Chereads / Jodohku CEO / Chapter 21 - First Kiss

Chapter 21 - First Kiss

Natan memicingkan mata saat melihat Arion dan Erina yang menghampiri tanpa membawa barang belanja yang telah dicatat oleh Erina. Natan seketika mengatupkan bibir tidak jadi bertanya kepada Arion saat melihat Erina menggelengkan kepala ke arah Natan. Apalagi air muka Arion tampak berbeda dari sebelumnya. Erina mengajak Arion dan Natan kembali ke rumah.

"Kamu tidak usah masak untuk makan siang, Rin. Kita pesan makanan saja untuk makan siang bertiga," ucap Arion ketika melihat Erina melangkahkan kaki menuju ke dapur.

Erina menghentikan langkah kaki lalu membalikan tubuh ke arah Arion yang tengah duduk bersama Natan di ruang tengah, "Iya mas."

"Nat.. Kamu saja yang pesan makanan. Apa saja bebas. Aku lagi malas pesan," pinta Arion.

"Iya Ri." Natan mengeluarkan ponsel yang berada di saku baju lalu memasuki aplikasi online untuk memesan makan siang.

Erina duduk di samping Arion yang masih tampak penuh amarah setelah bertemu dengan papa Naren dan Rika di pusat perbelanjaan. Erina memilih diam dan tidak ingin menganggu Arion saat ini. Erina menatap lurus ke layar televisi yang tengah menayangkan sebuah film action kesukaan Erina.

Beberapa saat kemudian makanan pesanan mereka telah dihidangkan oleh Erina. Mereka menikmati makan siang dengan suasana hening di apartemen Arion setelah hari ini menunda rencana belanja keperluan rumah makan mereka akibat bertemu dengan Naren dan wanita rubah itu.

***

Erina memandang Arion yang tengah berdiri di pembatas balkon kamar apartemen. Tatapan Arion menerawang lurus ke depan tanpa gerak tubuh sama sekali. Erina berjalan menuju ke balkon sembari membawa dua cangkir cokelat panas di tangan lalu meletakan cokelat panas itu di atas meja.

"Mas.." Erina mendekap tubuh Arion dari belakang sehingga Arion tekesiap.

Arion terkesiap ketika melihat sepasang tangan mungil melingkar di pinggang. Arion melengkungkan kedua sudut bibir membentuk bulan sabit ketika tangan mungil itu mendekap pinggang Arion dengan erat. Arion mengusap tangan Erina yang berada di atas perut tanpa membalikan tubuh. Arion ingin menikmati lebih dalam lagi dekapan sang istri yang baru pertama kali dirasakan itu. Arion memejamkan mata lalu menghirup udara pelan sbari menikmati pa yang kini tengah dirasakan oleh Arion. Sedangkan masih mendekap sang suami lalu menempelkan kepala di punggung sang suami yang lebar. Erina mengerti apa yang kini tengah Arion pikirkan sehingga Erina memberanikan diri untuk mendekap suaminya agar bisa lebih tenang. Toh mereka telah sah menjadi suami istri dan halal. Jadi tidak ada salahnya bukan jika Erina mendekap Arion terlebih dahulu atau agresif untuk malam ini. Untuk kedamaian jiwa sang suami yang tengah gundah gulana setelah bertemu dengan papa Naren siang tadi.

Setelah merasakan cukup akan dekapan hangat Erina, Arion membalikan tubuh menghadap Erina. Jantung Erina berdetak dengan kencang ketika Arion membalikan tubuh lalu menatap Erina dengan lekat. Arion mengunci manik mata Erina sehingga debaran jantung Erina semakin terasa kencang. Erina membeku dengan tatapan Arion saat ini. Arion mendekap tubuh mungil sang istri dengan erat mencoba meluapkan perasaan yang tengah dirasakan oleh Arion.

"Erina.. Terima kasih untuk semua pengertian kamu. Mas minta maaf untuk hari ini. Mas malu sama kamu dengan sikap papa." Arion berucap dengan nada terisak.

Erina merasakan bahunya basah ketika Arion menundukan kepala di sana. Erina terhenyak dengan apa yang tengah tengah terjadi. Arion menangis dibahu Erina? Sungguh. Erina tidak pernah menyangka jika seorang Arion bisa selemah ini. Arion yang Erina kenal sebagai atasannya itu seorang yang dingin, datar dan kaku ternyata memiliki jiwa lemah seperti ini.

