Chereads / Jodohku CEO / Chapter 22 - Kecupan Manis

Chapter 22 - Kecupan Manis

Arion masih menggelengkan kepala ketika teringat apa yang terjadi antara dirinya dan Erina malam tadi. Tingkah jahil dan absurd Erina membawa warna baru dalam kehidupan Arion yang terlalu monoton selama ini.

"Ayo.. Berangkat mas," ucap Erina menegur sang suami yang tampak tengah melamun di depan televisi.

Arion terkesiap mendengar suara Erina yang merdu di indera pendengarannya. Arion mengalihkan tatapan ke Kayra setelah mematikan saluran televisi yang tadi tengah ditonton.

"Tumben.. Tidak jahil lagi sama mas," goda Arion sembari mengambil kunci mobil di atas meja.

"Malas ah.. Kalau jahil kan dapat hukuman dari mas," balas Erina yang tengah mengenakan sepatu.

"Hukuman enak kan Rin." Arion kembali menggoda Erina.

Erina mengacuhkan Arion dan membuka pintu apartemen. Arion mengulum senyum dengan sikap Erina yang selalu membuat Arion tersenyum bahagia. Arion menyusul Erina yang telah berjalan terlebih dahulu ke arah tabung kapsul.

Arion memutar kemudi mobil meninggalkan apartemen menuju tempat usaha. Ya. Hari ini Arion, Erina dan Natan akan mendekorasi tempat usaha yang telah mereka sewa kemarin. Natan berangkat dari rumah mengendarai mobil sendiri. Mereka akan bertemu di tempat usaha.

"Mas.. Ini kurang deh bunganya," ucap Erina ketika melihat salah satu sudut ruang tempat usaha mereka.

"Tidak usah ditambah bunga Rin. Sudah ada kamu yang lebih cantik dari bunga," goda Arion.

Erina berdesis dengan sikap Arion, "Eh.. Sejak kapan papa triplek seperti mas pandai menggombal?" Erina meledek Arion dengan sengaja dan tergelak lalu meninggalkan Arion yang masih membisu di tempat setelah mendengar ucapan Erina.

"Erina.." Arion berteriak memanggil Erina yang telah berada di dapur tempat usaha mereka.

Natan yang sedari tadi memperhatikan tingkah Arion dan Erina hanya menggelengkan kepala dengan sikap konyol mereka. Natan mengernyitkan dahi ketika melihat Arion menggoda Erina.

'Sejak kapan Arion bisa menggombal?' batin Natan.

Grep..

Arion mendekat tubuh Erina dari belakang yang tengah merapikan perlatan dapur. Erina membeku ketika menyadari ada tangan kelar berotot melingkar di atas perut saat ini.

"Kamu tidak bisa kemana-mana lagi Rin?" bisik Arion dengan smegaja meniup telinga Erina sehingga bulu kuduk Erina meremang

Erina masih membeku di tempat dan tidak berani membalikan tubuh menghadap Arion. Arion memutar tubuh Erina agar menghadap ke arah Arion. Arion menahan dengan ketika melihat ekspresi Erina ketakutan dnegam wajah pucat.

"Kamu sakit Rin?" Arion menyentuh kening Erina yang tidak panas.

Erina membisu tidak menanggapi ucapan Arion. Air muka Erina tampak pucat. Arion merasa khawatir melihat kondisi Erina saat ini.

"Rin.." Arion menggoyang bahu Erina karena Erina belum menanggapi ucapannya

Erina masih bergeming di tempat dengan tatapan kosong. Kekhawatiran Arion semakin bertambah melihat wakah Erina semakin memucat.

"Erina.. Rin.." Arion berteriak memanggil Erina

Erina menyadarkan diri saat mendengar suara bariton snag suami yang tampak panik, "Mas.. Kenapa panik begitu? Ada apa mas?" tanya Erina.

Arion menghela nafas kasar ketika Erina telah tersadar dari lamunan, "Kamu tidak apa-apa kan Rin?"

"Memang Erina kenapa mas? Erina baik-baik saja mas. Erina masih hidup. Erina masih sehat. Dan jangan lupa mas, Erina masih manis kan?" Erina menggoda Arion dengan candaan khas Erina.

"Kamu ini iya Rin. Habis bikin ormag panik bisa-bisanya sekarang kamu becanda begitu," ucap Arion kesal.

"Makanya jangan suka bikin orang kaget. Kalau Erina jantungan dan meninggal bagaimana mas?" sambung Erina yang langsung membelalakan netra ketika merasakan kembali benda kenyal menempel di atas bibir.

