Hari-hari dilalui dengan baik oleh ibu satu anak ini, dia selalu memulai hari dengan senyuman yang indah. Membuat suasana rumah terasa lebih nyaman dari sebelumnya.
"Morning…," ucapnya sembari berjalan menghampiri memeluk dengan lembut dan mencium kening Nehan yang sedang menikmati makan paginya.
"Morning to mom…," Sahut Nehan.
"Sepertinya putra kesayangan mama sangat senang pagi ini,"
"Apa begitu terlihat di wajahku mom?" sahut Nehan yang terlihat sangat lahap menyantap makan paginya.
Sontak saja Gendis dan Bhanuwati yang berada di ruang makan saling bertatapan lalu bersama-sama tertawa setelah mendengar perkataannya. Tidak terpikirkan oleh mereka Nehan akan mengucapkan kata-kata itu.
"Dia memang terlihat sangat antusias pagi ini, mungkin karena hari ini dia akan memulai Swimmings school nya." Ucap Bhanuwati dengan senyuman bahagia.
"Syukurlah kalau dia menyukai rencanaku ini ma," ucap Gendis sembari membalas senyuman manis ibunya.
Anak laki-laki yang baru berusia lima tahun ini tumbuh dengan sangat baik, dia memiliki kecerdasan seperti ibunya dan ketampanan seperti ayahnya. Dia juga sangat aktif seperti anak-anak pada umumnya, dia selalu ingin tahu tentang hal-hal baru yang ada ditemuinya.
Nehan juga anak yang sangat ceria, bahkan butuh waktu berbulan bulan untuk membuatnya kembali ceria setelah kepergian ayahnya. Seolah anak ini memiliki trauma yang sangat mendalam, itu disebabkan oleh rasa kehilangan yang begitu besar sehingga membuatnya semakin sangat terpukul.
Untuk membuatnya kembali ceria dan melupakan kesedihanya, Gendis mendaftarkannya pada salah satu sekolah renang terbaik yang ada di kota Surabaya. Selain memberikan suasana baru untuknya, sebenarnya Nehan juga sangat menyukai renang.
"Baiklah, selesai breakfast kita segera berangkat dan kamu nanti akan bertemu dengan coach serta teman-teman baru disana," ucap Gendis.
Mendengar ucapan ibunya Nehan-pun langsung menganggukkan kepalanya sebagai tanda menyetujui apa yang dikatakannya.
"Sepertinya mama tidak jadi pergi menemani kalian," ucap Bhanuwati,
"Mama akan menunggu kalian dirumah saja!" lanjutnya.
"Kenapa ma? Apa mama sedang merasa tidak sehat?" ucap Gendis.
"Tidak, Mama hanya ingin bersantai dirumah saja, lagipula mama akan bosan jika duduk terlalu lama disana nanti" sahutnya
"Ok dech…," ucap Gendis singkat, dia mengetahui ibunya itu tidak tahan duduk terlalu lama karena memiliki masalah pada bagian pinggangnya.
Gendis dan Nehan yang sudah menyelesaikan makan paginya beranjak pergi menuju Swimming school dengan mengendarai mobil mewahnya.
Tampak raut bahagia diwajah Nehan, dia seolah tidak sabar ingin melihat Swimming school tempat dia akan berlatih renang, serta dia juga tidak sabar ingin bermain dengan teman-teman baru.
"Selamat pagi, saya yang sudah membuat janji dengan Coach Darwan untuk jadwal latihan pagi ini." Ucapnya pada recepcionist
"Sebentar ibu saya cek dulu," jawabnya sopan.
"Atas nama ibu Gendis?" Lanjutnya untuk memastikan apakah nama yang tertera sudah benar.
"Ya, benar mbak," Sahut Gendis.
"Mari bu saya antarkan menemui Coach Darwan," ajaknya sopan.
Mereka berjalan melewati memasuki gedung salah satu Swimming school ternama di Surabaya, setelah berjalan beberapa menit dan melewati beberapa ruangan tibalah mereka ditempat yang membuat Nehan sangat bahagia.
"Yeaaaa, Ma aku mau langsung berenang dengan mereka," ucap Nehan setelah melihat kolam renang dan beberapa anak seusianya yang sedang berlatih.
Setelah mengantarkan mereka recepcionist-pun berpamitan dengan sopan serta kembali melanjutkan pekerjaannya.
"Hai, Coach saya Gendis yang kemari berbicara lewat telpon," ucap Gendis kembali memperkenalkan dirinya.
"Dan ini Nehan anak saya," Lanjutnya menyelesaikan ucapannya.
"Baik bu, saya akan melatih Nehan dengan baik," ucap Darwan
"Hai…, Nehan, Apa kamu sudah siap untuk berlatih bersamaku?" lanjutnya menyapa anak laki-laki yang terlihat sudah tidak sabar itu.
