Sudah lima hari berlalu ketika penyusup terakhir kali memasuki rumah. Waktu terus berjalan, begitu pula dengan usia kandungan Ellice. Hal itu semakin membuat wanita tersebut gelisah. Kondisi psikisnya ikut mempengaruhi emosinya yang sering kali mudah tersulut.
Seperti hari ini, pagi ini Mariana seperti biasa datang ke rumah. Sejak saat itu, Mariana tak pernah absen untuk datang ke rumah hanya untuk menemui Calvin. Mariana benar-benar bertekad akan terus mendekati Calvin dan tak ingin memberikan celah untuk wanita masuk ke dalam hati lelaki pilihannya.
Melihat Calvin yang duduk di meja makan bersama Mariana, tiba-tiba saja membuat mood Ellice jelek. Ia mulai merasa cemburu pada gadis lain yang hadir di sisi ayah dari calon bayinya. Padahal di sana bukan hanya mereka berdua, tapi sang suami turut menemani waktu sarapan pagi Calvin.
"Istriku kenapa cemberut? Kemarilah, kita sarapan bersama." Ucap Channing dengan menarik pelan tangan sang istri. Ellice pun menurut dan duduk di samping suaminya seperti biasa. Duduk berhadap-hadapan dengan lelaki lain dalam hatinya.
"Aku tidak lapar sayang." ucap Ellice pelan dengan wajah yang sudah di tekut tanpa melihat Calvin yang ada di depannya.
"Pagi Ellice? Kau kenapa? Sedang marah dengan kakak? Kenapa di tekuk begitu wajahnya?" sapa Mariana dengan tersenyum manis pada Ellice.
"Hmm,, pagi." ia hanya memberikan senyum samar pada Mariana dan melirik sebentar pada Calvin dengan tatapan tidak suka, membuat lelaki di hadapannya merasa bingung.
"Kau kenapa sayang? Kenapa wajahmu di tekuk seperti itu? Ada apa? Ada yang mengganggu pikiranmu?" Ellice hanya menggeleng dan memandang teduh wajah sang suami.
Ketika melihat Calvin akan mengambil roti, Ellice tiba-tiba langsung menyambarnya dengan cepat roti yang ingin di ambil oleh Calvin. Membuat Calvin terkejut dan semakin bingung. Apa Calvin ada salah padanya? Perasaan sebelumnya baik-baik saja.
"Aku tidak apa-apa, Kau makanlah yang banyak sayang. Aku juga akan makan." jawab Ellice dengan mengunyah makanannya sambil memalingkan pandangannya dari Calvin yang terus melihatnya.
Mereka pun makan bersama. Sesekali ada obrolan, Tapi Ellice hanya menjadi pendengar setia. Sedangkan Calvin masih sibuk memperhatikan Ellice yang membuatnya bertanya-tanya.
'Ada apa lagi denganmu Ellice? Apa aku ada salah lagi padamu?' keluh Calvin dalam hati.
Sebenarnya, beberapa hari ini Calvin sudah sangat lelah. Bekerja mondar mandir dari perusahaan satu ke perusahaan yang lain, belum lagi ke kantor sang kakak.
Calvin benar-benar berusaha menjaga agar informasi tentang rahasianya tidak sampai bocor pada Channing. Karena itu Channing masih bekerja di rumah. Apalagi kondisi Channing semakin memburuk. Membuat Calvin kian bingung harus memberitahu dengan cara apa pada sang kakak.
Semua komunikasi Channing bahkan di retas oleh Calvin. Bukan untuk maksud lancang. Tapi Calvin takut jika ada informasi yang masuk dan terdengar oleh sang kakak lewat seluler. Ataupun lewat komunikasi lainnya.
Hanya senyum sang kakak dan senyum Ellice yang memberinya semangat. Bebannya begitu besar dengan tanggung jawab yang ia pegang untuk menjaga seluruh keluarga dan semua aset peninggalan keluarganya. Dan sekarang bertambah lagi masalah yang sedang melanda. Dan ini malah lebih berat untuknya.
Usai sarapan pagi, Calvin bersiap untuk berangkat kerja. Dan Mariana terus saja menempel seperti gurita pada Calvin dan itu sangat mengganggunya.
"Apa yang kau lakukan Mariana?" tanya Calvin yang melihat Mariana langsung masuk ke dalam mobilnya.
"Aku ingin ikut ke perusahaan denganmu. Aku bolehkan bekerja di sana kan Cal?"
"Terserahmu mau bekerja di mana. Tapi beberapa hari ini kau benar-benar membuatku pusing. Hentikan kekonyolanmu ini Mariana. Aku tak suka dengan tingkahmu yang seperti ini." bentak Calvin yang masih berdiri di pintu mobil.
"Cal, aku hanya ingin dekat denganmu. Bukan maksudku untuk mengganggumu. Jika aku tak begini kau pasti sudah menjauhiku." ucapnya dengan memasang wajah sedih.
"Bukan seperti ini caranya Mariana. Aku tak suka sikapmu yang sekarang. Lebih baik kau tak perlu ke sini dan bertemu denganku untuk sementara waktu. Aku lelah menghadapimu."
"Aku tidak mau. Aku akan terus ke sini dan bertemu dengamu."
