"Mas.. Ayo bangun ih," ucap Erina membangunkan Arion yang tidur kembali setelah melaksanakan sholat subuh berjamaah.
"Hem.. Lima menit lagi Rin," balas Arion dengan malas.
"Iya sudahlah. Erina pergi belanja sendiri saja. Habis suami Erina belum bangun tidur. Ngeselin kan," geeutu Erina sembari mengambil hijab di lemari.
Belanja?
Arion yang mendengar samar istri kecil nanti mungil tengah menggerutu lantas bangun dari tidur ketika menyadari sesuatu yang hampir dilupakan oleh Arion. Ya. Arion telah berjanji dengan Erina untuk mengantarkan Erina belanja sayur mayur segar di pasar tradisonal.
Pasar tradisional?
Astaghfirullah..
Arion mengusap wajah dengan kasar ketika membayangkan dirinya tengah berada si pasar tradisional yang kumuh dan becak. Selama ini Arion tidak pernah menginjakan kaki di pasar tradisional. Arion hanya mengunjungi pasar modern atau supermarket yang bersih dengan pendingin ruangan yang menyejukan pengunjung.
Erina menyipitkan mata ketika melihat Arion tengah mengusap wajah kasar seperti oenag tengah frustasi. Erina menghampiri Arion untuk berpamitan.
"Pak Arion.. Erina pergi belanja dulu iya. Kalau Pak Arion masih ingin tidur tidak apa-apa. Erina sudah biasa sendiri kok. Ok," ucap Erina sengaja menggoda Arion tanpa ekspresi
Arion tercengang mendengar panggilan Erina kepadanya pagi ini. Lantas Arion turun darii tempat tidur melopat untuk mengajar Erina yang tengah berjalan menuju pintu kamar.
"Rin.. Tunggu.." Arion berteriak memanggil Erina namun Erina mengacuhkan Arion
Erina terus melangkahkan kaki keluar dari kamar Arion. Erina ingin membalas dendam kepada Arion dengan sikap Arion semalam yang memaksa menggendongnya sehingga mengganggu kesehatan jantung.
"Awww.." Arion terpaksa berakting jatuh kesakitan untuk menghentikan langkah Erina
Berhasil..
Arion melihat Erina menghentikan langkah ketika mendengar suara rintihan Arion.Eeinaembalikan tubuh untuk melihat ke arah Arion.
Astaghfirullah..
Erina terkesiap melihat Arion terjatuh di samping sofa yang berada di kamar snegan memegang bagian lutut. Erina berlari kecil menuju ke arah Arion.
Akting dimulai!
Arion mengadu kesakitan dengan suara yang dibuat seperti tengan benar-benar merasakan sakit agar Erina percaya dengan akting Arion. Erina mengusap lutut Arion sembari memberikan pijaatan lembut dengan tulus. Arion menatap lekat smag istri ayng benar-benar percaya jika Arion terjatuh. Arion merasa bersalah terhadap isang istri lalu Arion meraih tangan Erina yang masih memijat lutut Arion.
"Rin.. Sudah iya.. Mas tidak apa-apa kok," ucap Arion
"Tidak apa-apa bagaimana. Mas kan jatuh. Sebentar.. Erina amb minyak urut dulu," balas Erina hendak berdiri namun dihalangi oleh Arion
Grep..
Arion mendekap pinggang ramping Erina lalau menumpukan dagu di bahut Erina. Tubuh Erina membeku saat Arion mendekap tubuhya.
"Maafin mas, Rin. Mas becanda Rin. Mas tidak beneran jatuh," tukas Arion jujur
Duarrrr..
Erina tersentak dengan pengajuan jujur Arion. Erina yang tengah mencoba menikmati dekapan hangat Arion lantas membalikan tubuh menatap ke arah Arion dengan mengulum senyuman manis.
"Iya mas.. Erina tahu mas becanda. Tidak mungkin kan seorang Arion lawan mudah terjatuh. Buktinya mas masih bisa bertahan walaupun semua harta telah diambil papa. Mas orang hebat. Laki-laki kuat. Tidak seperti Erina yang hanya remahan rengginang mas," balas Erina berubah sendu
Arion mengusap wajah Erina yang tampak mendung dengan kabut di mata indahnya, "Please.. Jangan menangis Rin. Mas benar munga maaf jika becanda keterlaluan. Mas tidak ada maksud menyakiti kamu, Rin," sambung Arion
Erina melepaskan tangan Arion dari wajahnya lalu menghapus air mata yang menetes di wajah dengan telapak tangan sembari mengalihkan tatapan ke arah lain. Ada yang terasa nyeri di hati Arion melihat Erina menangis akibat perbuatan yang dilakukan dengan sengaja. Namun Arion tidak memiliki niat untuk menyakiti hati Erina. Arion menangkup kedua sisi wajah Eeian dengan telapak tangan yang besar.
