Akhirnya, setelah Lucia bersembunyi di hotel selama beberapa hari, ia pun pulang ke rumah untuk membawa beberapa pakaian dan perlengkapan lain yang diperlukan waktu berlibur di Yunani nanti.
Sementara di tempat lain, Arya yang merasa suntuk dan jenuh memutuskan pergi membeli tiket di aplikasi dengan tujuan Yunani. Rencananya dia akan berangkat sekitar minggu depan dan hanya sendiri saja, tidak mengajak siapa siapa.
Arya ingin menenangkan pikiran di sana sambil melihat pemandangan laut yang indah terutama Laut Aegea, tempat syuting salah satu drama Korea tahun 2006 dulu di mana dirinya masih remaja ketika menonton drama itu.
Lucia memberanikan diri pulang ke rumah meski dia tahu dirinya akan dimaki-maki orangtuanya, tapi dia tidak peduli.
Bertha menawarkan bantuan padanya agar dia tidak sampai dimaki-maki orangtuanya, Lucia pun menerima tawaran Bertha. Dia merasa tidak bisa melakukan semuanya tanpa ditemani atau dibela oleh Bertha. Dia sendiri ingin menjelaskan kenapa sampai kabur dari acara pernikahan beberapa hari lalu.
Sesampainya di rumah, Lucia masuk ke ruang tamu di mana papa mamanya sedang mengobrol dengan Kyung Joon.
Keluarga Lucia adalah keluarga yang sibuk dalam kesehariannya. Meski mereka cukup peduli kepadanya, tapi mereka tidak segan-segan menegur Lucia jika dia berbuat salah, apalagi membatalkan pernikahan dengan orang kaya tampan macam Kyung Joon.
Bertha sengaja ijin setengah hari karena akan menjemput Lucia hari itu. Sebelum pulang, Lucia minta diantar Bertha ke airport.
"Tha, sebelum balik kita ke airport dulu ya.
Saya mau beli tiket ke Yunani," ucap Lucia datar.
"Oh, oke," jawab Bertha.
"By the way, bagaimana keadaan di kantor? Saya jadi trending topic minggu ini gak?" tanya Lucia penasaran.
"Hmm ... ya begitulah. Si tukang gosip meramaikan suasana, ha ha. Mungkin kamu harus resign secepatnya dari kantor, sebelum mereka mencibir kamu."
"Saya juga berpikir begitu kemarin, kalau saja saya punya muka tembok. Saya tidak mungkin resign cuma gara-gara Kyung Joon, uh ... kenapa saya salah jatuh cinta, sih," keluh Lucia.
"Astaga ... itu bibir jangan cemberut gitu dong. Jelek tau." Bertha terkekeh.
"Masa bodoh, mau jelek or not. I don't care."
"Jangan sampai orangtua kamu memarahi kamu, kamu kan bukan anak kecil lagi."
"Pastinya dong. Tenang saja, saya tidak akan kabur lagi kok, kalau mereka marah juga lawan saja. Lagipula cinta itu tidak bisa dipaksakan. Kalau tiba-tiba saya jadi ragu pas berhadapan dengan dia, apa saya salah gitu? Enggak kan?"
"Tidak, daripada nanti kamu salah memilih lebih baik batal married. Siapa tau nanti di Yunani kamu ketemu jodoh kamu yang pastinya jauh lebih baik dari Mr. Kyung Joon, he he." Bertha terkekeh lagi.
"Kamu mau ikut ke sana gak? Kalau mau, sekalian beli tiket dengan saya. Tapi ijin dulu ke Bu Susan ya, kalau saya cuma harus buat surat resign, lalu out dari kantor," ujar Lucia bersemangat.
"Hmm ... sebentar ya, saya pikir pikir dulu, Lus."
"Alright, up to you."
******
Sejam kemudian, mereka tiba di airport, setelah memarkirkan sedannya, Bertha dan Lucia langsung masuk ke dalam, ke tempat pembelian tiket.
