Kamu adalah teman terbaikku. Bertemu denganmu adalah anugerah terindah yang telah Tuhan beri.
Hari ini adalah hari pertama gue manggung lagi setelah beberapa hari memutuskan untuk rehat sejenak karena kelelahan. Akhir-akhir ini memang jadwal padat sekali. Setiap akhir pekan pasti keluar kota. Alhamdulillah bakat gue bermain musik membawa berkah.
Iya, ini adalah hobi gue sejak kecil. Memainkan berbagai jenis alat musik. Mulai dari gitar, piano, biola bahkan drum. Dan ketika gue mulai masuk SMA, gue coba ikut band sekolah. Sampai sekarang sudah berjalan 3 tahun. Artinya sebentar lagi gue akan lulus SMA.
Karena sekolah gue fullday, jadi hari Sabtu dan minggu libur. Dan itu gue pakai untuk cari job manggung. Entah gue sebagai pemain musik atau bermain gitar sambil bernyanyi. Karena kebetulan gue juga bisa nyanyi. Hasilnya lumayan buat bantu bayar sekolah, meringankan beban Ayah dan Bunda.
"Arka... Besok sibuk nggak?"
"Iya nih. Kenapa?" Tanya gue agak penasaran.
"Ah... lo nih, sibuk melulu. Kapan punya waktu kumpul bareng temen-temen "
"Yah... Sorry banget. Gue udah terlanjur ambil job manggung nih di festival. Lumayan buat bayar SPP gue yang nunggak."
Dari raut mukanya, gadis ini sedang memikirkan sesuatu. Gue harap dia nggak memikirkan hal yang aneh-aneh seperti biasanya. Awas saja!
"Woy... Mikirin apa Lo?" Gue jentikkan jari tepat di depan mukanya.
"Heh... Enggak. Emm gini deh, Ka. Gue boleh ikut Lo manggung nggak?"
"Apa ini? Enggak, enggak! Yang ada nanti lo malah bikin pusing gue. Lo ribet orangnya. Enggak ah. Udah lo di rumah aja."
"Ah nggak asik lo. Gue janji deh nggak bakal ganggu lo. Gue bakal diem," pintanya dengan sedikit memohon.
"Enggak. Sekali enggak ya tetep enggak. Udah ah, gue mau pulang. Persiapan buat besok. Dan lo juga harus pulang. Nggak usah bawel!"
"Ya ampun resek banget nih orang."
"Elo yang resek."
Itulah sedikit gambaran kondisi ketika gue bersama dengan Naira. Meskipun dia adalah sahabat gue. Tapi kita selalu berdebat. Tiada hari tanpa perdebatan bagi kami.