Chereads / CEO's Revenge / Chapter 14 - Salah Memilih

Chapter 14 - Salah Memilih

Siang ini, Bertha dan Lucia hangout di mall sambil makan sate kambing kesukaan Lucia. Tetapi, dia tidak bisa menikmati hidangan yang tersaji di hadapannya. Lucia masih memikirkan apa yang akan terjadi, waktu dia pulang ke rumah nanti.

Bertha sesekali melirik ke arahnya, menebak-nebak apa yang sedang dipikirkan Lucia sekarang sambil meminum lemon squash yang menyegarkan.

Bertha kemudian segera menaruh gelasnya di atas meja, dia benar-benar penasaran pada temannya itu.

"Hmm ... Lus, kelihatannya kamu tidak berselera makan dari tadi. Katanya lapar, tapi kamu malah melamun sambil memegang sendok, menyuap nasi juga baru dua kali," timpal Bertha tiba-tiba.

"Saya ... saya masih memikirian masalah kemarin, Tha. Bagaimana reaksinya Kyung Joon sekarang ya? Apa dia masih marah pada saya atau sudah melupakan hubungan kita?" tanya Lucia bingung.

"Kalau soal itu, saya tidak mengerti. Saran saya, lebih baik kamu menjauhi dia dan jangan lagi memikirkan apapun tentang Kyung Joon." Bertha menasihati.

"Saya jadi tidak berselera makan. Ada rasa takut yang melingkupi pikiran saya, jantung saya berdebar-debar ... bagimana kalau dia sampai datang ke rumah saya? Saya mesti bagimana??" Lucia mendekati Bertha, lalu mengguncang-guncangkan lengan Bertha.

"Oke, kalau kamu merasa takut dengan Kyung Joon dan tidak tahu harus bagimana, saya akan menemanimu sampai ke rumah bahkan membantu membereskan semua pakaian kamu. Saya juga akan berkata padanya, kalau sebenarnya kamu tidak mencintai dia." Bertha berusaha menenangkan Lucia.

"Thanks before, Tha. Kamu memang teman terbaik saya dan sangat pengertian." Lucia akhirnya tersenyum lega.

"Ya sudah, kalau begitu cepat dimakan nasi dan satenya, nanti dingin dan rasanya juga tidak enak lho," balas Bertha.

"Oke, Bu."

Setelah bercakap-cakap sejenak, mereka kembali menyantap hidangan yang lezat dan harum itu. Saking pusingnya memikirkan Kyung Joon, Lucia sampai lupa mengenai si penguntit yang tadi berada di toko pakaian.

Arya disebut penguntit olehnya, karena Lucia pikir laki-laki itu adalah orang kepercayaan Kyung Joon, yang disuruh untuk mengawasi gerak-gerik Lucia.

Padahal, Arya bukan penguntit atau mata-mata Kyung Joon. Dia mengikuti kedua perempuan tersebut disebabkan rasa penasaran kepada Lucia yang seolah-olah dikenalnya.

Satu jam berlalu, mereka selesai makan siang lalu Bertha mengantar Lucia pulang ke rumahnya, sekaligus menemaninya menghadapi omelan keluarga Lucia.

Menjelang sore, Lucia dan Bertha sampai di depan rumah Lucia lalu memarkirkan sedan pinknya persis di belakang sebuah mobil berwarna hitam berkilat.

Jantung Lucia kembali berdegup kencang saat melihat mobil sedan itu terparkir di situ. Yang ia tahu, mobil tersebut adalah milik Kyung Joon, pria yang tinggal di Indonesia dan merupakan owner di tempat kerja Lucia.

Deg! Deg! What should i do?! Gosh, he is in here now! Lucia membatin, tiba-tiba wajahnya memucat saking terkejutnya.

Lantas, apa yang akan terjadi selanjutnya jika Lucia sampai masuk ke dalam rumah dan bertemu dengan Kyung Joon? Apakah orangtua Lucia akan memarahinya di depan pria itu?

Lucia terdiam selama beberapa saat, takut, panik, dan tidak tahu apa yang harus dilakukannya saat itu. Bertha juga tertegun melihat sebuah mobil berwarna hitam terparkir di depan rumah Lucia.

"Lus, i--itu mobilnya ...."

"I--iya, Tha. Saya mesti bagaimana sekarang? Saya bingung," balas Lucia, menatap temannya dengan serius.

"Sa--saya tidak tahu, apa sebaiknya kita pergi saja dari sini? Atau kamu mau saya temani masuk ke dalam dan bertemu dengan mereka?" tanya Bertha.

