejak tadi memilih diam kini angkat bicara.

"Varsha bisa kamu jelaskan dari ucapanmu tadi?" suara dingin Gaffi membuat Varsha kembali memasang wajah sendu.

"Ayah, aku hanya ingin dekat dengan putriku, apakah aku salah? aku merindukan putriku memanggil aku Mama, seperti saat dia mulai bicara aku merindukan itu semua, tapi yang aku lihat saat ini sangat menyakitkan perasaan aku ayah, putriku memanggil ibu tirinya dengan panggilan bunda dan padaku dia tidak memanggilku Mama, apakah aku salah jika menginginkan putriku memanggil aku dengan panggilan Mama?" ucap Varsha di sela Isak tangisnya.

"Kamu tidak salah sayang, itu pantas kamu dapatkan dan aku akan mendekatkan kamu dengan putri kita, aku janji sayang." Elvan menggenggam tangan Varsha dan mengecupnya dengan lembut.

"Varsha sebaiknya mulai sekarang kamu belajar menerima jika Nara lebih dekat dengan Tasya, selama ini hanya Tasya wanita satu-satunya yang mampu membuat Nara berhenti menangis dan dia satu-satunya wanita yang bertahan di samping Nara dan Elvan, dan dia wanita yang tidak pernah aku temui di muka bumi ini, yang rela menghabiskan waktu hanya untuk mengurus anak dari suaminya yang jelas-jelas hanya menjadikan dia sebagai istri di atas kertas, dan kamu seharusnya bersyukur memiliki madu seperti Tasya dia tidak menuntut haknya sebagai istri dan seharusnya kamu belajar dari wanita seperti Tasya, dan kamu El, sebagai seorang suami seharusnya kamu lihat bagaimana tulusnya Tasya berada di samping kamu, jika kamu tidak bertemu dengannya, ayah rasa sampai saat ini Nara akan kesepian, belajarlah menjadi suami yang adil untuk kedua istrimu dan Varsha bersikaplah lembut pada Tasya dia wanita baik-baik dan tidak pernah berbohong ataupun drama dalam hidupnya." Varsha mengepalkan tangannya, yang ia sembunyikan di bawah meja, ia hanya ingin menjatuhkan Tasya namun ia sendiri yang terjatuh dan harus mendengarkan nasehat dan mendengar bagaimana ayah mertuanya yang membanggakan madunya, Varsha mengusap wajahnya yang berlinang air mata dan berusaha untuk menyakinkan dirinya jika ia mampu untuk membalikkan keadaan yang saat ini tidak berada di pihaknya, acara makan yang pada akhirnya kacau Gaffi dan Sukma memilih kembali ke kamar dengan alasan selera makannya telah hilang dan Elvan yang selalu mendukung apa yang di katakan oleh Varsha kini berbalik meninggalkannya sendiri di ruang makan.

"Tasya, kita lihat apa yang aku lakukan? namaku bukan Varsha, jika tidak bisa membalikkan keadaan."