Chereads / Cinta di antara dua Mafia / Chapter 24 - Botol dan kertas

Chapter 24 - Botol dan kertas

Panggilan telepon Calvin tak Ellice angkat sama sekali sejak pagi tadi. Padahal dia sudah beberapa kali mengirim pesan singkat sebelumnya untuk minta maaf.

Selayaknya anak remaja yang masih cemburu karena ada wanita lain yang mendekati kekasih hatinya, Ellice tak ingin membalas pesan maupun telepon dari Calvin seperti biasanya.

Hatinya menolak dengan kelakuannya, tapi rasa cemburunya yang menguasai diri tak bisa ia sembunyikan.

"Kenapa denganku? Kenapa aku jadi begini? Aahhh.. entahlah aku pusing. Lebih baik aku makan saja. Perutku masih lapar." ucap Ellice. Tapi ia tak langsung ke dapur. Dia mencari keberadaan Mariana masih ada atau tidak di rumah.

Setelah celingak-celinguk tak melihat keberadaan rivalnya, Ellice menuju ruang makan. "Bi, Mariana sudah pulang ya?"

"Sudah nyonya. Sudah sejak tadi nona Mariana pulang. Nyonya ingin melakukan sesuatu?"

"Hmm.. bi, aku ingin makan kue yang manis-manis, ada?" ucap Ellice manja sambil mengusap perutnya yang lapar.

"Ada nyonya di lemari pendingin. Tunggu dulu ya nyonya saya ambilkan." jawab bibi. Beliau segera mengambil pie yang sudah ia buat sebelumnya. "Ini nyonya kuenya."

"Wah.. bibi, ini begitu lucu. Sayang sekali kalau di makan." Ellice memperhatikan bentuknya yang mini-mini. "Ehm.. enak sekali bi. Apa namanya? Aku mau yang lebih banyak yah? Untuk aku bawa ke kamar." ucap Ellice saat menerima lumeran keju di gigitan pertamanya.

"Pie cheese kenari season nyonya. Siap nyonya, saya akan ambilkan yang banyak untuk nyonya." bibi tersenyum sembari melihat Ellice yang lahap ketika memakannya.

Satu piring bibi siapkan untuk Ellice. "Terima kasih bibi. Ini enak sekali. Besok-besok harus ada ini ya bi buat stock makan. Aku suka."

"Terima kasih. Siap nyonya."

"Kalau begitu aku akan ke kamar dulu ya bi."

Bibi tersenyum melihat kelakuan Ellice yang selalu menggemaskan. "Seperti sedang hamil saja nyonya." bibi pun tertawa kecil dan kembali bekerja.

Sementara Ellice yang baru sampai di kamarnya, bersiap dengan ponselnya untuk ia potret kue cantik di tangannya itu. "Pie cheese kenari season ala bibi." ucap Ellice yang menjadikan story caption di sosial medianya.

Beberapa menit setelah Ellice membuat story, suaminya mengirim pesan. "Mau aku kirimkan kue manis semanis dirimu nyonya Channing?" mulut Ellice yang di penuhi makanan membaca pesan dari sang suami.

"Boleh, bawakan yang banyak ya tuan Channing-ku sayang." ucap Ellice di pesan suara yang ia kirim. Membuat Channing tersenyum lucu dengan suaranya itu.

Semenit kemudian lelakinya yang lain ikut mengirimkan pesan padanya.

"Ellice, aku bersumpah tak ada hubungan apapun dengan Mariana. Dia hanya anak sahabat daddy. Dia memang menyukaiku. Tapi aku sama sekali tak menyukainya. Please jangan salah paham. Jangan diamkan aku Ellice. Balas pesan-pesanku." Ellice menghentikan mulutnya yang sedang mengunyah makanan.

"Aku percaya padamu. Tapi.." Ellice tak melanjutkan ucapannya. Karena dia sendiri bingung dengan perasaannya pada Calvin. Masalahnya dia adalah suami kakak lelaki--nya.

Sementara di tempat lain Calvin masih menatap layar ponselnya yang tak kunjung ada balasan.

"Tuan.. tuan Calvin, kita sudah sampai di rumah sakit tuan." Calvin mengangguk dan segera menuju ruangan Antony. Antony yang sudah di beritahu kedatangan Calvin, sudah menunggunya.

"Ada apa mencariku? " tanya Antony santai.

"Aku hanya ingin menanyakan kabar kakak. Bagaimana dengan penyakit jantung kakak? Apa ada perkembangan yang baik untuk jantungnya? "

"Dua minggu lalu setelah membaca riwayat kesehatan Channing, masih tak ada kemajuan Cal. Hasilnya masih sama. Berharap ada keajaiban untuknya. Bahkan rasa sakitnya sering kambuh beberapa minggu ini. Jimmy bahkan sudah menebus resep baru sebelum waktunya. "

"Apa yang kau katakan? Kenapa Jimmy tak melaporkan hal ini padaku?" Jimmy biasanya rajin memberikan kabar kesehatan untuk sang kakak padanya. "Apa tak ada yang bisa kita lakukan lagi?"