Erina mengusap punggung lebar sang suami dengan lembut, "Mas.. Sudah kewajiban Erina sebagai istri harus menenangkan suami saat suami Erina tengah bersedih. Bukannya kita sudah berjanji akan selalu ada ketika pasangan kita dalam keadaan apapun mas? Suka atau duka?" balas Erina lembut.

Arion menganggukan kepala yang masih berada di atas bahu Erina sebagai jawab ucapan Erina. Erina mengulas senyuman hangat yang tidak akan dapat dilihat oleh Arion dmegan posisi mereka saat ini. Tangan mungil Erina masih mengucap lembut punggung Arion yang sedikit bergetar itu.

"Masa seorang Atlanta Arion Jadi putra selemah ini saat melihat Pak Narendra siang tadi sih. Arion yang Erina kenal itu seorang yang datar, dingin dan acuh dengan apapun yang mengganggu dirinya lho," lanjut Erina sembari meledek Arion.

Arion mengurai pelukan darin sang istri lalu menangkap kedua sisi wajah sang istri yang tengah mengulum senyuman, "Hem. Sudah berani meledek suami iya sekarang. Istri siapa sih ini?" ucap Arion dengan senyum tipis yang tampak terkembang di wajah tampannya.

Erina merasa bahagia telah berhasil menerbitkan senyuman di wajah sang suami walau masih senyum tipis. Paling tidak Erina merasa berhasil menjadi bagian dalam diri Arion yang bisa menenangkan Arion saat tengah bersedih.

"Istri mas dong. Memang yang kemarin mengajak menikah siapa? Siapa yang mengucapkan ijab qabul di depan penghulu? Mas bukan? Apa bayangan mas atau kembaran mas?" Erina menjawab disertai candaan renyah dengan harapan bisa mengalihkan perhatian Arion dari kesedihan yang tengah dirasakan.

Arion menjawil hidung Erina dengan gemas, "Iya istri mas dong. Mas tidak akan rela memberikan istri mas yang cantik dan baik ininke siapapun dengan alasan apapun. Mas beruntung bisa mendapatkan istri seperti kamu. Selain cantik, sholehah, baik dan pinter masak juga becandanya receh banget," sambung Arion.

Erina meringis menunjukan deretan gigi yang putih dan rapi itu. Walaupun ada perasaan canggung dan debaran di hati Erina yang masih terasa, namun Erina mencoba bersikap tenang dengan semua apa yang Arion ucapkan.

"Ah.. Mas suka berlebihan deh. Erina tidak seperti itu mas. Erina kan Cuma gadis kampung yang ---" Erina menghentikan ucapan ketika merasakan ada benda kenyal menempel di atas bibirnya.

Erina seketika terbelalak melihat apa yang dilakukan Arion di atas bibir Erina. Ya. Arion mengecup bibi Erina walau hanya kecupan ringan di atas bibir Erina tanpa masuk ke dalam rongga mulut Erina karena Erina belum merespon kecupan bibir Arion dengan membuka mulut.

Emppttt..

Arion melepaskan kecupan di bibir Erina ketika merasakan Erina kehabisan nafas. Erina meraup oksigen dengan nafas yang masih terengah-engah akibat kecupan Arion yang mendadak malam ini. Udara malam yang terasa dingin kini tidak dirasakan oleh sepasang suami istri yang tengah saling menatap. Ups.. Bukan menatap namun Erina melototkan mata ke arah sang suami yang tengah tersenyum menatap ke arah Erina.

My fist kiss..

Erina mengusap bibir yang baru saja mendapatkan kecupan manis snah suami dengan perasaan yang tidak menentu. Jantunganya bertalu-talu dengan keras dan lancang ketika Arion mengambil kecupan pertamanya.

"Makanya kalau bicara yang benar Rin. Jangan suka menggoda mas kalau tidak ingin mendapatkan hukuman dari mas." Arion menaikturunkan alis menggoda Erina yang masih melotot ke arah Arion.

Cup..

Erina memberanikan diri membalas Arion dengan mengecup bibir Arion sekilas sembari menjijitkan kaki lalu meninggalkan Arion dengan tteegekak kencang. Arion membeku di tempat dengan sikap sang istri.

"Satu sama mas.."

Hahahahahahahaha..