"Lus, sepertinya saya juga mau berlibur, nih. Rencananya, kamu berapa lama di sana?"
"Belum tahu, mungkin dua atau tiga minggu."
"Astaga! Lama sekali, saya sih seminggu aja deh, nanti kalau kelamaan di sana bisa-bisa saya disemprot Bu Susan."
"Gak apa-apa, terserah kamu saja. Bebas kok, yang penting saya gak sendirian ke Yunaninya."
"Good, enjoy youself, Lucia. Jangan pernah nginget-nginget lagi Kyung Joon, ya. Kalo dipikir-pikir, kamu memang gak cocok sama dia." Bertha menepuk-nepuk bahu temannya.
"Yes, I think so. Ya udah, beli tiket dulu yuk," ajak Lucia.
Bertha cepat-cepat mengangguk, sementara di belakang mereka seorang pria tinggi dan keren sedang berjalan menuju loket tempat Lucia akan membeli tiket liburan ke Yunani.
"Ah, sial! Beli tiket dan booking hotel dari aplikasi susah banget tadi. Terpaksa gua ke sini padahal gua lagi sibuk, belom urusan si Ryan licik itu!" umpatnya Arya
Arya masih saja jengkel terhadap Ryan, si perebut tunangan orang. Kabarnya pernikahan Ryan dan Diana berjalan lancar, namun sesudah pernikahan itu Diana dibiarkan begitu saja oleh Ryan.
Diana tidak tahu kalau Ryan cuma memanfaatkannya sebagai balasan kepada Arya. Kali ini, Ryan bertemu dengan perempuan lain di bar.
Dia lagi-lagi mendekati dan merayu perempuan itu, sementara Ryan bersenang-senang bersama Alexa, Diana tidak diperbolehkan pergi ke mana-mana meski sekadar pergi ke kantor atau ke hotel milik ayahnya.
Bahkan Ryan menyuruhnya resign dari hotel agar dia tidak lagi berhubungan dengan Arya.
Arya berjalan gontai ke arah loket, sesekali dia menengok ke sana ke sini seperti sedang mencari seseorang. Apakah dia mengajak orang lain untuk bertemu dengannya di airport?
Lucia segera membeli tiket ke Yunani untuk dua minggu, Bertha juga membeli tiket yang sama dengannya. Arya terpaksa mengantri di barisan paling belakang, menunggu orang-orang itu selesai dengan urusannya masing-masing.
Akhirnya, tiket ke Yunani pun didapat, wajah Lucia bukan main senangnya melupakan Kyung Joon di sana. Bertha juga ikut senang tentunya.
"Tha, dont forget ya ... minta ijin dulu ke Bu Susan, Pak Daniel, Bu Ayen, sama si tukang gosip. Hahaha."
"Hushh ... kamu jail banget sih. Buat apa saya minta ijin ke cewe itu?? Gak sudi tahu." Bertha cemberut.
"Yah, mereka kan super kepo, pasti kalo gak dikasihtau mereka biasanya suka cari berita sendiri. Gimana caranya biar mereka gak kepo lagi, ya??"
"Gak tahu ... yang jelas kamu harus cepet-cepet resign, Lus."
"Sayang sekali saya harus resign cuma gara- gara Kyung Joon. Padahal karir saya lagi ok banget, minimal saya sekarang udah jadi asistennya Pak Daniel."
"Bukan ... kamu bukan cuma jadi asisten Pak Daniel, tapi juga asisten Bu Ayen."
"Ya, ya, berarti saya mesti bikin surat pengundurannya dua gitu? Satu buat Bu Ayen, satu lagi buat Pak Daniel."
"Iya, kamu mesti buat surat untuk mereka, dan buat Mr. Kyung Joon juga," balas Bertha.
Sehabis membeli tiket, mereka bergegas pergi ke mall untuk makan siang sebelum pulang ke rumah Lucia.
*****