Chereads / Cinta di antara dua Mafia / Chapter 23 - Calon istri Calvin

Chapter 23 - Calon istri Calvin

Sesampainya di mansion, Calvin mendapati rumah sudah gelap. Hanya lampu temaram dari beberapa lampu dan cahaya bulan. Ia langsung menuju kamarnya untuk melepaskan lelah.

Sebelum itu, ritual sebelum tidur selalu ia lakukan. Memandangi kamar sang kakak dari luar, menjadi ritualnya sebelum tidur sejak peristiwa itu terjadi.

Memandangi wanita dari balik pintu kamar. Meski tak mampu menggapainya. Ia selalu melakukan ritual itu. Seakan wanita.nya berada di balik pintu dan membalas senyumnya.

"Aku sudah pulang Ellice. Selamat tidur." ucap Calvin lirih. Dan masuk ke dalam kamar dengan hatinya yang merindu.

***

"Calvin.. Calvin.." teriak seorang wanita dari balik pintu kamar. Mengetuk pintu hingga membangunkan pria di dalam kamar yang masih sangat mengantuk.

"Aaarrggh Shit! Siapa pagi-pagi kenapa berisik sekali?" ucap Calvin kesal, ia membuka selimutnya dan menggunakan jubah tidur untuk membuka pintu.

"Calvin... aku merindukanmu." teriak wanita bersuara nyaring yang langsung memeluk Calvin ketika pintu terbuka. Sedangkan Calvin masih tertegun kaget.

"Mariana? Sedang apa kau kemari?" tanya Calvin, pas sekali dengan Ellice yang baru saja membuka pintu kamar. Kamar mereka berhadapan, tapi sedikit serong.

Ellice melihat pemandangan pagi yang tak membuat hatinya nyaman. Lelaki.nya yang lain sedang memeluk wanita lain. Sehingga pintu kamar, ia tutup kembali.

'Ellice?' melihat hal itu, Calvin buru-buru melepas pelukan Mariana. "Apa yang kau lakukan Mariana?"

"Apa yang ku lakukan? Tentu saja aku merindukanmu Calvin. Aku baru pulang dan langsung ke sini karena merindukanmu. Tapi kau sepertinya tak menyukai kedatanganku."

"Ya kau juga, kenapa tidak langsung pulang saja? Kenapa malah datang ke sini? Ini juga masih sangat pagi. Kau mengganggu pagiku. Sudah sana pulanglah. Aku ingin tidur lagi."

"Tapi aku masih merindukanmu. Kita sudah lama tidak bertemu Calvin. Sekarang kau malah mengusirku." ucap Mariana yang hendak memeluk Calvin lagi, tapi Calvin menahannya.

"Aku tak peduli. Pergilah aku mengantuk. Pulanglah sana." Calvin mendorong pelan tubuh Mariana dan ia tutup pintu kamar segera. "Sial! Ellice jadi melihatnya kan. Apa dia marah padaku? Aah.. kenapa harus di saat Mariana memelukku?"

Calvin berjalan dengan cepat menuju tempat tidurnya. Di ambilnya ponsel yang tertutup bantal. "Ellice, dia bukan siapa-siapaku. Kau jangan salah paham." ucap Calvin pada pesan yang ia kirimkan pada sang pujaan hati.

"Eh kenapa aku mengirim pesan seperti ini?" Calvin segera menghapusnya. Namun Ellice sudah terlanjur membacanya. "Tapi Ellice mana mungkin cemburu? Dia tidak mungkin cemburu pada Mariana kan?"

Sementara di dalam kamar, Ellice nampak terdiam di balik pintu setelah ia melihat Calvin di peluk seorang wanita yang ia bahkan belum pernah lihat sebelumnya.

"Siapa yang teriak-teriak sayang?" tanya Channing yang baru saja keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambut dengan handuk. Ellice segera sadar dan mendekat pada sang suami.

"Ah, itu.. sepertinya ada tamu. Entahlah." Ellice mengajak suaminya duduk, dan membantunya mengeringkan rambut.

"Tamu? Siapa?"

"Aku juga tak mengenalnya. Sepertinya tamu Calvin. Ia memeluk Calvin tadi saat di depan kamarnya." dengan mulutnya yang mengerucut, Ellice mengintip ponselnya yang bergetar.

'Siapa yang salah paham? Aku tidak salah paham.' ucap Ellice dalam hati yang membaca pesan dari Calvin. Dia tak ingin membalas pesan itu. Ponselnya ia balik dan kembali melakukan tugasnya.

***

Usai bersiap, Channing dan Ellice menuju ruang makan. Dari jauh Ellice melihat wanita yang memeluk Calvin duduk di bawah.

"Mariana? Kau sudah pulang?" Ellice langsung menoleh ke wanitavyang ia lihat tadi ketika suaminya mengenal wanita itu juga.

"Kakak.. Apa kabarmu?" Mariana segera mendekat dan berhambur memeluk Channing. "Calvin jahat sekali kak. Dia malah masuk lagi ke dalam kamarnya." jawaban Mariana membuat Ellice tersenyum samar tanpa ada yang melihat.

"Kapan kau pulang dari New York?" tanya Calvin lagi. 'Calvin jelas tak suka denganmu. Kau terlalu aktif Mariana.'