Emptttt..

Natan menghentikan langkah ketika matanya menangkap adegan dewasa di dapur. Natan dengan sengaja melanjutkan langkah kembali menghampiri Arion dan Erina untuk menggoda mereka.

"Astaghfirullah.. Maafkan Natan Ya Allah melihat adegan tidak senonog ini. Maafkan Natan Ya Allah mata Natan sore ini ternoda," ucap Natan dengan suara lantang.

Erina mendorong tubuh Arion dengan pelan ketika mendengar suara Natan tidak jauh dari tempat mereka berdiri saat ini. Arion dan Erina menatap canggung ke arah Natan yang tengah menahan senyuman.

"Ngapain kamu di sini? Mengganggu saja sih," ketus Arion.

"Ini kan tempat umum kali Ri. Wajar dong aku bolak balik. Kamu kalau mo ena-ena di kamar nanti malam dong. Jangan bikin aku iri," sambung Natan.

"Makanya cepetan menikah. Enak tahu." Arion sengaja jadi kompor mledug.

"Belum nemu jodoh. Kalau sudah menemukan jodoh pasti undangan pertama buat kalian kok. Ah.. Sudahkah.. Aku melanjutkan pekerjaan saja daripada disini panas hatiku." Natan sengaja memasang wajah cemberut lalu meninggalkan Arion dan Erina yang masih tampak canggung.

"Kamu sih mas. Main nyosor saja," ucap Erina sedikit sewot

"Tapi enak kan Rin. By the way first kiss kamu iya Rin?" seru Arion

Rona merah tampak di pipi Erina ketika mendengar ucapan Arion. Ya. Apa yang dikatakan Arion benar jika kecupan yang dilakukan Aeion itu first kiss Erina sehingga Erina masih tampak sangat kamu ketika berusaha mengimbangi kecupan Arion.

Senyuman manis mengembang dari kedua sudut bibir Arion saya mengetahui jika Arion yang mendapatkan kecupan pertama Erina. Arion tidak bisa memungkiri jika dilihat dari reaksi Erina ketika Arion mengecupnya terasa sangat kamu sehingga

Arion dapat degan mudah menebak jika kecupan Arion yang pertama untuk Erin.

Lalu bagaimana dengan Arion? Ya. Ini bukan first kiss Arion.

Lho kok bisa? Arion pernah mengecup pacar pertama dan satu-satunya ketika Arion masih duduk di bangku SMA.

Cinta monyet? Pasti. Karena Arion hanya menjalani hubungan selama satu bulan dengan pacarnya waktu sekolah itu. Waduh.. Arion menang banyak dong. Arion menang banyak. Tapi Erina harus bersyukur karena sejak peristiwa itu Arion benar-benar menjaga jarak dari makhluk yang bernama kaum hawa. Arion masih perjaka tinggi tinggi Erina.

Arion, Erina dan Natan memutuskan untuk makan malam bersama di luar setelah mendekorasi tempat yang akan menjadi usaha mereka. Arion dan Erina masih tampak canggung ketika bertemu dengan Natan yang terlihat santai seakan telah melupakan apa yang dilihatnya sore tadi.

"Kamu pesan ini saja Rin?" tanya Arion kepada istri yang duduk di sampingnya ketika melihat pesanan Erina.

"Iya mas. Erina masih kenyang," jawab Erina.

"Iyalah jelas masih kenyang. Kalian kan habis saling nyosor begitu. Kenyang batiniah iya kan Rin?" Natan kembali menggoda Arion dan Erina dengan menaikturunkan alis.

"Kamu kalau menggoda kita terus, malam ini kamu yang bayar makan iya Nat," balas Arion mengeluarkan senjata andalan yang ditakuti Natan yakni mengeluarkan uang untuk orang lain kecuali keluarga Natan.

"Aku becanda kali Ri. Jangan ditanggapin serius begitu ah Ri. Aku akan mendoakan kalian selalu semoga murah rejeki dan cepat dapat momongan yang tampan, cantik dan tampan," imbuh Arion.

Uhuk..

Uhuk..

Uhuk..

Erina terbatuk mendengar ucapan Natan yang mendoakan mereka. Natan mengernyitkan dahi saat melihat ekspresi Erina setelah ucapan Natan selesai. Natan menyipit curiga ke arah Arion dan Erina.

"Jangan bilang kalian belum melakukan malam pertama."

Jeder..