Diana begitu senang waktu Ryan menjenguknya di rumah sakit, dia pun langsung memeluk tubuh laki-laki itu tanpa malu.
Pintu kamar rawat Diana dikunci dari dalam oleh Ryan agar tidak ada orang yang masuk saat mereka bercakap-cakap seraya berpelukan untuk sejenak.
Untungnya, Andre dan Martha tidak langsung kembali ke kamar VIP. Sehabis makan siang, mereka melanjutkan pembicaraan tentang pernikahan Diana di kantin rumah sakit.
"Ma, kenapa Diana tadi menyebut nama laki-laki lain di depan kita? Aku tidak habis pikir dengannya."
"Mama juga tidak tahu," jawab Martha bingung.
"Jangan-jangan dia selingkuhan Diana, itu sebabnya kenapa Diana menolak menikah dengan Arya," imbuh Andre menerka-nerka.
"Kalau begitu, kita tanyakan saja pada Arya. Nanti sore aku akan mengundang dia makan malam di rumah. Kamu cari tahu makanan kesukaan Arya, ya," pinta Andre, tersenyum tipis.
"Beres, Pa." Martha senang karena Andre sudah bisa menerima Arya sebagai calon menantu mereka.
******
Dari balik kamar VIP, Ryan terus merayu Diana, menggodanya, dan mengajaknya masuk ke dalam jebakan Ryan.
Siang hari itu, mereka melakukan hal terlarang di rumah sakit tanpa sepengetahuan orangtua Diana dan para perawat yang bertugas di ruang VIP.
Ryan sangat keterlaluan, entah apa yang ada dalam pikirannya saat itu. Dendam, benci, juga cinta bercampur menjadi satu dan semuanya dia lampiaskan pada Diana.
"Ryan ... saya ingin menikah dengan kamu," ucap Diana pelan.
Ryan tersenyum licik, dia merasa telah memenangkan sebuah pertarungan bersama wanita yang akan menjadi istri dari CEO PT. Citra Buana Garment.
"Diana ... kamu sangat menarik dan cantik. Kamu itu cuma milik saya seorang, bukan milik Arya." Ryan merayu Diana.
Sejam kemudian, Ryan yang sudah puas bertemu dan bercakap-cakap dengan Diana, kembali ke Suryawirama untuk melanjutkan pekerjaannya. Sebelum kembali ke kantor, Ryan membisikkan sesuatu di telinga Diana.
"Dua bulan lagi kita menikah, Di."
"Terlalu lama kalau harus menunggu sampai dua bulan lagi, saya maunya minggu depan," rengek Diana manja.
"Putuskan Arya dulu, kamu jangan married dengan dia," tukas Ryan.
"Oke, tidak masalah," sahut Diana.
"Saya balik ke kantor dulu, ya. See you tommorow, Daag."
"Daag, Ryan."
Sesudah berpamitan kepada Diana, Ryan segera keluar dari rumah sakit dengan kemenangan di tangannya.
"Arya, kamu lihat nanti siapa yang akan memenangkan hati Diana. Tunangan kamu itu terlalu murahan, dia tidak pantas menjadi istrimu, ha ... ha," gumam Ryan saat dirinya berada di dalam sedan hitamnya.
******
Beberapa hari setelah pulang dari rumah sakit, Diana masih tetap harus meminum obat dan beristirahat sampai kondisinya benar-benar pulih.
Walaupun Diana memiliki riwayat penyakit lemah jantung, tetapi dia tidak mempedulikan kesehatannya sendiri. Diana cuma ingin menikah dengan Ryan dan segera putus dari Arya.
Rencana Diana untuk memutuskan Arya selalu terhalang oleh kedua orangtuanya, Mereka malah semakin mendekatkan Arya dengan Diana.
Dua bulan kemudian, ketika Arya sedang mempersiapkan acara kejutan untuk Diana di rumahnya, tiba-tiba Diana muncul bersama Ryan di hadapan keluarga mereka.
Arya memang mengundang Ryan ke acara itu karena ingin membuktikan bahwa dirinyalah yang memenangkan pertarungan dalam merebut hati Diana yang cantiknya seperti bidadari yang turun dari khayangan.
