Chereads / Cinta di antara dua Mafia / Chapter 21 - Morfin yang di rindukan

Chapter 21 - Morfin yang di rindukan

"Eeehhmm Cal! Ehm..." ketika batang keperkasaan milik Calvin melesak masuk, Ellice hanya bisa menutup mulut. Menahan suara desahannya agar tak terdengar keluar.

Masih sama. Masih seperti awal Calvin melakukannya. Sempit dan begitu nikmat. Morfin yang selalu ia rindukan. Hatinya begitu liar merasakan bahagia kini dalam pelukannya.

Betapa kejam dua orang ini. Mereka begitu menikmati, saling memberi dan menerima. Namun sang suami hanya terdiam tak bisa melakukan apa-apa. Suami mana yang tidak akan hancur hatinya jika mengetahui apa yang sebenarnya telah terjadi?

Calvin mendiamkan sejenak miliknya di dalam sana. Membiarkan mereka saling bercengkraman untuk melepas rindu, karena sudah terlalu lama, dua bulan tak saling menyapa. Hingga terasa milik Calvin mulai mendapat pijatan mematikan tanpa di minta.

Wajahnya memandang puas pada sang pemilik rumah. Air mata yang berjatuhan, ia kecup perlahan. Ikut merasakan antara bahagia dan penyesalan menjadi satu pada wanitanya.

Tempias kebahagiaan muncrat di wajah Calvin melihat pemandangan indah di depan mata. Menikmati malam dengan kehangatan nyata yang kini ia peluk.

'Apa yang sudah kau lakukan Ellice? Kau minta maaf tapi melakukan kesalahan berulang. Apa kau masih pantas di sebut seorang istri, hah?' jerit Ellice yang memberontak dengan batinnya.

Kenapa ia di hadapkan pada posisi ini? Kenapa harus ia yang terjebak dalam cinta kedua kakak beradik?

"Ehmm..mm.." Calvin mulai menggerakkan miliknya keluar masuk dengan perlahan, membuat suara desahan indah mendayu keluar di lisan Ellice. Ikut merasakan betapa indah rasa yang mereka dapat. Bermadu kasih dengan orang tercinta.

Lambat laun rasa geli mulai menjalar beriringan dengan aliran darahnya. Merambat ke segala arah, memenuhi ruang kosong. Meliuk dan membuat getaran hebat yang merajai tubuh.

Goyangan maju mundur, terus Calvin lancarkan. Hentakan melesak sempurna, namun tak membuat rahimnya berguncang. Karena Calvin tak ingin membuat calon bayinya merasakan tidak nyaman.

Dengan bibir yang tak pernah berhenti menikmati kelembutan bibir sang wanita. Membasahi serta menyapu bersih tanpa sisa bagian yang membuat candu.

"Ellice, aku mencintaimu Ellice. Love you more. Love you." racauan bahagia Calvin, teriak tanpa henti. Ungkapan perasaannya terus terlontar lewat lisan dan percintaan panas mereka malam ini.

Peluh mulai bercucuran. Memenuhi kulit, hingga terlihat semakin exotic di tubuh sang wanita. Membuat birahi Calvin kian meluap.

Hingga terasa gerakan meliuk dan arus listrik di tubuh Ellice mulai terasa. Calvin kian mempercepat ritme permainan. Menginginkan bersama-sama mencapai kepuasan. Menuju langit ke tujuh.

Beberapa menit kemudian, lahar panas saling bertabrakan. Mengeluarkan hawanya yang hangat, mampu membuat arus listrik bertegangan tinggi menyebar memenuhi tubuh mereka.

Calvin ambruk di samping tubuh Ellice dengan bibir yang bersentuhan dengan telinga wanitanya. Hembusan nafas terasa begitu berat masuk dalam telinga. Sesekali di kecupnya telinga itu. Hanya untuk sekedar mencium aroma cologne memabukkan milik Ellice.

Masih dengan nafas yang memburu, Calvin tak sampai hati melepas pelukannya pada Ellice. Ingin terus dalam posisi seperti itu. Memeluk wanita tercinta dalam keadaan polos, dengan menyebar kehangatan yang membuat rindu.

Tanpa tau apa yang telah terjadi di luar, sayup-sayup terdengar suara ketukan, yang membuat Ellice gematar ketakutan.

"Cal.. Calvin. Kau sudah tidur Cal? Apa Ellice sedang bersamamu? Cal?" teriak Channing dari luar yang mengkhawatirkan istrinya karena teror kunai yang baru saja terjadi.

Ellice reflek mengeratkan pelukannya dan menutup tubuh keduanya di dalam selimut. Ada senyum lucu dan ketegangan melihat Ellice seperti itu.

"Aku akan menemui kakak. Kau tetaplah di sini. Setelah aku keluar, kau mandilah. Aku akan mengajak kakak bicara untuk mengalihkan perhatiannya. Baru setelah itu kau keluar." Ellice cepat-cepat mengagguk tanpa bersuara.

Namun sebelum mereka berpisah, Calvin mendaratkan kembali bibirnya untuk menyentuh kening Ellice. Cukup lama dan berpisah di bibir mungilnya.