"Siap Coach," teriaknya lantang dan sangat bersemangat.
"Sekarang ganti dulu pakaianmu dengan kak Nadia agar kamu lebih nyaman saat berlatih," Ucap Darwan sembari menunjuk salah satu pegawai Swimming School yang bertugas membantu para siswa ataupun siswi untuk mengganti pakaiannya.
"Ibu bisa menunggu Nehan di ruang tunggu sampai latihannya selesai," ucapnya kepada Gendis sembari menunjukkan ruangan tertutup dengan kaca yang terletak tidak jauh dari kolam berenangnya, sehingga masih bisa memandang dengan sangat jelas.
"Ooh…, Baik Coach, kalau begitu saya akan menunggu disana, terimaksih Coach!" Ucap Gendis,
Setelah menyelesaikan ucapannya, dia-pun berjalan menuju ruang tunggu yang sebelumnya telah ditunjukkan, ruang tunggu yang begitu bersih dan nyaman serta pelayanan yang sangat bagus dari Swimming School ini membuatnya merasa puas atas pilihannya.
Setelah hamper satu jam waktu latihan berlalu, dia mulai jenuh jika harus duduk saja didalam ruangan itu, matanya mulai mengedarkan pandangannya melihat seluruh sudut yang ada di tempat itu,
Tiba-tiba pandangannya terhenti pada seorang pria yang sedang berbincang dengan beberapa staff Swimming School ternama itu. Pria tampan dengan tinggi ideal serta bidang dada yang lebar mengenakan kemeja bewarna putih membuat auranya semakin terpancar.
"Mungkin itu adalah pemilik Swimming School ini," batinnya.
Gendis lalu kembali asyik dengan ponselnya, jemari lentiknya mulai memainkan ponsel yang ada di tangannya.
Dari kejauhan pria itu melihat Gendis yang duduk sendiri, dia merasa seperti mengenal gadis ini..
"Aku sepertinya pernah bertemu dengannya"batin nya
Tanpa berpikir panjang dia menghampiri gendis yang sedang duduk sendiri.
"Hai…," ucap Pria tampan ini menyapa
"Hai…," sahut Gendis
"Sepertinya kita pernah salih bertemu sebelumnya," ucap pria itu
Gendis yang merasa tidak pernah melihat ataupun mengenal pria ini merasa bahwa itu hanyalah alasannya untuk bisa bicara dengannya.
"Maaf, mungkin anda salah orang, atau mungkin banyak wajah yang serupa seperti saya!" jawabnya ketus.
Gendis bukanlah wanita yang senang berbasa basi apalagi kepada laki-laki yang sama sekali tidak dikenalnya.
"Apa kamu mengenal Manggala?" Ucap pria tersebut.
"Ya, saya mengenalnya, dia adalah suami sahabat saya," sahutnya dengan wajah bingung dan mengerutkan dahi seolah menyadari sesuatu.
"ternyata saya tidak salah orang," ucap pria tersebut
"Perkenalkan, saya Rayyan Danuja Wijaksana, kamu bisa memanggil saya Rayyan," lanjutnya menyelesaikan ucapannya.
Sembari menyodorkan tangannya untuk bisa berjabat tangan dengan wanita cantik yang saat ini berada di hadapannya.
" Aku Gendis," sahutnya singkat.
Dia mengingat pertemuan pertama mereka yang meninggalkan kesan tidak baik, sehingga dia sedikit malu untuk mengakui bahwa dialah wanita yang di maksud oleh Rayyan.
"Apa kamu sekarang sudah mengingatku?" Ucap Rayyan kembali,
"Maafkan kejadian waktu itu, sungguh aku tidak bermaksud untuk tidak sopan terhadapmu dan Manggala," Ucap Gendis dengan menundukkan wajahnya yang sudah terlihat memerah karena menahan rasa malu.
"Oh.., tidak masalah.. setiap orang punya ceritanya sendiri, mungkin waktu itu kami datang di saat yang tidak tepat," ucap pria tampan itu
"Kamu sedang menunggu siapa disni?" Tanya nya
"Aku sedang menemani putraku berlatih, untuk mengisi waktu luangnya dan juga agar dia menjadi lebih sehat," ucap Gendis.
"Aduhh, apa yang barusan aku katakana, menjadi lebih sehat? Apa apaan itu!" batinnya menggerutu karena merasa mengucapkan hal yang tidak penting.
"Mama, aku sudah selesai berlatihnya, mari kita pulang," ucap Nehan.
"Baik Sayang," jawabnya
"Baiklah Rayyan, aku harus segera pulang," ucapnya dengan sedikit gugup
"Ok, sampai ketemu di lain waktu," ucap Rayyan.
Setelah Rayyan menyelesaikan ucapannya Gendis dan Nehan beranjak pergi . dengan raut wajah yang bahagia Nehan menceritakan dengan sangat antusia pengalamannya berlatih kepada ibunya.