Sore yang cerah, dimana semua anggota keluarga Diana berkumpul di taman belakang rumah Arya di dekat kolam renang, begitu pula keluarga Arya sudah lengkap menghadiri pesta kecil-kecilan tersebut.
Wajah Arya tampak gembira dan bahagia karena sebentar lagi ia akan menikahi tunangannya di Pulau Bangka Belitung. Undangan pernikahan sudah tersebar, tempat resepsi, hotel, dan semuanya sudah siap.
Kedua adik perempuan Arya sengaja datang dari Inggris khusus untuk merayakan pesta kejutan yang dibuat Arya, sekaligus pesta pernikahannya akhir bulan nanti.
Ryan sangat bangga menggandeng lengan Diana di depan para tamu undangan rivalnya. Bagi Ryan laki-laki itu sekarang merupakan rivalnya, bukan lagi rekan bisnis Ryan Prawira.
Sesaat kemudian, Ryan dan Diana menghampiri Arya serta kedua keluarga mereka yang tengah berkumpul bersama sambil mengobrol satu sama lain. Lalu Diana berbicara dengan mantap dan lantang kepada Arya.
"Arya, perkenalkan ini calon suami saya, Ryan Prawira. Tiga hari lagi kita akan menikah di Hotel Azalea."
Deg! Jantung Arya berdegup kencang mendengar perkataan Diana yang begitu mengejutkan.
"Maksudnya apa ini?!" tanya Arya emosi.
"Arya, Arya ... kamu tidak tahu kalau dia sekarang sedang mengandung anak saya?" Ryan menatap sinis kepada Arya.
"Dua bulan lalu saya dan Ryan melakukannya waktu saya masih dirawat di rumah sakit, lalu berlanjut di rumah Ryan," ungkap Diana datar.
"Maaf sekali kalau Diana harus jadi milik saya dan bukan jadi istri kamu, jangan lupa datang ke pernikahan kami nanti." Ryan lalu mengeluarkan kartu undangan berwarna merah maroon dari dalam tas Diana, dan menyodorkannya ke tangan Arya.
"Sayang, ayo kita pergi dari sini. Saya mengidam ingin makan kue brownies," ujar Diana manja sambil mengelus-elus perutnya.
"Ayo, calon istriku yang cantik." Ryan mengecup kening Diana di hadapan Arya dan kedua keluarga Arya juga Diana, setelah ia memberikan kartu undangan pernikahannya pada rivalnya.
"Kak! Kenapa kamu diam saja melihat dia berkhianat di depan kamu?!" tanya Charlene murka.
Arya tetap tidak bergeming saat mengetahui semua kenyataan tentang Ryan dan Diana, dugaan bahwa selama ini Diana sudah berselingkuh di belakang Arya benar-benar terbukti.
Mereka pasangan yang tidak tahu malu dan tidak punya etika. Mereka pun beranjak dari taman menuju ke halaman rumah Arya yang luas, kemudian pergi ke kafe untuk menyantap Brownies Kukus kesukaan Diana sekaligus makan malam di kafe itu.
Pesta kejutan yang sengaja dibuat Arya pun gagal. Semua orang marah dan kecewa, Jimmy pun menyuruh Arya agar segera memutuskan hubungan bisnisnya dengan Ryan.
Semenjak pernikahan mereka batal, Arya berubah menjadi laki-laki yang tertutup dan pendiam. Setahun sudah berlalu, namun Arya masih belum bisa menghilangkan kekecewaan dan amarahnya terhadap Diana.
Di tempat lain, tepatnya di Kota Bogor, seorang wanita sederhana sedang melarikan diri dari pernikahan yang tidak diinginkannya. Pemberkatan pernikahan Lucia Pandora dan Kwak Kyung Joon pun terpaksa dibatalkan.
Setelah menikah dengan Ryan, ternyata Diana baru tahu jika dia sudah salah memilih suami, juga tidak pernah lagi memperhatikan kehamilan Diana dan masalah pada jantungnya.
Ryan berselingkuh di depan mata istrinya saat kandungannya berusia 6 bulan. Diana seketika pingsan, bayi mereka tidak dapat diselamatkan karena kondisi Diana begitu parah sampai harus masuk ICU.
******