Mi Ra masih menunggu Kyung Joon di Bandara Soekarno Hatta dengan sabar, ia mencoba menelepon Kyung Joon untuk kedua kalinya, namun tetap saja tidak ada jawaban dari pria itu.
Kyung Joon sibuk dengan masalahnya sendiri, dia sama sekali tidak menghiraukan panggilan dari tunangannya yang saat itu tengah berada di Jakarta. Sementara itu, Lucia dan Bertha sudah sampai di sebuah hotel berbintang, lalu Bertha segera memarkirkan kendaraannya di basement hotel.
Beberapa menit kemudian sesudah memarkirkan kendaraannya, Bertha membangunkan Lucia yang sedang tidur nyenyak di dalam mobilnya.
"Lus, bangun ... kita sudah sampai di hotel," ucap Bertha seraya mengguncang-guncangkan tubuh temannya.
Pikiran yang kacau, lelah, serta kekecewaan, bercampur menjadi satu di dalam hati Lucia sehingga dia ingin melupakan semua itu dengan cara melarikan diri dari rumah. Ia pun ingin tidur semalaman di tempat tidur yang empuk dan nyaman.
Bertha tahu bagaimana perasaan Lucia sekarang, tetapi Bertha juga merasa lapar setelah hampir satu jam lamanya dia berusaha untuk menghindari kejaran Kyung Joon.
Kali ini Lucia benar-benar terlelap dalam tidurnya, dia tidak bergeming sedikitpun ketika Bertha membangunkannya.
"Lucia, cepat bangun ... apa kamu mau tidur di sini dan tidak ingin tidur di kamar hotel? Luci ... aku lapar, kalau kamu seperti ini baiklah tidak masalah," gerutu Bertha.
"Bagaimanapun juga, semua ini adalah kesalahan Kyung Joon. Dia yang membuat masalah dengan Luci, tapi aku malah terlibat jauh ke dalam masalah mereka. Menyebalkan sekali ... seandainya saja dia tidak pernah datang dan tinggal di Indonesia," lanjut Bertha bersungut-sungut, dia duduk di jok mobilnya sambil menunggu Lucia bangun.
Untungnya, malam itu mereka sudah berada di basement hotel berbintang, kalau mereka masih berada di jalan raya mungkin saja Kyung Joon dapat menemukan jejak kedua wanita tersebut dengan mudah.
Kyung Joon bertekad tidak akan menyerah sebelum dirinya menemukan Lucia, wanita yang sudah membuatnya begitu terpikat sampai-sampai dia melupakan Mi Ra di negeri asalnya.
Sebagai seorang tunangan Kyung Joon, apakah keinginan Mi Ra untuk menyusul Kyung Joon ke Indonesia adalah tindakan yang salah? Jika Mi Ra mengetahui bahwa tunangannya telah berkhianat, bahkan hampir menikahi wanita lain di Indonesia bagaimana perasaan Mi Ra kelak?
Sebuah kebohongan pada akhirnya akan terungkap juga, meskipun Kyung Joon selalu menghindari Mi Ra dengan cara apapun. Mi Ra tidak ingin berlama-lama berdiri menunggu Kyung Joon datang ke bandara untuk menjemputnya, ia pun segera menghubungi Tuan Kwak yang sedang menonton TV bersama ibu Kyung Joon di ruang tengah.
"Kenapa dari tadi Kyung Joon sama sekali tidak menjawab teleponku?? Apa dia sudah melupakan aku atau mungkin dia sudah mempunyai wanita lain?" tanya Mi Ra pada dirinya sendiri, tiba-tiba Mi Ra merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh tunangannya.
Curiga? Sudah pasti Mi Ra mencurigai Kyung Joon karena selama setengah tahun ini, Kyung Joon agak sulit dihubungi baik melalui aplikasi chat, email, juga telepon seluler.
☆☆☆
Tuan Kwak terkejut bukan main ketika istrinya tiba-tiba menyodorkan ponsel ke arahnya. Tuan Kwak terlalu menikmati acara tv malam ini sehingga dia tidak menyadari jika Mi Ra meneleponnya berkali-kali.
Wajah Nyonya Ahn pucat dan matanya terbelalak, jantungnya juga berdegup kencang karena ia melihat nama Mi Ra tercantum di layar ponsel Tuan Kwak.
"Suamiku ... Mi--Mi Ra meneleponmu," ucap Nyonya Ahn terbata-bata.
Deg! Tuan Kwak langsung menoleh ke arah istrinya setelah mendengar nama calon menantunya itu.
"A--apa kau bilang?? Mi Ra meneleponku?? Aku harus berbuat apa sekarang?? Anak itu selalu saja membuat masalah di keluarga kita! Aku tidak tahu bagaimana caranya menjelaskan semua ini kepada Mi Ra, aku yakin jika Mi Ra pasti sudah mengetahui hubungan di antara Kyung Joon dan Lucia. Mau ditaruh di mana wajahku nanti??" Tuan Kwak mengeluh, ia menghela napas dalam-dalam.
"Aku pikir saat ini Mi Ra belum mengetahui hubungan mereka, mungkin dia meneleponmu karena sedang merindukan kita berdua atau mungkin ingin mengobrol dengan Kyung Joon," imbuh Nyonya Ahn mencoba menenangkan Tuan Kwak, sementara ia sendiri tidak dapat mengendalikan perasaannya. Rasa penasaran, bingung, dan gelisah muncul begitu saja di dalam hati Nyonya Ahn.
"Kalau begitu kau saja yang menjawab teleponnya, kau kan wanita sama seperti Mi Ra. Sebagai calon mertuanya, kau harus bisa mengerti perasaan Mi Ra sekarang," tukas Tuan Kwak, dia berkata begitu karena ingin menghindari berbagai pertanyaan yang akan ditanyakan oleh Mi Ra kepadanya.
"Baiklah, Suamiku," sahut Nyonya Ahn yang tersenyum tawar.
Malam ini akan menjadi malam yang paling menyebalkan bagi Kyung Joon. Setelah gagal menemukan Lucia dan Bertha di berbagai tempat yang biasa mereka datangi, bahkan hingga ke rumah orangtua Bertha, ditambah dengan kemunculan Mi Ra yang tiba-tiba, apakah Kyung Joon akan tetap mempertahankan pendiriannya untuk mengejar Lucia sampai ke manapun, kemudian menikahi wanita tersebut atau kembali pada Mi Ra?
~~~~~