"Aku baru tiba hari ini kak. Dan langsung ke sini karena merindukan Calvin." ia lepas pelukannya pada Channing dan melirik Ellice yang berdiri di sebelah mereka.

"Siapa dia kak? Oh iya, istrimu mana? Aku ingin bertemu dengannya."

"Dia Ellice, istriku." jawab Channing yang merangkul Ellice dan mengecup puncak kepala istrinya. "Kenalkan, dia istriku."

"Hay Ellice, aku Mariana. Calon adik ipar kakak." Rasa tak suka seketika muncul saat kata 'calon adik ipar di sebutkan. Rasa sakit itu muncul di hatinya mendengar hal itu. Membuat dadanya terasa sakit.

Bagaimana bisa Calvin memiliki calon istri tapi ia tak pernah mengatakan apapun padanya selama ini. Hatinya sakit sekali mendengarnya.

"Ellice." jawab Ellive ramah.

"Ayo kita sarapan. Kau belum sarapan kan? Sarapan bersama saja sekalian. Ayo." mereka langsung menuju kamar makan.

Selama itu, Ellice hanya diam saja. Hatinya masih nyilu. Meski sang suami dan Mariana mengajaknya bicara, Ellice memilih untuk sibuk dengan hatinya sendiri. Mengobati dari luka yang terbuka.

Hingga beberapa saat kemudian Calvin turun dan mendapati Ellice melengos menghindari tatapannya dengan bermuram durja.

'Apa Ellice benar-benar marah padaku? Pesannya juga belum di balas.' ucap Calvin dalam hati. Tatapan Ellice juga tak terlihat seperti biasanya.

"Pagi Calvin, sini duduk di sebelahku." Mariana langsung berlari dan bergelayut manja di lengan Calvin. Membuat Ellice semakin panas dan hatinya kian menjerit.

"Apa yang kau lakukan?" Calvin melepaskan tangan Mariana yang menempel, tatapannya setia melihat Elice. Ia mengira pasti Ellice salah paham lagi dengannya. 'Kenapa harus ada Mariana sih?'

Ketika tatapan keduanya saling beradu, Calvin mengisyaratkan kepalanya menggeleng. Namun sepertinya Ellice tak mempedulikannya. Ia malah pergi ke dapur untuk membawa piring kotor suaminya.

"Kemarilah Calvin. Kau tak suka aku datang? Aku masih merindukanmu. Lagi pula kau bagaimana tega sejahat ini dengan calon istrimu sendiri?"

Prang...

"Sayang kau tidak apa-apa!?"

"Ellice kau tidak apa-apa?"

Keduanya berhambur mendekat pada Ellice yang memecahkan gelas di dapur.

"Sayang hati-hati, sudah jangan di bersihkan. Aku suruh bibi saja nanti. Kau tidak apa-apa kan?" Ellice cepat menggeleng dan diam tanpa kata. Wajahnya juga menunduk tak ingin melihat siapapun, karena genangan air mulai menganak di sudut matanya.

"Ell--"

"Kau sudah mau berangkat kan sayang? Aku antar ke depan ya?" tanpa mempedulikan Calvin, Ellice segera memotong ucapan Calvin. Ia dan Channing menuju depan untuk mengantar sang suami.

"Kalau begitu aku berangkat dulu. Kalian lanjut sarapan saja." ucap Channing dan membiarkan istrinya menarik tangannya keluar.

Sedangkan Mariana bingung kenapa keduanya sepanik itu. Dan malah pergi meninggalkannya.

"Calvin, ayo kita lanjut sarapan."

"Aku akan berangkat kerja. Kau kalau mau pulang, pulang saja."

"Tapi Cal.. Apa aku boleh minta antarkan pulang sekalian kalau gitu?"

"Aku akan menyuruh sopir untuk mengantarkanmu pulang. Aku hari ini banyak pekerjaan. Tak sempat bermain denganmu." Calvin langsung menyusul kakaknya dan meninggalkan Mariana sendiri.

'Ellice pasti salah paham dengan ucapan Mariana. Aarrrghh shit!'

Ketika Channing sudah berangkat, Calvin segera mendekatinya. Dan menghalangi Ellice yang ingin masuk ke dalam rumah.

Iya menarik tangan Ellice. "Ellice, aku bersumpah tak ada hubungan apapun dengannya. Kau jangan salah paham. Aku berani bersumpah padamu." ucap Calvin dan Ellice tak lagi peduli. Ia melepas tangan Calvin dan masuk begitu saja ke dalam rumah.

"Ellice please, percayalah padaku." Ellice mendengar ucapan Calvin samar-samar dari jauh. Ada senyum simpul yang menghiasi. Namun ia tetap tak ingin mendekat pada Calvin dan memilih pergi meninggalkan Calvin.

"Aaarrggh!" Calvin meninjukan kepalan tangannya ke udara. "Sialan!"

Sementara Ellice yang sudah di kamar sudah senyum-senyum sendiri karena penjelasan Calvin jika dia tak ada hubungan apapun dengan Mariana. Seperti angin segar yang menyejukan untuknya.

Tapi tetap saja, membuatnya kesal. Jejak sakit di hati masih terasa. "Siapa dia sebenarnya? Kenapa mengatakan jika dia calon istri Calvin?"

Follow ig Author ya @frayanzstar