"Sebaiknya begitu, please temani saya masuk ke dalam. Saya tidak mau kalau sampai dia tiba-tiba marah dan bertengkar dengan saya." Lucia memohon pada temannya.

"Baiklah, kalau begitu saya akan menemamimu masuk ke dalam dan membelamu di depan mereka, jika itu memang diperlukan. Ayo, kita masuk." Bertha menggandeng tangan Lucia sekaligus meyakinkannya agar dia tidak takut menghadapi apapun yang akan terjadi nanti.

Tangan Lucia bergetar, wajahnya juga semakin pucat saat itu. Dia hampir tidak dapat mengendalikan rasa takutnya, meski sebenarnya Lucia tidak bersalah.

Akan tetapi, dari pihak keluarga dan Kyung Joon, Lucia tetap bersalah karena telah melarikan diri dari acara pemberkatan pernikahan pada Hari Minggu lalu.

Seharusnya, kalau memang dia tidak mencintai Kyung Joon untuk apa menikah dengan pria itu?

Beberapa menit kemudian, Lucia dan Bertha masuk ke halaman rumah Lucia sambil berharap bahwa nanti tidak akan ada perdebatan di antara mereka.

Kali ini, Bertha pasti dituduh sebagai seseorang yang sudah sengaja menyembunyikan Lucia di suatu tempat. Niat hati ingin membantu, akhirnya Bertha malah terlibat dengan masalah pribadi Lucia.

Ketakutan mereka menjadi kenyataan, sesampainya di ruang tamu mata orangtua Lucia langsung tertuju padanya. Wajah Pak Ronald dan Bu Vanya begitu masam.

"Selamat siang, Om, Tante," sapa Bertha sopan, jantungnya berdegup kencang ketika matanya beradu dengan Bu Vanya, mama Lucia.

"Selamat siang, Bertha. Rupanya, kamu datang bersama Lucia ya. Sudah saya duga sebelumnya, kalau kamu pasti yang sudah menyembunyikan dia di luar kota, benar tidak?!" tanya Bu Vanya tanpa memberi kesempatan pada Lucia dan Bertha duduk terlebih dahulu.

"Astaga, Ma! Mama kenapa menyalahkan Bertha atas apa yang sudah saya lakukan minggu lalu?!" tanya Lucia emosi.

"Luci! Tidak seharusnya kamu bertanya seperti itu pada mamamu! Lihat! Siapa orang yang sedang duduk di depan Papa sekarang?!" Ronald menatap tajam pada Lucia sambil menunjuk ke arah Kyung Joon yang duduk di depannya.

"Lucia! Kamu keterlaluan! Berani-beraninya kamu kabur pada saat acara pemberkatan sedang berlangsung!" hardik Kyungjoon dengan logat Koreanya.

"Ah, saya tidak mencintaimu Kyung Joon! Lagipula, untuk apa menikah dengan laki-laki yang sudah beristri?!" balas Lucia membela diri.

"Siapa yang bilang kalau saya sudah beristri?! Jangan bicara omong kosong, Luci!" Kyung Joon membelalakkan matanya, wajahnya juga memerah.

"Sekarang, cepat ikut saya ke Gereja untuk melangsungkan pemberkatan atau kalau tidak saya akan memecatmu dari perusahaan!" ancam Kyung Joon.

"Saya tidak mau! Silakan anda segera pergi dari sini, Mr. Kyung Joon! Saya tidak takut dengan ancaman kamu, detik ini juga saya resign dari perusahaan anda!" Lucia menolak.

"Oh, jadi kamu memilih resign daripada menikah dengan saya?? Kalau begitu, Bertha juga harus out dari perusahaan saya karena dia sudah sekongkol dengan kamu!" bentak Kyung Joon.

"Okay! Saya akan resign hari ini juga, Tuan Kyung Joon yang sombong dan sok tampan!" timpal Bertha jengkel.

"Baiklah, bagus sekali. Saya puas karena telah memecat dua orang sekaligus, si penipu dan temannya! Ingat Lucia, saya tidak akan membiarkan kamu menikah dengan pria manapun selain dengan saya!" ancam Kyung Joon lagi.

"Saya tidak takut, Kyung Joon. Kau mau mengancam saya atau tidak, saya akan tetap menikah dengan pria yang saya cintai dan tentunya dia masih single. Saya akan segera menemukannya di Yunani nanti!" Lucia menatap tajam ke arah Kyung Joon, sementara Bertha terdiam sambil menundukkan kepalanya.

Lucia bukan penipu, dia hanya menjauhi Kyung Joon karena sudah salah memilih Kyung Joon sebagai calon suaminya.

*****