"Mariana, berubahlah. Dan menurutlah. Sebelum aku benar-benar marah padamu. Kau bebas mau bekerja di mana saja. Asal tidak membuatku pusing."
"Aku akan tetap seperti ini sampai kau mau memberikanku kesempatan Cal. Aku tak akan pernah menyerah untuk mendapatkanmu."
"Stop Mariana!" teriak Calvin yang membuat Mario dan pengawal lainnya terkejut. Begitu pula yang menjadi target teriakannya. Ini kali pertama Calvin membentak seorang wanita.
"Sudah cukup Mariana. Cukup. Dengan sikapmu yang seperti ini aku semakin tidak suka padamu. Aku akan bertindak tegas padamu." Mariana langsung terdiam.
"Aku katakan sekali lagi padamu. Aku tidak menyukaimu. Jangan mengharapkan apapun dariku. Dan hentikan sikapmu yang seperti ini."
"Tapi Cal, please berikan satu kesempatan untukku agar aku bisa dekat denganmu." ucap Mariana dengan air mata yang sudah jatuh dari pelupuk matanya.
"Sudahlah Mariana. Kau tak akan bertemu denganku sampai kau sadar jika sikapmu yang seperti ini, itu salah. Sudah kau pulanglah. Mario, antarkan Mariana pulang. Biar aku sendiri yang berangkat ke kantor."
"Baik tuan."
"Berhentilah Mariana. Sadarkan dirimu. Kita masih bisa berteman seperti dulu. Aku berangkat ke kantor dulu." ucap Calvin yang mengusap lembut puncak kepala Mariana sebelum pergi.
Ia meninggalkan Mariana di dalam mobilnya dengan Mario yang siap mengantarnya pulang. Sedangkan dirinya berangkat kerja sendiri dengan di ikuti pengawal setianya.
Ada yang tersenyum di balik jendela melihat kejadian yang baru saja terjadi. 'Maafkan aku Mariana kalau aku senang melihatmu menjauh dari Calvin. Karena aku cemburu padamu.' ucap Ellice yang sejak tadi sudah memperhatikan pertengkaran Calvin.
Sejak menyatakan cintanya, Ellice sudah terang-terangan pada Calvin jika dia tak menyukai ada wanita yang dekat dengannya. Tapi mungkin Calvin lupa akan hal itu.
Mariana terus diam di sepanjang perjalanan. Ucapan Calvin pastinya bukan main-main. Dan itu begitu menyakitkan sekali yang di rasakan Mariana.
'Aku harus mencari tau, apakah Calvin punya kekasih atau tidak. Dan wanita itu, akan aku cari tau tentang siapa wanita itu. Aku tak akan tinggal diam Calvin. Kau pasti seperti ini karena kau sudah menyukainya bukan? Siapapun dia kau akan tetap menjadi milikku.'
'Calvin tak pernah dekat dengan wanita seoama ini. Hanya Ellice wanita yang dekat dengannya. Iya Ellice. Bukankah dia dekat sekali dengan Calvin? Sepertinya aku perlu mencari tau Calvin lewat dia.'
"Mario, apa Calvin sebenci itu denganku?" Mario segera melihat Mariana dari spion.
"Tuan bukan membenci anda nona. Beliau bicara seperti itu mungkin karena tuan lelah dengan pekerjaannya yang sudah terlalu banyak. Beberapa hari ini tuan begitu sibuk. Mungkin lain kali anda bisa mencoba bicara pelan-pekan dengan beliau."
"Ehmm.. soal wanita yang pernah Calvin peluk itu, siapa dia? Bukannya Calvin selalu sibuk? Lalu kapan mereka bisa bertemu? Bahkan kakak tak mengetahui jika Calvin memiliki kekasih, kau pasti tau siapa dia kan Mario?"
"Soal itu, lebih baik nona tanyakan langsung saja pada tuan Calvin. Saya tidak berani melangkahi tuan nona." Mariana hanya tersenyum mendengarnya.
'Tentu saja kau tak akan memeberitahukannya padaku Mario. Kau kaki tangannya. Biarkan saja, aku akan mencari tau sendiri.
***
"Jimmy bagaimana dengan informasi yang aku minta darimu? Apa kau sudah menemukan sesuatu?"
"Sudah tuan Channing. Surat itu di keluarkan oleh hospital grand duke. Tapi saya belum bisa mendapatkan informasi tentang isi surat di dalamnya. Karena aksesnya sudah bersama dengan tuan Calvin. Hanya beliau yang boleh memintanya."
"Baiklah tidak apa-apa. Aku nanti yang akan menanyakan pada Calvin. Lalu bagaimanabdengan meeting hari ini? Kau sudah persiapkan semuanya?"
"Sudah tuan. Semuanya sudah siap. Tuan Calvin juga sedang dalam perjalanan ke kantor."
"Ya sudah. itu saja yang ingin aku tanyakan padamu."
"Baik tuan." Jimmy memutus panggilannya dari Channing. 'Saya kurang tau sebenarnya ada informasi apa tuan. Tapi nyonya Ellice juga sudah beberapa kali datang ke rumah sakit ini dengan tuan Calvin. Saya akan mencari tau apa yang sedang terjadi sebenarnya.'
Follow IG Author ya @frayanzstar