"Please.. Kamu jangan seperti ini Rin. Mas minta maaf Rin. Mas minta maaf yang sebesar-besarnya smaa kamu, Rin." Arion mengunci manik mata Erina yang masih tampak berkabut
"Wah.. Pengantin baru jam segini masih nyosor. Hargai jiwa jomblo ini donk."
Suara bas Natan memasuki indera pendengaran Arion dan Erina. Lantas Arion dan Erina mengapa ke arah Natan yang menunjukan cengiran khas seorang Natan. Erina mengerutkan dahi melihat Natan berada di dalam apartemen Arion. Erina menatap Arion dengan penuh tanda tanya. Mengertu akan arti tatapan yang ditujukan Erina, lantas Arion menerima penjelasan kepada Erina.
"Sorry.. Mas lupa memberitahu kalau Natan dulu mas kasih kode akses masuk apartemen. Tapi kode akses kamar kita Natan tidak tahu Rin. Kita akan aman tanpa diganggu oleh Natan kalau lagi di kamar," ucap Arion sembari menggoda Erina
Erina memdelikan mata tajam ke arah sang suami. Arion menggaruk tengkuk yang tidak gatal saat mendapat delikan maut dari Erina. Natan yang awalnya memutar bola mata malas melihat sikap Arion ke Erina lantas tergelak kencang ketika Arion menunjukan sikap takut kepada Erina. Arion menghunuskan tatapan tajam ke Natan yang seketika langsung terdiam. Erina memperhatikan interaksi dia sahabat ituebaei mengulum senyuman.
"Kita jadi survey tempat usaha kita kan Natan?" tanya Erina mengalihkan suasana
"Eh.. Kaya Rin. Jadi Rin. Aku kesini kan untuk membicarakan tentang ini. Gara-gara kalianain sosor jam segini aku jadi lupa kan," balas Natan
"Iya Nat. Kau begitu aku mandi dulu. Kamu ngobrol saja smaa bos kamu ini. Kalau kalian ingin n sarapan dulu, nasi dan lauk sudah siap di meja makan. Satu lagi Natan. Aku lupa. Tolong ajarkan bos kamu agar tidak nyosor pagi-pagi," ujar Erina berjalan menuju ke dalam kamar mandi
Natan kembali tergelak kencang setelah Erina masuk ke kamar mandi. Arion memilih diam tidak menanggapi gelak tawa Natan.
"Aku tidak menyangka kalau Erina lucu juga iya Ri. Kalau aku tahu Erina begitu kemarin aku embat dulu tuh Erina," gurau Natan yang langsung mendapat tatapan menghunus tajam dari Arion
***
Arion, Erina dan Natan telah berada si loaksi yang menjadi pilihan terakhir Natan untuk usaha yang akan dirintis oleh mereka. Tempat yang lais, nyaman dan strategis ini menjadi bahan pertimbangan Natan sebelum mengambil keputusan. Natan telah melakukan survey ke beberapa tempat namun Natan merasa tidak menemukan tempat yang cocok untuk usaha mereka.
Setelah melakukan diskusi beberapa saat, mereka memutuskan untuk menyewa tempat ini sebagai lokasi usaha mereka. Apalagi Erina merasa cocok dengan tempat ini. Strategis dan nyaman. Dua kata yang dilontarkan dari bibir Erina yang mendapat atensi dari Arion ketika mereka tengah berbicara dari jarak dekat. Rasa penasaran dalam diri Erina mulai tumbuh seiring kebersamaan mereka setelah menikah. Namun Arion tetap harus bersabar seperti apa yang telah dikatakan kepada Erina malam tadi.
Mereka melakukan negosiasi dengan pemilik bangunan untuk mendapatkan sewa termurah. Mulut Arion menganga ketika melihat Erina melakukan negosiasi densn pemilik bangunan yang akan mereka sewa ini. Keluwesan dan tata bahasa yang baik dalam berbicara ditunjukan Erina melakukan negosiasi hari ini. Arion menatap penuh rasa kagum dan bangga kepada Erina. Hal yang sama dilakukan Natan ketika melihat Erina tengah melakukan negosiasi dengan pemilik bangunan.
"Kamu beruntung memiliki istri yang tidak hanya cantik tapi juga cerdas. Aku harap kami bisa menjaga dan membahagiakan Erina. Jangan pernah menyakiti hati dan perasaan Erina. Kalau kamu sampai melakukan hal itu, aku orang pertama yang akan memberi kamu pelajaran," tegas Natan