"Aku mencintaimu." air mata yang jatuh tak luput dari ciuman Calvin. Sekedar untuk menenangkannya. Senyum termanis saling terlempar dalam perpisahan malam ini.

Calvin hanya membersihkan miliknya dengan tisue basah dan menggunakan celana speedo serta jubah tidurnya. Kemudian ia segera keluar menemui kakaknya. Anggap saja Calvin adalah adik biadab.

"Ia kak ada apa?" tanya Calvin saat membuka pintu kamarnya. Dan di tutup kembali membiarkan Ellice untuk membersihkan diri.

"Kau sudah tidur? Maaf aku membangunkanmu. Kau tadi bertemu Ellice kan? Aku sedang mencarinya. Kenapa tidak ada ya? Aku takut terjadi sesuatu padanya." terlihat raut ke khawatiran di wajahnya.

"Ada apa memangnya kak? Kau begitu khawatir sepertinya?" tanya Calvin sambil berjalan ke ruang santai yang sedikit jauh dari kamar mereka.

"Aku belum melihatnya. Sudah aku cari. Tadi ada penyusup. Mereka juga mengirimkan surat ini padaku. Karena itu aku takit ada apa-apa dengan Ellice." Channing mengeluarkan untalan kertas di sakunya pada Calvin.

Saat membacanya, Calvin langsung menelan salivanya berat. Jelas dia tau ada rahasia apa yang sedang terjadi di dalam rumah. Tapi siapa yang mengetahui hal ini? Apa ini perbuatan paman Rohas?

"Kakak sudah meminta Jimmy dan yang lain untuk menemukan mereka? Kakak tidak kenapa-kenapa kan? Bagaimana ceritanya?" Calvin yang duduk bersantai langsung menegang dan duduk tegap membusung sambil melihat lekat manik mata sang kakak.

Barulah Channing menceritakan semuanya yang terjadi. Di waktu Calvin berpikir tentang siapa pengirim surat kaleng. Ia melihat Ellice yang keluar dari kamarnya. Mengendap melirik ke arahnya.

"Aku akan mencari tau siapa mereka. Kakak mulai sekarang harus extra hati-hati lagi. Aku akan kirimkan Seth untuk menemani kakak kemana pun pergi mulai besok."

"Aku tak apa Cal, ada Jimmy dan yang lain. Aku hanya khawatir dengan Ellice. Lebih baik Seth berjaga di rumah saja untuk menemani Shane."

Calvin nampak berpikir keras. Jika orang itu memang tau rahasianya dengan Ellice, maka yang di incar adalah sang kakak. Mereka akan mengadu domba kedua kakak beradik itu.

Tentang dirinya dan Ellice, maka cepat atau lambat rahasia mereka akan terkuak. Ini yang membuat Calvin sedikit gusar. Ia harus segera mencari cara untuk menahan informasi masuk ke telinga sang kakak dan anak buahnya. Sebelum ia menemukan cara untuk mengatakan sendiri apa yang terjadi.

Itu artinya secepatnya Calvin harus konsultasi dengan Antony tentang masalah penyakit jantung kakaknya. Atau semuanya akan terlambat.

"Lebih baik kakak tidur saja. Aku yang akan mencari Ellice. Aku akan mengurus semuanya. Biar aku temui nanti anak-anak untuk menanyakan perkembangannya. Kakak tak perlu cemaskan apapun. Fokus pada dirimu saja."

"Terima kasih Cal. Kau selalu berhasil menjadi seorang adik untukku." Calvin mengulas senyumnya mendengar kata adik. Dia adik yang tak berperasaan. Adik yang menghancurkan hidup kakaknya sendiri.

Setelah melihat kakaknya masuk, Calvin segera mencari Mario.

"Mario, cari tau siapa penyusup yang baru saja memasuki rumah. Cari tau diam-diam. Jangan sampai Jimmy mengetahuinya lebih dulu. Aku rasa ini perbuatan paman. Mungkin balas dendamnya akan segera di mulai. Dia ingin hubunganku dengan kakak menjadi tidak baik."

"Baik tuan. Saya akan segera memberikan kabar ini setelah tau siapa di balik kejadian malam ini. Ada lagi yang perlu saya kerjakan tuan?"

Tampak senyum samar Calvin berikan pada Mario. Di lihatnya kanan dan kiri. Melihat situasi aman atau tidak untuk bicara.

"Aku akan segera menjadi seorang ayah Mario." Mario tersenyum dan memeluk Calvin. Meski terlihat lancang. Ia tak tau bagaimana caranya mengungkapkan jika dirinya ikut bahagia.

"Maafkan saya tuan. Tapi saya ikut bahagia. Selamat untuk anda tuan Calvin."

"Terima kasih Mario. Kau ta.."

"Selamat tuan. Maaf saya ikut mendengar kabar baik ini. Maaf sekali lagi tuan. Tapi selamat untuk anda. Kami ikut senang." Ethan ikut bergabung dan mengucapkan selamat pada Calvin.

"Lalu apa yang akan anda lakukan setelah ini tuan?

Follow ig Author ya @frayanzstar