"Kita hanya bisa tetap menjaganya lewat obat-obatan saja Cal. Dan tetap menjaga kondisinya untuk tak membuat konsentrasi kerja jantungnya tak bekerja berlebihan. "

Setelah konsultasi ke rumah sakit Antony, ia berlanjut ke beberapa rumah sakit lainnya. Dan ini adalah dokter specialis terakhir yang akan ia temui.

"Bagaimana dok? Apa tak ada cara lainnya untuk kakakku dok?"

"Benar tuan, sesuai yang saya baca lewat riwayat kesehatan kakak anda, jika sudah berada di tahap ini akan sangat sulit untuk sembuh dan kembali normal. Anda sendiri tau bagaimana ganasnya penyakit jantung."

"Hanya proses pencegahan yang bisa di lakukan. Hindari semua masalah yang membuat kerja otaknya untuk berpikir keras. Karena tekanan yang di terima akan memicu kerja jantungnya tidak stabil. Hal itu yang paling mudah untuk mengundang penyakitnya kambuh. Maaf jika saya lancang, tapi jika hal itu sampai terjadi, bisa saja kakak anda akan mengalami stroke atau kemungkinan terburuknya adalah--meninggal tuan."

Mengingat semua perkataan dari beberpa dokter yang mendiagnosa penyakit kakaknya seperti itu, membuat Calvin ciut untuk mengatakan kebenarannya.

Pikirannya bercabang. Sehingga rapat di kantor sama sekali tak dapat Calvin lanjutkan, dan akhirnya Ethan yang memimpin rapat.

Berharap ada semangat untuknya hari ini, tapi melihat layar ponselnya Ellice tak kunjung membalas pesan darinya membuatnya semakin bermuram durja. Suara musik favoritenya yang berasal dari sang pujaan hati, tak juga berdering.

"Dia benar-benar marah padaku." Calvin yang memang sedang banyak pikiran, melempar ponselnya hingga hancur tak tersisa.

"Cal? Apa yang kau lakukan?" tanya Channing yang tiba-tiba datang ke kantor dan masuk ke ruangan adiknya.

"Kakak? aku-aku hanya kesal. Kakak ke sini kenapa tidak bilang-bilang? Biarkan saja kak jangan di ambil." ucap Calvin kepada Channing yang hendak mengumpulkan ponsel yang sudah terbelah dua di lantai.

"Kakak mau membeli kue untuk Ellice, sekalian saja ke sini. Kita pulang bersama. Ada apa denganmu? Kenapa membanting ponselmu?" Channing tersenyum dan menyambut Calvin yang memeluknya.

"Tidak apa-apa kak, ayo kita pulang saja sekarang. Aku juga sedang ingin menikmati makanan manis untuk menghilangkan penat."

***

"Terima kasih." Channing dan Calvin kembali ke dalam mobil dan bersiap untuk pulang. Mereka sudah membelikan Ellice kue kesukaannya.

"Jalan sekarang Zee."

"Baik tuan."

Sebelum Zee menyalakan mesin mobil, tiba-tiba ada sesuatu yang di lempar mengenai kepala Calvin yang baru saja akan menutup pintu mobil. Sehingga Calvin langsung menarik sang kakak untuk merunduk dan berlindung di bawahnya.

"Fuck!" Calvin segera mencari apa yang sudah mereka lempar. Sedangkan anak buah mereka yang sudah siap dengan senjatanya turun dari mobil melihat kondisi di dalam mobil boss.nya.

"Anda tidak apa-apa tuan?" tanya Mario dan Jimmy yang langsung membuat kubu perlindungan untuk melindungi boss keduanya.

"Kami tidak apa-apa. Cari saja siapa yang melempar ini." ucap Calvin sambil memegang kepalanya yang sakit membuat luka benjol di keningnya.

Ada sebuah botol dan kertas di dalamnya. Calvin cepat-cepat membukanya. Sepertinya botol itu di arahkan pada Channing, karena arah lempar menuju ke Channing, hanya saja kebetulan mengenai Calvin.

"Kepalamu terluka Cal. Kita ke rumah sakit saja."

"Tak perlu kak, aku baik-baik saja. Apa sebenarnya yang mereka kirim? "

'Apa kau sudah menemukan rahasia itu? Tanyakan saja pada adikmu, jika kau masih bingung.' ucap Calvin dalam hati. Ia langsung meremas kertas itu dan membuang keluar jendela beserta botolnya jauh-jauh.

"Apa isinya Cal? Kenapa kau langsung membuangnya?" tanya Channing yang bingung.

'Shit! Fernandes! Ini pasti perbuatan kalian. Tapi aku yakin kau sudah mati. Pasti ini perbuatan Jo dan paman Rohas. Aku yakin sekali. Mario harus segera mencari tau hal ini.'

"Hei Cal, surat apa itu? Kenapa kau membuangnya?" tanya Channing lagi dan menyadarkan Calvin dari lamunannya.

"Ah? Entahlah, itu hanya kertas kosong. Sepertinya mereka ingin membuat kita ketakutan dan merasa di teror kak."

"Kalau begitu, lebih baik kita pulang saja tuan. Saya akan menyuruh anak buah yang lain untuk mencari tau apa yang terjadi." Keduanya mengangguk dan bergegas masuk ke dalam mobil.

"Anda lihat kan boss? Tuan Calvin terlihat gelisah?"

Follow ig Author ya @frayanzstar