Sejak gue keluar dari rumah dan memilih untuk kos, gue jadi lebih bisa menata hidup gue sendiri. Secara nggak langsung gue belajar memanage waktu jadi lebih baik. Nggak ketergantungan lagi sama Bunda. Meski awalnya harus berdebat dulu, tapi lama-lama Bundadari gue setuju juga. Dengan catatan setiap ada waktu luang, harus pulang. Dan karena sekarang hampir setiap weekend ada jadwal manggung, gue nggak bisa sering pulang. Tapi kami mengakalinya dengan video call setiap saat. Atau pernah juga Bunda hadir pas gue manggung dekat rumah.
Sabtu malam kebetulan gue menjadi pengisi acara di sebuah festival musik di Jakarta. Kebetulan juga gue didaulat sebagai penyanyi pembuka. Jujur, ini adalah pengalaman pertama gue nyanyi di acara besar. Biasanya hanya nyanyi di kafe atau lomba antar sekolah bersama dengan band SMA gue.
Melihat panggung gede dengan banyak lampu yang saling menyorot satu sama lain, bikin jantung gue semakin dag-dig-dug nggak karuan. Kebetulan lagi, acaranya outdor dan lumayan besar juga. Otak gue jadi membayangkan hal-hal yang aneh. Ya, misalnya pas mau naik panggung tiba-tiba gue terpeleset dan jatuh, atau pas nyanyi tiba-tiba sound mati. Lampu mati. Semuanya jadi gelap. Duh, nggak terbayang bagaimana jadinya.
Tepat pukul 20.00 acara dimulai. Setelah beberapa saat MC Ngobrol kesana-kemari, akhirnya nama gue dipanggil.
"Baik mari kita sambut dengan tepuk tangan yang meriah, ini dia Arka Derrien Mahendra." akhirnya nama gue dipanggil dengan lengkap. Dan benar tanpa kurang.
Enggak terlalu banyak yang menyambut dengan tepuk tangan sebenarnya. Karena memang, ya, gue belum setenar penyanyi-penyanyi top sekelas Anang Hermansyah atau Ahmad Dhani. Gue hanya penyanyi kafe yang sedang merintis karier di dunia yang lebih luas. Syukur-syukur ada yang kenal nama gue karena pernah berseliweran di youtube.
Kali ini gue menyanyikan dua buah lagu sekaligus. Pertama lagu Marcel Siahaan – Kau tak akan terganti, dan yang kedua lagu dari band favorit gue, Sheila on 7 – Anugerah terindah yang pernah kumiliki.
Lagu pertama sukses gue nyanyikan. Saat lagu kedua, Anugerah terindah yang pernah kumiliki. Entah kenapa, tiba-tiba dua orang sekilas muncul di otak gue. Bunda dan Naira. Ohmaigat... Cepat-cepat gue hapus bayangan itu dari benak gue.
"Arkaaaa.. Wuuuuu. Ayo Arka semangat Arka..."
Lebay sekali bukan? Seperti suporter sepak bola. Nyaring sekali suara perempuan itu. Terdengar sampai ke atas panggung. Dalam hati gue, kayak kenal dengan suara itu.
Melihat tawamu
Mendengar senandungmu
Terlihat jelas di mataku
Warna-warna indahmu
Selesai satu bait. Astaga gue lihat ada Naira berdiri di antara para penonton yang mau melihat penyanyi-penyanyi lain tentunya, bukan gue. Mungkin cuma Naira yang berdiri di sana dan mau melihat gue, hahaha.
Selesai menjalankan tugas, gue langsung pamit pulang kepada pihak penyelenggara. Tapi sebenarnya gue mau samperin si Naira. Mau gue interogasi. Bagaimana bisa dia sampai kesini? Sama siapa? Dan ya... Kalian bisa lihat nanti bagaimana kelanjutannya di cerita selanjutnya.